PGN Saka Raih Penghargaan Low Carbon Initiative Atas Kepatuhan Proaktif

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka), anak perusahaan Subholding Gas Pertamina, baru-baru ini mendapatkan penghargaan Pilot Project Low Carbon Initiative (LCI) dari SKK Migas. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan program konservasi mangrove yang diinisiasi oleh Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL), anak usaha PGN Saka. Prosesi penyerahan penghargaan dilakukan oleh Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Eka Bhayu Setta, kepada General Manager SIPL sekaligus Direktur Operasi PGN Saka, Achmad Agus Miftakhurrohman, dalam rangkaian Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis SKK Migas-KKKS pada tanggal 5 Desember 2025.

Dalam sambutannya, Eka Bhayu menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam atas dedikasi serta kerja sama yang ditunjukkan oleh seluruh pihak. Menurutnya, penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa upaya konsisten dalam menjaga lingkungan dapat memberikan dampak positif yang signifikan, baik bagi ekosistem maupun masyarakat sekitar. “Penghargaan ini adalah bentuk pengakuan terhadap kerja keras tim yang terus konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan,” ujarnya.

PGN Saka dinilai unggul dalam penerapan program lingkungan yang terstruktur dan terencana. Program konservasi mangrove yang dijalankan tidak hanya berfokus pada penanaman, tetapi juga pada upaya pelestarian ekosistem pesisir secara menyeluruh. Dengan program ini, perusahaan berhasil mengurangi dampak abrasi, melindungi habitat flora dan fauna pesisir, serta memberdayakan masyarakat lokal melalui pembibitan mangrove secara mandiri. Setiap langkah program mengacu pada peta jalan restorasi ekosistem mangrove yang telah ditetapkan di Banyuurip Mangrove Center.

Achmad Agus Miftakhurrohman menegaskan bahwa penghargaan ini menjadi motivasi tambahan bagi PGN Saka untuk semakin memperkuat komitmen terhadap program-program keberlanjutan. “Konservasi mangrove bukan sekadar program jangka pendek, melainkan bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk menjaga keseimbangan ekosistem pesisir sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Keberhasilan program ini tidak lepas dari kolaborasi erat antara fungsi Health Safety Security Environment (HSSE) dan program Pelibatan Pengembangan Masyarakat (PPM). Kerja sama ini memastikan setiap kegiatan penanaman mangrove dilakukan sesuai dengan standar dan kriteria Low Carbon Initiative. Hingga saat ini, PGN Saka telah berhasil menanam lebih dari 70.000 pohon mangrove, angka yang melampaui target KPI perusahaan.

Selain itu, PGN Saka juga memperkuat komitmen lingkungannya melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pengelolaan keanekaragaman hayati di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Ujungpangkah, Jawa Timur. Langkah strategis ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjaga kelestarian alam sekaligus mendukung program pemerintah dalam pelestarian lingkungan pesisir.

Upaya PGN Saka dalam menjalankan program pilot project LCI dinilai sangat proaktif oleh SKK Migas. Hal ini sejalan dengan visi industri migas nasional untuk menjalankan operasi hulu secara aman, efisien, dan berwawasan lingkungan. Dengan pencapaian ini, PGN Saka tidak hanya menunjukkan eksistensinya sebagai perusahaan energi yang andal, tetapi juga sebagai pelaku industri yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.

Melalui program-program yang terus dikembangkan, PGN Saka berharap dapat menjadi pionir dalam penerapan praktik-praktik ramah lingkungan di sektor hulu migas. Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, perusahaan yakin bahwa pembangunan berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Aksi nyata seperti konservasi mangrove menjadi bukti bahwa industri dan alam dapat tumbuh beriringan, menciptakan keseimbangan yang bermanfaat bagi generasi sekarang dan masa depan.

Data Riset Terbaru 2024 menunjukkan bahwa program konservasi mangrove yang dijalankan perusahaan migas nasional mampu menyerap karbon hingga 1,2 juta ton CO2 per tahun. Studi dari KLHK menyebutkan ekosistem mangrove Indonesia menyimpan 3,5 miliar ton karbon, menjadikannya salah satu penyerap karbon terbesar di dunia. Infografis terbaru dari Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa sektor migas nasional telah mengimplementasikan 45 proyek Low Carbon Initiative dengan total penyerapan karbon mencapai 2,8 juta ton per tahun.

Program konservasi mangrove PGN Saka menjadi contoh nyata sinergi antara industri dan lingkungan yang saling menguntungkan. Upaya pelestarian ekosistem pesisir tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati tetapi juga menjadi solusi nyata dalam menghadapi perubahan iklim. Mari bersama wujudkan ketahanan energi sekaligus menjaga bumi untuk generasi mendatang melalui aksi nyata yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan