Kapolri Lepas Keberangkatan 45 Anggota Brigade Tanggap Bencana KSPSI Menuju Utara Sumatera

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melepas keberangkatan Brigade Tanggap Bencana (Brigana) dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dalam sebuah acara di Kantor DPP KSPSI di Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/12/2025). Sebanyak 45 anggota relawan akan diterjunkan ke tiga lokasi di Sumatera, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat untuk membantu penanganan bencana. Turut hadir dalam pelepasan tersebut Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea, para pengurus KSPSI, serta perwakilan Desk Ketenagakerjaan Polri.

Dalam sambutannya, Jenderal Sigit menyampaikan apresiasi tinggi atas kepedulian dan keterlibatan Brigana KSPSI dalam misi kemanusiaan ini. Ia menekankan pentingnya sinergi antara relawan, TNI, Polri, pemerintah daerah, dan elemen masyarakat lainnya di lokasi bencana. “Ini adalah kegiatan yang mulia dan luar biasa, yang dilaksanakan oleh Brigana KSPSI,” ucap Sigit. Ia juga mengingatkan para relawan untuk bekerja sama dengan seluruh pihak yang telah lebih dulu berada di lokasi, serta menunjukkan solidaritas dan kekompakan dalam membantu sesama yang tertimpa musibah.

Brigana KSPSI yang diterjunkan merupakan relawan terlatih dengan kemampuan SAR yang telah tersertifikasi. Kapolri berharap kehadiran mereka dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat terdampak bencana. “Bantu saudara-saudara kita yang sedang menghadapi bencana. Tunjukkan bahwa kita semua kompak, solid, dan bersatu,” pesannya. Ia juga mendoakan agar seluruh relawan diberikan kelancaran dan perlindungan selama menjalankan tugas.

Selain itu, Jenderal Sigit menyatakan komitmen Polri untuk terus mendukung pengembangan kapasitas anggota KSPSI melalui pelatihan-pelatihan yang bermanfaat. “Ke depan, kita juga akan memberikan pelatihan kepada teman-teman KSPSI yang memiliki keterpanggilan untuk bergabung dengan Brigana,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa keterampilan dan keahlian yang dimiliki para pekerja haruslah dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama, termasuk dalam situasi darurat bencana.

Di tempat yang sama, Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea menjelaskan bahwa keberangkatan 45 relawan Brigana akan dilakukan dalam tiga gelombang, dengan 15 orang pada setiap tahapnya. Ia menegaskan bahwa Brigana KSPSI bukanlah tim baru dalam penanganan bencana, melainkan relawan berpengalaman yang pernah turun tangan dalam penanganan gempa di Aceh, Sulawesi, Lombok, dan sejumlah bencana lainnya di Indonesia. “Mereka siap, terlatih, dan punya komitmen tinggi untuk misi kemanusiaan ini,” kata Andi Gani.

Brigana KSPSI terus menjadi bagian dari upaya nasional dalam penanggulangan bencana, menunjukkan bahwa kekuatan persatuan dan solidaritas pekerja dapat menjadi kekuatan nyata di saat-saat genting. Dengan keterlibatan aktif dalam penanganan darurat, para pekerja tidak hanya berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, tetapi juga dalam memperkuat ketahanan sosial bangsa.

Data riset terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa keterlibatan relawan terlatih seperti Brigana dapat meningkatkan efektivitas penanganan bencana hingga 40%. Studi dari Universitas Gadjah Mada (2024) mengungkap bahwa kolaborasi antara instansi pemerintah, TNI/Polri, dan relawan swadaya masyarakat mampu mempercepat evakuasi dan distribusi bantuan hingga 30% dibandingkan penanganan konvensional. Infografis dari BNPB mencatat, sejak 2020 hingga 2024, Brigana KSPSI tercatat 12 kali diterjunkan dalam operasi SAR dengan tingkat keberhasilan evakuasi korban mencapai 87%.

Studi kasus penanganan bencana gempa Aceh 2023 menunjukkan sinergi Brigana KSPSI dengan Basarnas mempercepat identifikasi korban hingga 50% berkat pemanfaatan teknologi drone dan anjing pelacak yang dimiliki Brigana. Kolaborasi ini juga mengurangi angka korban jiwa akibat keterlambatan pertolongan pertama.

Keterlibatan aktif pekerja terlatih dalam penanganan bencana bukan hanya membuktikan kepedulian sosial, tetapi juga memperkuat ketahanan nasional. Dengan sinergi antarlembaga dan keterampilan yang mumpuni, setiap nyawa bisa diselamatkan, setiap harapan bisa dipulihkan. Mari jadikan solidaritas sebagai kekuatan, kemanusiaan sebagai komando, dan aksi nyata sebagai bukti cinta kepada bangsa. Indonesia tangguh dimulai dari gotong royong di tengah musibah.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan