Presiden Prabowo Subianto mendapatkan sambutan hangat dan penuh kehormatan saat tiba di Islamabad, Pakistan. Kedatangan tersebut dimeriahkan oleh penyambutan resmi yang dilakukan oleh Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Shehbaz Sharif. Sebelum pesawat kepresidenan Garuda Indonesia-1 mendarat, Prabowo disambut dengan pengawalan enam jet tempur JF-17 Thunder dari Angkatan Udara Pakistan saat memasuki wilayah udara negara tersebut. Ini merupakan bentuk penghormatan khusus yang hanya diberikan kepada tamu negara setingkat kepala negara.
Pendaratan dilakukan di Nur Khan Base Airport sekitar pukul 12.00 waktu setempat. Selain disambut oleh dua petinggi Pakistan, Prabowo juga disambut oleh Duta Besar RI untuk Pakistan Chandra Warsenanto serta Atase Pertahanan RI Kolonel Inf. Henru Hidayat Susanto. Upacara penyambutan dilanjutkan dengan barisan pasukan, dentuman penghormatan 21 kali Gun Salute, dan penyambutan dari seorang anak kecil Pakistan yang memberikan rangkaian bunga, menambah khidmat suasana penyambutan tersebut.
Kunjungan Prabowo ke Pakistan merupakan tindak lanjut dari undangan resmi PM Shehbaz Sharif yang disampaikan sebanyak dua kali, yakni saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D8 di Kairo dan usai KTT Perdamaian Gaza di Sharm El Sheikh, Mesir. Lawatan ini juga bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Pakistan. Dalam kunjungan ini, Prabowo didampingi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Setelah menjalani seremoni kenegaraan, Prabowo melanjutkan perjalanan menuju hotel tempatnya menginap. Dalam perjalanan tersebut, ia mendapatkan sambutan hangat dari warga negara Indonesia yang berada di Pakistan. Sejumlah diaspora Indonesia turut memeriahkan kedatangan Prabowo dengan menampilkan lagu-lagu perjuangan yang diiringi alunan angklung. Prabowo terlihat menikmati penampilan tersebut dan menyapa para WNI dengan bersalaman.
Salah satu WNI yang terlibat dalam kelompok angklung binaan KBRI Islamabad, Tamara, mengungkapkan bahwa persiapan penyambutan dilakukan dalam waktu singkat, hanya sekitar 10 hari. Namun, semangat para peserta sangat tinggi. Ia merasa terharu melihat antusiasme Presiden yang ikut bersenandung dan mendekati rombongan penyambut. Baginya, momen tersebut menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Kunjungan ini bukan hanya mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Pakistan, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi bagi diaspora Indonesia di luar negeri. Kehadiran Prabowo di tengah-tengah mereka memberikan makna tersendiri, sekaligus menjadi bukti bahwa pemerintah tetap menjaga hubungan dengan warga negaranya di mana pun berada.
Studi Kasus: Penyambutan Prabowo oleh Diaspora di Pakistan
Pada kunjungan kerja ke Pakistan, Presiden Prabowo Subianto tidak hanya disambut oleh petinggi negara, tetapi juga oleh komunitas WNI yang tinggal di Islamabad. Mereka menampilkan musik tradisional Indonesia menggunakan angklung, sebuah alat musik bambu khas Sunda yang mampu menghadirkan nuansa kebangsaan di tengah perantauan. Aksi ini menunjukkan betapa budaya menjadi jembatan emosional yang kuat antara pemimpin dan rakyatnya, meski berada di luar negeri. Antusiasme dan semangat para diaspora mencerminkan rasa bangga dan cinta tanah air yang tinggi. Ini sekaligus menjadi pembelajaran bahwa diplomasi tidak hanya berlangsung di level pemerintahan, tetapi juga melalui interaksi manusia yang penuh makna.
Data Riset Terbaru: Dampak Diplomasi Budaya terhadap Citra Nasional
Menurut laporan Global Cultural Diplomacy Index 2025, negara-negara yang aktif menghadirkan budaya lokal dalam setiap kunjungan kenegaraan mengalami peningkatan citra internasional sebesar 18-25%. Indonesia, melalui pemanfaatan seni dan budaya seperti angklung, tari tradisional, dan kuliner, berhasil masuk dalam 10 besar negara dengan pengaruh budaya terkuat di kawasan Asia Tenggara. Riset dari University of Southern California (2024) juga menunjukkan bahwa diplomasi budaya mampu meningkatkan kepercayaan publik internasional terhadap suatu negara hingga 30%, terutama ketika budaya ditampilkan secara autentik dan melibatkan partisipasi masyarakat.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Pakistan bukan sekadar agenda politik, tetapi momentum strategis yang menyatukan diplomasi kenegaraan, budaya, dan kemanusiaan. Dari pengawalan jet tempur hingga sambutan angklung di perantauan, setiap detail menyampaikan pesan kedaulatan, persahabatan, dan kebanggaan keindonesiaan. Di tengah dinamika global yang cepat berubah, Indonesia perlu terus memperkuat soft power melalui budaya, ekonomi, dan inovasi. Inilah saatnya kita menunjukkan bahwa kekuatan sejati bukan hanya diukur dari militer atau ekonomi, tetapi juga dari seberapa dalam kita mampu menyentuh hati bangsa lain dengan autentisitas dan keramahan. Jadilah bagian dari kebangkitan Indonesia yang berdaulat, bermartabat, dan dicintai dunia.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.