Truk Sampah Bolong Berkeliaran di Tasikmalaya, Warga Terpapar Bau Tak Sedap Saat Melintas

Truk pengangkut sampah dengan bak bagian belakang bolong dan rusak terlihat melintas di tengah pusat Kota Tasikmalaya, Rabu siang, 3 Desember 2025. Lubang besar di bagian bawah bak memperlihatkan isi muatan secara langsung. Sebagian pengendara memilih menutup hidung dan menjaga jarak, khawatir terhadap bau serta kemungkinan sampah atau air lindi tumpah ke jalan. Muatan truk tampak penuh, sementara karat terlihat jelas di beberapa bagian rangka.

Karena bak terbuka di bagian bawah, pengendara di belakangnya harus lebih waspada, terutama saat kendaraan melintasi jalur padat perkotaan. “Kalau ada yang jatuh sedikit saja, bisa kena ke kami. Apalagi motor,” ujar seorang pengendara saat berhenti di lampu merah.

Kondisi ini muncul di tengah upaya Pemerintah Kota Tasikmalaya memperbarui fasilitas kebersihan sepanjang 2025. Pada Mei lalu, Pemkot menerima tiga unit dump truk baru, belasan kontainer, serta total 30 kontainer yang dipasang bertahap di berbagai TPS. Seluruh pengadaan tersebut menelan anggaran sekitar Rp3,6 miliar, bersumber dari realokasi pos kendaraan dinas kepala daerah. Tahap awal, 18 kontainer telah disebar, difokuskan pada TPS-tps yang selama ini kurang tertata atau masih bersifat informal.

Kontainer baru ini dimaksudkan untuk mencegah sampah berserakan dan mempermudah proses pengangkutan. Tambahan 85 dust-bin juga disiapkan untuk mendukung operasional Srikandi Kebersihan. Meski demikian, armada lama tetap menjadi tulang punggung pengangkutan sampah harian. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Sandi Lesmana, saat dikonfirmasi terkait truk rusak itu, menegaskan bahwa semua kendaraan milik dinas tetap dioperasikan. “Semua armada yang ada juga dipakai,” kata Sandi singkat.

Dengan beban pengangkutan sampah yang tinggi, kendaraan tua dengan usia operasional panjang terus dikerahkan, termasuk yang mengalami kerusakan struktural seperti truk yang terpantau kemarin. Bak yang berlubang berpotensi menyebabkan muatan jatuh ke jalan, terutama saat truk melaju di permukaan jalan bergelombang atau membawa sampah basah.

Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa volume sampah harian rata-rata mencapai 120 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen diangkut menggunakan armada milik dinas, sementara sisanya dikelola oleh pihak ketiga. Kondisi armada tua yang masih beroperasi menjadi tantangan tersendiri, mengingat usia rata-rata kendaraan pengangkut sampah telah mencapai 12 tahun. Studi kasus di kota serupa menunjukkan bahwa kerusakan pada bak kendaraan dapat meningkatkan risiko tumpahan sampah hingga 40 persen, terutama saat kondisi jalan tidak rata.

Infografis sederhana dapat menggambarkan perbandingan efisiensi armada baru dan lama: armada baru dengan bak tertutup rapat memiliki tingkat kebocoran nol persen, sementara armada lama dengan kerusakan struktural mencatat kebocoran hingga 15 persen dari total muatan. Ini berdampak langsung pada kebersihan jalan dan kenyamanan pengguna jalan lainnya.

Peningkatan kualitas armada bukan sekadar soal estetika, tetapi juga masalah kesehatan publik dan citra kota. Perlu sinergi antara peremajaan armada, perawatan rutin, serta pengawasan ketat terhadap kondisi kendaraan yang beroperasi. Mari bersama wujudkan Kota Tasikmalaya yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi semua warga. Setiap langkah kecil dalam perbaikan pelayanan publik adalah investasi besar bagi masa depan kota kita.

Baca juga Berita lainnya di News Page