Pramono Anung Dorong Modifikasi Cuaca Skala Besar: Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Jadi Prioritas Utama

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengusulkan agar operasi modifikasi cuaca tidak terbatas pada wilayah Jakarta saja, tetapi diperluas hingga mencakup Bekasi dan Tangerang. Menurutnya, penanganan banjir dan mitigasi cuaca ekstrem tidak bisa dilakukan secara sektoral karena wilayah Jabodetabek memiliki keterkaitan erat satu sama lain.

“Jangan hanya Jakarta, tapi juga harus dilakukan di Bekasi dan Tangerang. Diperlukan sinergi dengan pemerintah pusat untuk mewujudkannya,” ujarnya saat membuka High Level Meeting (HLM) TPID dan TP2DD di Sari Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2025).

Ia menambahkan, berdasarkan data terbaru, curah hujan diperkirakan dapat mencapai hampir 300 mm pada bulan Januari mendatang. Angka ini tergolong sangat tinggi dan berpotensi memicu banjir di berbagai lokasi.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan upaya internal kota. Penanganannya harus kolaboratif, karena dampaknya saling berkaitan,” tegasnya.

Pemprov DKI, lanjutnya, telah melakukan sejumlah langkah antisipasi, termasuk pemberian peringatan dini terkait banjir rob yang diprediksi terjadi pada 4-5 Desember. Titik-titik rawan seperti Muara Angke dan Marunda telah dipetakan sebagai wilayah dengan risiko tinggi.

“Saya sudah menginstruksikan Dinas SDA dan BPBD untuk bersiaga. Puncak banjir rob diperkirakan terjadi besok pukul 09.00 pagi, sehingga mitigasi menjadi sangat penting,” jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Pramono juga menekankan bahwa bencana hidrometeorologi kini tidak lagi dapat diprediksi seperti masa lalu. Ia mengacu pada kejadian banjir besar di Eropa Barat hingga Asia Tenggara sebagai bukti bahwa perubahan iklim menuntut respons yang lebih agresif.

“Maka dari itu, sistem peringatan dini kita harus lebih kuat. Dan modifikasi cuaca ini menjadi salah satu instrumen penting,” pungkasnya.

Data Riset Terbaru:
Studi terkini dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) 2025 menunjukkan bahwa teknologi modifikasi cuaca (TMC) mampu mengurangi intensitas hujan hingga 30% jika diterapkan secara tepat waktu dan di area yang strategis. Di wilayah tropis seperti Indonesia, TMC paling efektif saat digunakan pada awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan lebat. Namun, kunci keberhasilannya terletak pada kerja sama lintas wilayah, karena sistem cuaca tidak mengenal batas administratif.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Banjir di Jakarta sering kali bukan hanya disebabkan oleh hujan di dalam kota, tetapi juga oleh curah hujan tinggi di hulu, seperti Bogor, Depok, dan Bekasi. Air mengalir ke hilir melalui sungai-sungai yang bermuara di Jakarta. Jika modifikasi cuaca hanya dilakukan di Jakarta, maka dampaknya terbatas. Dengan memperluas cakupan ke Bekasi dan Tangerang, kita bisa mengendalikan awan sebelum hujan turun di daerah yang menjadi sumber aliran air ke Jakarta. Ini adalah pendekatan sistemik, bukan lagi parsial.

Studi Kasus:
Pada musim hujan 2024, Jakarta mengalami banjir besar meskipun telah melakukan TMC. Analisis pasca kejadian menunjukkan bahwa hujan lebat terjadi di kawasan Bogor dan Bekasi, yang airnya mengalir ke Jakarta melalui Kali Ciliwung dan Kali Bekasi. Jika TMC dilakukan di hulu, potensi banjir bisa diminimalkan.

Infografis:
[Bayangkan sebuah diagram aliran sungai yang menunjukkan arah aliran air dari Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang menuju Jakarta. Diagram ini disertai dengan ilustrasi awan dengan tanda panah yang menunjukkan penyebaran kristal perak iodida untuk mengurangi intensitas hujan di area-area kritis.]

Menghadapi tantangan iklim yang semakin tidak pasti, kolaborasi lintas wilayah bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Dengan menggerakkan seluruh elemen—modifikasi cuaca, sistem peringatan dini, dan kesiapsiagaan masyarakat—kita bisa membangun Jakarta yang lebih tangguh. Jangan tunggu air sampai di depan pintu. Mulailah bertindak dari hulu, bersama, sekarang juga. Masa depan Jakarta ada di tangan kita semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan