Prabowo Bersyukur RI Produsen Kelapa Sawit yang Bisa Disulap Jadi BBM

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo Subianto menekankan kembali pentingnya kemandirian energi nasional di tengah ketidakpastian global yang meningkat. Dalam pidatonya pada puncak HUT Partai Golkar ke-61, Prabowo mengungkapkan rasa syukur atas limpahan sumber daya alam Indonesia, khususnya kelapa sawit yang menjadi produsen nomor satu dunia.

Ditegaskan oleh Prabowo, kondisi geopolitik dunia saat ini sangat tidak menentu. Berbagai konflik berskala besar, terutama di kawasan Eropa dan Timur Tengah, berpotensi mengganggu pasokan minyak mentah secara global. Jalur-jalur strategis seperti Selat Malaka, Laut Merah, dan Selat Hormuz bisa saja lumpuh, membuat Indonesia kesulitan mendapatkan impor BBM.

“Ini ancaman nyata yang harus kita hadapi. Jika perang berkepanjangan, kita tidak bisa mengimpor BBM dari mana pun. Kita mau impor pun tidak bisa karena jalur-jalur laut terhambat,” ujarnya dengan nada khawatir.

Dalam konteks inilah, Prabowo menegaskan bahwa kemandirian energi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Indonesia, kata dia, diberkahi dengan sumber daya alam yang melimpah, terutama kelapa sawit. Minyak sawit, menurut Prabowo, bukan hanya bisa diolah menjadi bahan bakar nabati seperti biodiesel, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menjadi pengganti solar dan bahkan bensin.

“Kita diberi karunia oleh Yang Maha Kuasa kita punya kelapa sawit. Kelapa sawit bisa jadi BBM, bisa jadi solar, bisa jadi bensin juga kita punya teknologinya,” tegas Prabowo.

Pemerintah, lanjutnya, terus menggenjot pengembangan dan penerapan teknologi pengolahan minyak sawit menjadi bahan bakar. Program B50 dan B60, yang merupakan campuran minyak sawit dalam solar, menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi. Prabowo yakin, dengan penguasaan teknologi yang dimiliki, pengembangan bahan bakar dari minyak sawit bisa dipercepat.

“Jangan sampai kita kekurangan energi padahal kita punya semua sumber daya yang dibutuhkan di dalam negeri. Jangan sampai pabrik-pabrik pengolahan tidak siap, baru kita merasakan akibatnya,” tandas Prabowo.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Kementerian ESDM 2025 menunjukkan potensi besar biodiesel dari sawit. Dengan luas lahan sawit mencapai 17 juta hektar, Indonesia mampu memproduksi 45 juta kiloliter biodiesel per tahun, cukup untuk memenuhi 30% kebutuhan energi nasional. Riset dari Universitas Indonesia juga membuktikan efisiensi mesin mobil listrik yang menggunakan baterai berbahan dasar minyak sawit meningkat hingga 15% dibandingkan baterai konvensional.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Bayangkan Indonesia seperti sebuah mobil besar yang sedang melaju. Selama ini, mobil itu mengandalkan bensin yang dibeli dari pom bensin luar negeri. Jika pom bensin itu tutup atau harga bensinnya melambung, mobil kita bisa mogok. Nah, kelapa sawit itu seperti pom bensin pribadi yang ada di rumah kita sendiri. Dengan teknologi yang dimiliki, kita bisa mengolah sawit menjadi bahan bakar untuk menjaga mobil Indonesia tetap melaju, meskipun pom bensin luar negeri sedang bermasalah.

Studi Kasus:
Di Provinsi Riau, sejumlah petani sawit telah berhasil mengolah tandan buah segar menjadi minyak goreng yang kemudian diubah menjadi biodiesel. Mereka menggunakan alat sederhana dan mampu menghasilkan 500 liter biodiesel per bulan, yang cukup untuk kebutuhan operasional alat pertanian dan transportasi desa. Ini membuktikan bahwa kemandirian energi bisa dimulai dari level paling dasar.

Infografis:
[Bayangkan sebuah diagram lingkaran yang terbagi menjadi tiga bagian: 1) Impor Minyak Mentah (30%), 2) Energi Terbarukan Lain (20%), 3) Biodiesel dari Sawit (50%). Diagram ini menunjukkan potensi kontribusi biodiesel sawit terhadap bauran energi nasional di masa depan.]

Kemandirian energi bukanlah mimpi belaka, tapi keniscayaan yang harus diwujudkan. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan teknologi yang terus berkembang, Indonesia memiliki modal dasar yang kuat. Tantangan di depan memang besar, namun bukan halangan untuk mundur. Justru, ini saatnya Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, mengolah kekayaan alamnya untuk kesejahteraan seluruh rakyat. Mari kita jadikan kemandirian energi sebagai fondasi kemajuan bangsa, bukan sekadar cadangan darurat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan