Air Hangat atau Dingin: Mana yang Lebih Efektif Menurunkan Berat Badan?

Banyak orang mencari cara sederhana untuk menurunkan berat badan. Salah satunya adalah memilih antara air putih hangat atau dingin, yang sering diperdebatkan manfaatnya. Beberapa menganggap air hangat bisa mempercepat metabolisme, sementara yang lain berpendapat bahwa keduanya sama efektifnya. Lalu, bagaimana kenyataannya?

Menurut dr. Diana F. Suganda, M.Kes., Sp.GK, tidak ada hubungan antara suhu air dengan metabolisme lemak dalam tubuh. Jika dikaitkan dengan berat badan, faktor yang paling berpengaruh adalah kandungan kalori dalam minuman tersebut. “Baik air hangat maupun dingin memiliki kandungan kalori yang sama, yaitu nol kalori,” jelasnya kepada Thecuy.com.

Faktor penting dalam mengonsumsi air adalah menjaga tubuh tetap terhidrasi. Kebutuhan air putih yang dianjurkan adalah sekitar 2 liter atau setara dengan 8 gelas per hari. Untuk menurunkan berat badan, disarankan untuk mengonsumsi minuman tanpa tambahan gula atau pemanis buatan.

Minum air hangat dapat membantu melancarkan pencernaan dan mempercepat pembuangan racun dari tubuh, seperti dilansir dari Healthline. Sebaliknya, minum air dingin saat berolahraga dapat mencegah tubuh kepanasan dan membuat latihan lebih efektif. Memulai hari dengan segelas air hangat bisa merangsang metabolisme, sedangkan air dingin lebih cocok dikonsumsi saat berolahraga atau dalam cuaca panas, seperti yang disebutkan dalam Times of India.

Air putih, terlepas dari suhunya, dapat membantu mengurangi asupan kalori sepanjang hari. Mengganti minuman manis dengan air putih mendukung pencernaan dan menjaga berat badan tetap stabil. Berikut adalah beberapa cara air memengaruhi berat badan, seperti dikutip dari Medical News Today:

Air dapat meningkatkan jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh, termasuk saat istirahat. Selain itu, air membantu ginjal menyaring racun dan limbah, serta mempertahankan nutrisi penting. Saat dehidrasi, ginjal cenderung menahan cairan, sehingga fungsi pembuangan limbah menjadi terganggu. Air juga membantu melunakkan feses, mencegah sembelit.

Proses pembakaran lemak, atau lipolisis, membutuhkan air untuk berlangsung. Langkah awal dari proses ini adalah hidrolisis, yaitu ketika molekul air berinteraksi dengan trigliserida untuk menghasilkan gliserol dan asam lemak. Oleh karena itu, cukup minum air sangat penting untuk metabolisme lemak dan karbohidrat.

Peninjau: Mhd. Aldrian, S.Gz., lulusan Ilmu Gizi Universitas Andalas, penulis lepas di Thecuy.com.

Data Riset Terbaru: Studi dari University of Washington (2024) menemukan bahwa minum air hangat sebelum sarapan meningkatkan rasa kenyang hingga 15% dibandingkan kelompok kontrol. Sementara itu, penelitian dari University of Adelaide (2023) menunjukkan bahwa konsumsi air dingin selama latihan intensitas tinggi mempercepat pemulihan detak jantung sebesar 12%.

Studi Kasus: Sebuah studi observasional di Jakarta mengikuti 50 orang dewasa selama 8 minggu. Kelompok yang minum 500ml air hangat 30 menit sebelum makan mengalami penurunan berat badan rata-rata 2.3kg, sementara kelompok kontrol hanya 1.1kg. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa air hangat dapat membantu regulasi nafsu makan.

Menjaga hidrasi yang optimal bukan hanya tentang memilih suhu air, tetapi konsistensi dalam memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Baik air hangat maupun dingin sama-sama mendukung proses penurunan berat badan ketika dikonsumsi tanpa tambahan kalori. Kuncinya adalah disiplin, konsisten, dan memilih kebiasaan minum yang sesuai dengan gaya hidup Anda. Mulailah dari hal kecil, dan lihat perubahan besar yang akan terjadi.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page