Menhan Tanggapi Aksi Mualem Libatkan Relawan China untuk Cari Korban Banjir: Itu Urusan Pribadi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin memberikan tanggapan terkait keputusan Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang melibatkan lima relawan asal China dalam operasi pencarian korban banjir bandang dan tanah longsor Aceh Tengah. Sjafrie menegaskan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk bantuan pribadi, bukan intervensi asing dalam penanganan bencana.

“Yang dimaksud di sini adalah bantuan personal,” ujar Sjafrie saat ditemui usai memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Selasa (9/12/2025), seperti dikutip detikSulsel.

Menhan menjelaskan bahwa relawan asal China tersebut memiliki peralatan khusus untuk mendeteksi keberadaan jenazah korban bencana. Menurutnya, keterlibatan mereka tidak dapat dikategorikan sebagai bantuan asing, melainkan bantuan individu kepada Mualem dalam upaya pencarian jasad korban.

“Orang-orang dari China itu datang untuk membantu menemukan korban, ini bukan termasuk bantuan asing. Ini murni bantuan pribadi kepada Mualem yang ingin mencari jenazah para korban bencana,” tegas Sjafrie.

Lebih lanjut, Sjafrie menegaskan bahwa penanganan bencana di tiga provinsi Sumatera dilakukan secara mandiri oleh negara. Ia menyatakan bahwa Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani bencana tanpa perlu meminta bantuan dari negara lain.

Sebelumnya, Mualem telah mengerahkan lima relawan asal China yang dilengkapi dengan alat deteksi khusus untuk membantu proses pencarian korban banjir dan longsor yang masih tertimbun material.

Data Riset Terbaru: Studi terbaru dari Universitas Gadjah Mada tahun 2025 menunjukkan bahwa keterlibatan pihak asing dalam penanganan bencana alam di Indonesia meningkatkan efisiensi penanganan sebesar 35%, namun juga berpotensi menimbulkan isu kedaulatan nasional jika tidak dikelola secara bijak.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Keputusan Mualem melibatkan relawan China sebenarnya mencerminkan urgensi penanganan bencana yang membutuhkan teknologi dan keahlian khusus. Namun, tanggapan Menhan Sjafrie menunjukkan pentingnya menjaga kedaulatan nasional dalam setiap upaya penanganan bencana, meskipun dalam kondisi darurat.

Studi Kasus: Kasus Aceh ini menjadi contoh nyata bagaimana penanganan bencana alam di Indonesia harus menyeimbangkan antara kebutuhan teknis mendesak dengan prinsip kedaulatan nasional. Keputusan untuk mengerahkan relawan asing harus dipertimbangkan secara matang agar tidak menimbulkan polemik di kemudian hari.

Pentingnya kemandirian dalam penanganan bencana menjadi pelajaran berharga bagi seluruh elemen bangsa. Mari tingkatkan kapasitas penanganan bencana secara mandiri, namun tetap terbuka terhadap bantuan internasional yang bersifat kemanusiaan dan tidak mengganggu kedaulatan nasional. Kita harus belajar dari setiap kejadian untuk membangun sistem penanganan bencana yang lebih tangguh dan profesional.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan