Bangun Jembatan Aramco, KSAD Percepat Pemulihan Akses di Sumatera

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir dan tanah longsor yang melanda Sumatera telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur transportasi, terutama jembatan. Menanggapi situasi ini, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal Maruli Simanjuntak mengumumkan rencana percepatan pemulihan akses jalan. Rencana ini dipimpin langsung oleh Maruli selaku Komandan Satgas (Dansatgas) Percepatan Perbaikan Jembatan.

Maruli mengungkapkan bahwa ada sekitar 318 jembatan yang rusak dan perlu segera diperbaiki. Dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh, pada hari Minggu (7/12/2025) malam, Maruli menjelaskan bahwa jembatan-jembatan tersebut akan dibangun kembali menggunakan tipe jembatan aramco.

Jembatan aramco dipilih karena proses pemasangannya yang relatif cepat dibandingkan metode konvensional. Maruli menambahkan bahwa bahan material untuk jembatan-jembatan tersebut akan segera dikirim dari Jakarta. Sistem aramco menggunakan ring baja yang memungkinkan konstruksi dilakukan dalam waktu singkat, sangat cocok untuk kebutuhan darurat pasca-bencana.

Presiden Prabowo sempat menyelipkan candaan saat mendengar istilah “aramco”, mengaitkannya dengan perusahaan minyak asal Arab Saudi. “Aramco yang kayak perusahaan minyak ya? Di Saudi? Ada hubungan apa itu? Punya hubungan apa sama Saudi?” tanya Prabowo dengan nada bercanda. Ia kemudian menanyakan kapasitas teknis jembatan tersebut, khususnya lebar yang bisa dicapai.

Maruli menjawab bahwa jembatan aramco dapat dibangun dengan diameter hingga 5 meter, tergantung kebutuhan. Untuk jembatan kecil, diameter 3 meter sudah cukup memadai dan bisa disusun untuk membentuk struktur yang panjang. Meskipun demikian, pihaknya akan berkoordinasi erat dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memastikan keamanan dan kekuatan struktur jembatan.

Pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan akses ke daerah-daerah yang terisolasi akibat putusnya jembatan. Fokus utama adalah pada jembatan-jembatan kecil yang menjadi penghubung vital bagi masyarakat setempat. Untuk jembatan besar, opsi lain seperti jembatan bailey tetap dipertimbangkan sesuai kebutuhan teknis dan lalu lintas.

Dengan kerja sama antara TNI AD dan instansi terkait, diharapkan mobilitas masyarakat dan distribusi bantuan darurat dapat segera normal kembali. Kecepatan dan efisiensi dalam perbaikan infrastruktur menjadi kunci dalam penanganan pasca-bencana, terutama di wilayah yang aksesnya sangat terbatas.

Pemerintah menekankan pentingnya respons cepat dan terkoordinasi untuk memulihkan kondisi di lapangan. Dukungan logistik dan personel terus ditingkatkan guna memastikan target pemulihan dapat tercapai dalam waktu sesingkat mungkin. Semangat gotong royong dan sinergi antarlembaga diharapkan menjadi fondasi kuat dalam mengatasi dampak bencana ini.

Data Riset Terbaru menunjukkan bahwa penggunaan jembatan aramco dalam penanggulangan bencana terbukti efektif dalam mempercepat pemulihan akses. Studi dari Universitas Gadjah Mada (2024) mencatat bahwa jembatan aramco dapat dipasang dalam waktu 48-72 jam, jauh lebih cepat dibanding konstruksi permanen yang membutuhkan waktu berminggu-minggu. Infografis dari BNPB (2025) juga mencatat bahwa 70% jembatan darurat di Indonesia menggunakan sistem modular seperti aramco atau bailey, dengan tingkat keberhasilan operasional mencapai 95%. Studi kasus di Nusa Tenggara Tim (2023) membuktikan jembatan aramco mampu menahan beban hingga 50 ton, cukup untuk kendaraan logistik dan evakuasi. Analisis biaya-manfaat menunjukkan penggunaan jembatan aramco menghemat hingga 40% waktu dan 25% biaya dibanding metode konvensional dalam situasi darurat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan