Viral Pria Ngamuk di Bogor Ancam Habisi Nyawa Keluarga, Simak Faktanya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang pria yang tengah mengalami gangguan jiwa terlihat marah-marah di dalam sebuah rumah di Kecamatan Tamansari, Bogor, Jawa Barat. Kejadian tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian menyebar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, pria tersebut tampak berteriak-teriak di dalam kamar sementara seorang perempuan berusaha menghalangi agar ia tidak masuk.

Menurut keterangan warga sekitar, mereka merasa khawatir atas keselamatan ibu, istri, dan anak-anak pria tersebut karena takut amarahnya bisa membahayakan nyawa mereka. Iptu Jajang, Kapolsek Tamansari, membenarkan kejadian tersebut terjadi sekitar lima hingga enam bulan yang lalu. Pelaku marah-marah ternyata kakak kandung dari orang yang memviralkan videonya, sedangkan pihak yang memviralkan adalah adik ipar dari pria tersebut.

Pihak kepolisian telah melakukan pengecekan ke lokasi kejadian di Desa Sukajadi dan mendapati bahwa keluarga tersebut telah pindah ke Desa Pasir Eurih. Saat ini, pria tersebut telah diberikan obat oleh Puskesmas setempat agar tidak lagi mengalami episode marah-marah. Menurut Jajang, sebenarnya pihak keluarga telah ditawari untuk merawat pria tersebut di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) sebanyak tiga kali. Namun, setiap kali ditawari, keluarganya selalu menolak. Alasannya bervariasi, mulai dari tidak memiliki BPJS, tidak memiliki biaya, meskipun sebenarnya biaya tersebut telah ditanggung oleh Dinas Sosial. Bahkan, pada penawaran terakhir pagi harinya, keluarga masih menolak meskipun pria tersebut telah diberikan obat.

Data Riset Terbaru dari Kementerian Kesehatan RI (2025) menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa di Indonesia mencapai 9,8% dari total penduduk, namun hanya 25% yang mendapatkan penanganan medis yang memadai. Studi kasus serupa di Kota Bandung (2024) mencatat bahwa 60% keluarga pasien gangguan jiwa menolak rawat inap karena faktor stigma sosial dan ketidaktahuan tentang manfaat penanganan intensif.

Pentingnya edukasi kesehatan mental bagi masyarakat dan keluarga pasien menjadi kunci utama dalam menangani kasus seperti ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan jiwa, diharapkan keluarga tidak lagi menolak penanganan medis yang sebenarnya dapat menyelamatkan nyawa dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien maupun orang di sekitarnya.

Mari bersama kita pecahkan stigma tentang gangguan jiwa. Setiap manusia berhak mendapatkan pertolongan tanpa rasa malu atau takut dikucilkan. Dengan empati dan pengetahuan yang tepat, kita bisa menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan sesama. Jangan biarkan ketidaktahuan menghalangi seseorang mendapatkan hidup yang lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan