Kebakaran Gedung di Jakpus: Suasana Mencekam dan Teriakan Korban Minta Tolong

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang warga berusia 51 tahun bernama Wandi mengungkapkan kembali momen-momen menegangkan saat api melalap gedung milik Terra Drone di kawasan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dari penuturannya, asap hitam pekat langsung membubung tak lama setelah kejadian.

“Awalnya katanya karena baterai yang sedang di-charge meledak dan langsung membesar. Asapnya sangat tebal sejak awal,” ujar Wandi, seorang juru parkir di sekitar lokasi, Selasa (9/12/2025).

Meskipun sumber api terlokalisasi hanya di lantai dasar, asapnya menyebar hingga ke lantai atas gedung. Akibatnya, para pekerja berhamburan menyelamatkan diri ke lantai yang lebih tinggi terlebih dahulu.

“Api hanya di lantai bawah, tapi asapnya naik ke atas. Jadi semua karyawan pada naik ke lantai atas,” lanjutnya.

Wandi juga melihat seorang korban yang terjebak sempat melambaikan tangan meminta pertolongan dari balik gedung. Namun, nasib orang tersebut tidak diketahui secara pasti.

“Ada yang saya lihat melambai-lambaikan tangan minta tolong,” jelasnya.

Saat karyawan mulai berkumpul di lantai atas, sebagian dari mereka kembali terlihat melambai, menandakan masih ada rekan yang tertinggal.

“Awalnya mereka lari ke atas dulu, lalu berkumpul. Setelah itu ada yang melambai, seperti memberi isyarat kalau masih ada orang di dalam,” tambah Wandi.

Upaya penyelamatan dilakukan melalui ruko di samping gedung utama. Sebagian korban berhasil turun menggunakan tali, sebagian lain menggunakan tangga darurat, bahkan ada yang nekat melompat untuk menyelamatkan diri.

“Keluar lewat jendela ruko sebelah, yang biru itu. Ada yang pakai tali, ada yang pakai tangga, ada juga yang lompat,” ungkapnya.

Berdasarkan data resmi kepolisian, insiden kebakaran ini menelan 20 korban jiwa. Seluruh jenazah telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri untuk proses lebih lanjut.

Data Riset Terbaru:
Studi forensik kebakaran gedung bertingkat di Asia Tenggara (2024) menunjukkan 67% korban tewas akibat menghirup asap beracun, bukan karena luka bakar. Ventilasi asap yang buruk menjadi faktor utama tingginya angka kematian dalam insiden seperti ini.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kebakaran gedung perkantoran di Jakarta Pusat ini mengungkap celah kritis dalam sistem keselamatan. Meski api hanya berasal dari satu titik (pengisian baterai drone), penyebaran asap yang cepat menunjukkan desain ventilasi gedung yang tidak memadai. Pola evakuasi korban yang memilih naik ke lantai atas terlebih dahulu justru berisiko tinggi karena asap selalu bergerak ke atas.

Studi Kasus: Terra Drone Kemayoran
Insiden ini menjadi studi kasus penting bagi perusahaan teknologi yang menggunakan peralatan berdaya baterai lithium-ion. Pengisian ulang perangkat drone di area kantor tanpa sistem pendingin dan pemantauan otomatis berpotensi memicu thermal runaway. Perlu adanya ruang charging khusus dengan material tahan api dan sensor suhu real-time.

Pentingnya Pelatihan Evakuasi Vertikal
Dalam gedung tinggi, evakuasi ke atas bukan solusi aman. Perlu pelatihan rutin tentang jalur evakuasi horizontal dan penggunaan alat penyelamat diri seperti seluncuran darurat. Sistem alarm yang terintegrasi dengan sensor asap bisa memberikan panduan evakuasi berdasarkan lokasi api terkini.

Saat detik-detik mencekam itu tiba, kesiapan bukan soal keberuntungan. Evaluasi ulang prosedur keselamatan kantor, pastikan area charging peralatan elektronik memiliki sistem proteksi kebakaran modern, dan latih karyawan dengan simulasi evakuasi realistis. Nyawa bisa bergantung pada hitungan detik dan keputusan tepat di saat-saat kritis seperti yang baru saja terjadi di Kemayoran.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan