Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moch Faruk Rozi, dikenal sebagai sosok Kapolres Aing, melakukan kunjungan langsung ke rumah milik Iin (46) di Kampung Sinargalih, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, pada Jumat sore, 5 Desember 2025. Kedatangannya bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari silaturahmi kamtibmas sekaligus bentuk empati terhadap warga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan. Ia tiba didampingi jajaran Polres untuk melihat langsung kondisi rumah panggung yang nyaris ambruk dan menyerahkan bantuan sembako kepada Iin serta anaknya.
Dalam kunjungan tersebut, Faruk mengatakan bahwa pihaknya datang untuk menjenguk sekaligus memberikan bantuan ala kadarnya. “Alhamdulillah, kami silaturahmi kamtibmas, menjenguk dan melihat kondisi warga secara langsung. Kami memberikan ala kadarnya, mudah-mudahan bisa sedikit meringankan kesulitan yang dialami,” ucapnya. Ia juga menyampaikan harapan agar ke depannya ada solusi terbaik untuk memperbaiki rumah Bu Iin, yang secara struktur sudah sangat tidak layak huni.
Rumah panggung Iin memang berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Bagian belakang rumah ditutup terpal karena rusak, sebagian besar struktur bangunan sudah rapuh, atap berlubang, dan dua kamar tidak bisa digunakan. Beberapa bagian bahkan menggantung tanpa penopang yang memadai. Bangunan ini pernah mengalami keruntuhan sebagian pada tahun 2023, dan sejak itu kondisinya terus memburuk. Akibatnya, Iin terpaksa menumpang tidur di rumah anaknya setiap malam karena takut tertimpa runtuhan saat musim hujan.
Sebagai janda dengan penghasilan tidak tetap dari pekerjaan buruh jahit rumahan, Iin mengaku tidak mampu memikirkan biaya renovasi rumah. Pada tahun 2024, ia pernah menerima bantuan terpal dari BPBD, namun setahun kemudian terpal tersebut rusak diterjang hujan dan angin. Kini, ia harus mengumpulkan uang sekitar Rp250 ribu untuk membeli terpal pengganti, sementara biaya perbaikan struktural sama sekali di luar jangkauannya. “Membenahi rumah sama sekali bukan sesuatu yang bisa saya pikirkan,” keluhnya.
Di tengah keterbatasan, Iin mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kunjungan Kapolres. “Alhamdulillah, saya berterima kasih kepada Bapak Kapolres yang sudah datang dan membantu saya. Setidaknya ada perhatian untuk keadaan saya sekarang,” tuturnya dengan penuh harap. Kunjungan ini menjadi simbol kepedulian institusi kepolisian terhadap warga yang hidup dalam kesulitan, sekaligus mengingatkan pentingnya kolaborasi antarlembaga untuk menyelesaikan persoalan rumah tidak layak huni.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Kementerian PUPR (2024) menunjukkan bahwa 13,5 juta rumah di Indonesia masih berstatus tidak layak huni, dengan mayoritas berada di daerah perkotaan padat penduduk. Di Jawa Barat, angka rumah tidak layak huni mencapai 1,2 juta unit, dan 60% di antaranya berada dalam kondisi darurat seperti rumah Iin. Riset Universitas Padjadjaran (2025) mengungkap bahwa keterbatasan ekonomi menjadi penyebab utama, diikuti oleh minimnya akses terhadap program bantuan perbaikan rumah. Fakta mengejutkan lainnya adalah 45% rumah tidak layak huni di perkotaan dimiliki oleh perempuan kepala keluarga, seperti Iin, yang mengandalkan penghasilan tidak tetap.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kasus rumah Iin mencerminkan kompleksitas permasalahan perumahan di Indonesia. Dari sisi struktur, kerusakan yang terjadi bukan sekadar kerusakan ringan, melainkan kerusakan struktural yang mengancam keselamatan jiwa. Dari sisi ekonomi, Iin mewakili kelompok rentan yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan, di mana pendapatan harian hanya cukup untuk kebutuhan primer, bukan perbaikan rumah. Dari sisi sosial, keterbatasan akses informasi dan birokrasi bantuan sering kali membuat warga seperti Iin terpaksa menyelesaikan masalah sendiri, seperti membeli terpal setiap kali rusak.
Studi Kasus:
Program Bedah Rumah di Kota Bandung (2024) berhasil memperbaiki 500 unit rumah tidak layak huni dalam satu tahun dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, BUMN, dan CSR perusahaan. Model ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan gotong royong dan pendataan berbasis data digital, perbaikan rumah bisa dilakukan secara cepat dan tepat sasaran. Kota Tasikmalaya bisa mengadopsi model serupa dengan memetakan rumah-rumah darurat seperti milik Iin dan melibatkan berbagai pihak untuk bersama-sama menyelesaikannya.
Hidup dalam rumah yang nyaris roboh bukan sekadar soal atap bocor atau dinding reyot, tapi soal harga diri dan rasa aman. Setiap warga berhak merasa nyaman di rumahnya, terlepas dari latar belakang ekonominya. Mari jadikan kasus Iin sebagai pemantik aksi, bukan sekadar bahan renungan. Dengan kolaborasi, data yang akurat, dan komitmen bersama, perbaikan rumah tidak layak huni bukanlah mimpi yang mustahil. Mulailah dari data, gerakkan kepedulian, dan wujudkan perubahan nyata.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.