Di tengah hiruk-pikuk aktivitas belajar dan ekstrakurikuler yang padat, SMP Negeri 2 Kota Tasikmalaya secara diam-diam membangun transformasi besar di lingkungan sekolahnya. Tahun 2025 menjadi momen bersejarah bagi sekolah yang sudah lama dikenal inovatif dan aktif dalam kegiatan seni-budaya ini, setelah berhasil meraih Penghargaan Adiwiyata Mandiri—predikat tertinggi bagi satuan pendidikan yang mampu menerapkan pengelolaan lingkungan hidup secara utuh dan berkelanjutan. Penghargaan ini bukan hanya simbol; ia menjadikan SMPN 2 sebagai model nyata bagaimana pendidikan lingkungan bisa diintegrasikan ke dalam keseharian sekolah dan direplikasi oleh institusi lain.
Perjalanan panjang menuju pengakuan nasional ini berawal dari persoalan sehari-hari yang kerap diabaikan: menumpuknya sampah plastik di kantin, saluran air yang sering mampet saat musim hujan, serta minimnya ruang terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan siswa untuk pembelajaran di luar kelas. Alih-alih menunggu instruksi dari instansi terkait, guru, siswa, dan komite sekolah memilih jalan mandiri. Mereka mengidentifikasi permasalahan, merancang program dan anggaran, menyelipkan isu lingkungan ke dalam kurikulum, serta membangun rutinitas harian yang secara perlahan membentuk karakter cinta lingkungan di kalangan peserta didik.
Perubahan yang terjadi bukanlah proyek instan yang sekali berjalan lalu usai, melainkan proses sistematis yang lambat laun berubah menjadi budaya sekolah. SMPN 2 secara konsisten menghubungkan tema lingkungan hidup ke dalam seluruh mata pelajaran, baik yang bersifat intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Dalam ranah intrakurikuler, siswa diberi pemahaman konseptual tentang pentingnya menjaga dan mengelola lingkungan hidup. Sementara di ranah kokurikuler, mereka dilatih keterampilan praktis seperti mendaur ulang plastik, mengubah sampah organik menjadi kompos dan eco-enzim, serta memanfaatkan bahan bekas secara kreatif.
Sebuah terobosan unik muncul dari kegiatan ekstrakurikuler robotik. Dibimbing oleh guru pembina, para siswa tidak hanya belajar merakit robot, tetapi juga menghidupkan kembali sampah elektronik menjadi alat peraga pembelajaran. Mereka bahkan berhasil membuat sistem penyiraman tanaman otomatis berbasis sensor sederhana. Pendekatan seperti ini memungkinkan siswa tidak sekadar “tahu” tetapi benar-benar “melakukan”. Inilah fondasi penting agar kepedulian terhadap lingkungan tetap melekat bahkan setelah mereka menyelesaikan pendidikan di SMP.
Keberhasilan meraih Adiwiyata Mandiri juga tidak terlepas dari keterbukaan SMPN 2 terhadap keterlibatan pihak luar. Sekolah ini secara aktif menggandeng orang tua siswa, alumni, dan mitra lokal dalam berbagai kegiatan lingkungan. Salah satu kolaborasi unik bahkan terjalin dengan Boxom GmbH Jerman dalam proyek eksperimen taman vertikal. Keterlibatan komunitas luas ini tidak hanya memperkaya sumber daya, tetapi juga memperkuat aspek sosial dari pendidikan lingkungan. Tidak berhenti di situ, SMPN 2 juga giat melakukan pembinaan dan pengimbasan kepada sekolah-sekolah lain, menjadikan pencapaian mereka sebagai inspirasi sekaligus panduan bagi institusi pendidikan yang sedang memulai langkah serupa.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (Pusbangpendik) tahun 2024 menunjukkan bahwa sekolah penerima Adiwiyata Mandiri cenderung memiliki indeks keterlibatan siswa (student engagement) 27% lebih tinggi dibandingkan sekolah non-Adiwiyata. Riset ini melibatkan 120 SMP di seluruh Indonesia dan mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Temuan utamanya adalah integrasi lingkungan hidup ke dalam kurikulum secara holistik mampu meningkatkan motivasi belajar, kreativitas, dan rasa memiliki terhadap lingkungan sekitar.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Akar masalah lingkungan di sekolah—sampah, drainase, dan minimnya ruang hijau—sering kali dianggap remeh. Padahal, ketiga hal ini adalah laboratorium alami untuk membangun kesadaran ekologis. Alih-alih mengandalkan program seremonial, SMPN 2 membuktikan bahwa pendidikan lingkungan yang efektif justru lahir dari penyelesaian masalah nyata secara kolaboratif. Dengan menjadikan lingkungan sebagai guru, siswa belajar sistemik: mengamati, menganalisis, merancang solusi, dan mengevaluasi dampaknya. Inilah esensi dari pendidikan abad ke-21 yang sesungguhnya—bukan hanya hafalan materi, tetapi pembentukan karakter dan keterampilan hidup.
Studi Kasus: Daur Ulang Elektronik Jadi Alat Peraga Edukatif
Di bawah bimbingan guru pembina ekstrakurikuler robotik, sekelompok siswa SMPN 2 berhasil mengubah motherboard bekas, kabel sisa, dan komponen elektronik tak terpakai menjadi alat peraga praktikum fisika dan teknologi. Proyek ini tidak hanya mengurangi limbah elektronik, tetapi juga menjadi media pembelajaran interaktif bagi kelas reguler. Siswa kelas VII, misalnya, bisa langsung memahami konsep rangkaian listrik dengan memegang dan merakit kembali komponen nyata. Studi kasus ini kemudian diadopsi oleh tiga SMP di Kabupaten Tasikmalaya sebagai modul pembelajaran STEM berbasis lingkungan.
Infografis: Rantai Nilai Adiwiyata di SMPN 2
- Masalah: Sampah plastik di kantin → Solusi: Bank sampah + edukasi pemilahan
- Masalah: Drainase mampet → Solusi: Normalisasi got + penanaman rumput vetiver
- Masalah: Minim ruang hijau → Solusi: Vertikal garden + kelas terbuka
- Dampak: 85% sampah organik jadi kompos, 60% sampah plastik didaur ulang, 40% peningkatan ruang hijau dalam 2 tahun.
Menciptakan sekolah yang ramah lingkungan bukanlah soal membangun taman atau menempel stiker daur ulang. Ia adalah komitmen kolektif untuk mengubah cara kita belajar, mengelola ruang, dan membangun karakter. SMPN 2 Kota Tasikmalaya telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal kecil—dari sampah di kantin, dari got yang mampet, dari sejengkal tanah kosong. Kini giliran kita untuk bertindak: mulai dari sekolahmu, dari kelasmu, dari tempat dudukmu. Bumi ini butuh lebih banyak pelaku, bukan penonton. Jadilah bagian dari gerakan yang membawa dampak nyata.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.