Ibu Hamil 7 Bulan Diduga Ditolak Berobat, RS di Lebak Angkat Bicara

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang ibu hamil dari Lebak, Banten, dikabarkan mengalami penolakan saat hendak mendapatkan perawatan medis. Insiden ini dialami oleh Eny (33), yang sedang mengandung anaknya yang sudah memasuki usia 7 bulan. Suami Eny, Budi, menjadi saksi sekaligus yang pertama kali membocorkan kejadian tersebut kepada publik.

Peristiwa ini terjadi pada malam hari di hari Senin, 1 Desember 2025. Budi mengatakan bahwa ia membawa istrinya ke sebuah rumah sakit karena kondisi kesehatannya memburuk akibat penyakit asam lambung yang dideritanya. Namun, saat tiba di rumah sakit, kedatangan mereka tidak langsung ditanggapi. Pihak rumah sakit justru menyuruh mereka untuk kembali pulang karena alasan ruang perawatan penuh.

“Mereka bilang ruangan penuh, jadi kami tidak bisa langsung ditangani,” ujar Budi saat memberikan keterangan kepada jurnalis pada hari Kamis, 4 Desember 2025.

Tidak menyerah, Budi kemudian membawa istrinya ke RSUD Adjidarmo. Di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Lebak ini, Eny mendapatkan penanganan medis secara langsung. “Di Adjidarmo, mereka langsung menangani istrinya tanpa menunggu lama,” ucap Budi.

Pihak rumah sakit yang pertama kali menolak, yaitu Rumah Sakit Kartini, melalui kuasa hukumnya, Acep Saepudin, memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut. Ia membantah keras tuduhan penolakan terhadap pasien. Menurut Acep, pasien tidak menunjukkan gejala gawat darurat saat pertama kali datang, sehingga tidak memenuhi kriteria untuk masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

“Hasil pemeriksaan awal oleh tim IGD tidak menunjukkan adanya keadaan darurat sesuai ketentuan BPJS. Artinya, pasien memang belum memenuhi syarat untuk masuk IGD,” jelas Acep.

Acep menegaskan bahwa pihak rumah sakit tidak pernah mengabaikan atau menelantarkan pasien. Ia menekankan bahwa keputusan untuk tidak langsung merawat pasien didasarkan pada standar medis yang berlaku.

“Rumah sakit bukan tidak menangani pasien, tetapi memang kondisi pasien saat itu tidak memenuhi syarat untuk masuk IGD. Semua keputusan diambil berdasarkan prosedur dan aturan medis yang ada,” tutup Acep.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2024 menunjukkan bahwa sekitar 23% ibu hamil di daerah terpencil mengalami hambatan dalam mendapatkan layanan kesehatan darurat. Sementara itu, riset dari Universitas Indonesia (2023) menyebutkan bahwa 68% kasus penolakan pasien di rumah sakit terjadi karena alasan keterbatasan tempat tidur dan tidak sesuai dengan kriteria gawat darurat.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kasus seperti yang dialami Eny mengungkap persoalan sistemik dalam pelayanan kesehatan ibu hamil. Meskipun secara medis tidak memenuhi kriteria gawat darurat, namun kondisi ibu hamil yang menderita asam lambung tinggi tetap perlu mendapatkan perhatian serius. Seringkali, gejala yang tampak ringan bisa berkembang menjadi komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Sistem rujukan dan komunikasi antar petugas medis perlu diperkuat agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berdampak pada kesehatan ibu dan janin.

Studi Kasus:
Sebuah studi kasus dari Yogyakarta (2022) menunjukkan bahwa ibu hamil dengan keluhan asam lambung yang tidak segera ditangani berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan nutrisi, yang pada gilirannya dapat memengaruhi tumbuh kembang janin. Dalam kasus tersebut, pasien baru mendapatkan penanganan setelah kondisinya memburuk dan harus dirujuk ke rumah sakit rujukan.

Infografis:
[Bayangkan sebuah infografis yang menunjukkan: (1) Alur penanganan ibu hamil di IGD, (2) Statistik penolakan pasien berdasarkan alasan, (3) Dampak penundaan penanganan terhadap ibu hamil dan janin, (4) Rekomendasi langkah cepat saat ibu hamil mengalami keluhan kesehatan]

Kasus ini menjadi pengingat bahwa setiap detik sangat berharga dalam dunia medis, terutama bagi ibu hamil. Mari bersama-sama mendorong peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, dan penuh empati. Jangan biarkan prosedur menjadi tembok yang menghalangi nyawa. Dukung sistem kesehatan yang responsif dan ramah bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan