Peru: Kontak Senjata Sengit Calon Presiden Melawan Pria Bersenjata

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Calon presiden (capres) Peru, Rafael Belaunde (50), nyaris menjadi korban pembunuhan saat mobil yang dia tumpangi diserang oleh pria bersenjata di kawasan selatan Lima. Beruntung, insiden mengerikan itu tidak mengakhiri nyawanya.

Belaunde mengaku bahwa penyerangnya menembaki mobil SUV-nya menggunakan sepeda motor. Dalam kejadian tersebut, dua pelaku melepaskan delapan hingga sembilan tembakan. Namun, kandidat presiden yang juga cucu dari mantan presiden Fernando Belaunde ini tidak tinggal diam. Ia membalas tembakan sebanyak 12 kali menggunakan senjata api pribadinya.

Tayangan televisi lokal memperlihatkan kaca depan mobilnya hancur akibat tembakan. Pecahan kaca bahkan melukai wajah dan pakaian Belaunde, meninggalkan noda darah. Meski demikian, dia menyebut luka-luka tersebut hanya goresan ringan yang didapat setelah insiden itu.

Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (2/12) di kota Cerro Azul, yang berjarak sekitar 130 kilometer dari ibu kota Lima. Belaunde sendiri mengaku tidak menerima ancaman apa pun sebelum penyerangan terjadi.

Dalam konteks politik, Belaunde bersaing dengan setidaknya 12 kandidat presiden lainnya dalam pemilihan umum yang akan digelar pada 12 April tahun depan. Namun, dalam berbagai jajak pendapat, namanya masih berada di peringkat bawah. Saat ini, dua kandidat yang paling unggul dalam survei adalah Rafael Lopez Aliaga, mantan wali kota Lima, dan Keiko Fujimori, putri dari mantan presiden Alberto Fujimori. Keduanya dikenal sebagai politisi sayap kanan yang vokal menjanjikan tindakan tegas terhadap kejahatan terorganisir.

Keiko Fujimori sendiri langsung mengutuk keras insiden tersebut melalui media sosial X. Ia menyebut aksi kriminal ini sebagai cerminan kekerasan yang selama ini dialami banyak warga Peru. Ia menegaskan bahwa kejahatan semacam ini harus diberantas dengan penegakan hukum yang penuh.

Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya gelombang kejahatan pemerasan di Peru dalam beberapa tahun terakhir. Banyak korban jatuh, terutama para pengemudi bus yang kerap ditembak jika perusahaan mereka menolak membayar uang perlindungan kepada kelompok kriminal.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data dari Institute for Economics & Peace (IEP) tahun 2024, tingkat kekerasan di Amerika Latin, termasuk Peru, meningkat 12% dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor transportasi menjadi salah satu yang paling rentan terhadap aksi kriminal terorganisir.

Studi Kasus:
Sebuah kasus serupa terjadi di Kolombia pada 2023, di mana seorang kandidat legislatif selamat dari serangan serupa. Analisis menunjukkan bahwa pelaku menggunakan pola yang hampir identik: serangan cepat menggunakan sepeda motor dan senjata api laras pendek.

Infografis:

  • 130 km: Jarak lokasi penyerangan dari pusat kota Lima
  • 12 tembakan: Jumlah tembakan yang dilepaskan Belaunde
  • 8-9 tembakan: Jumlah tembakan dari pihak penyerang
  • 12 kandidat: Jumlah total capres yang bersaing dalam pilpres 2026

Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi para calon pemimpin di kawasan Amerika Latin. Keamanan bukan lagi sekadar isu politik, tapi kebutuhan mendesak yang harus dijawab dengan kebijakan konkret. Dalam konteks demokrasi yang sehat, setiap kandidat berhak atas perlindungan yang memadai. Masyarakat pun perlu menyadari bahwa stabilitas keamanan menjadi fondasi utama bagi kemajuan bangsa. Saatnya semua pihak bersatu melawan kekerasan dan membangun masa depan yang lebih damai.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan