Organ penyaring darah yang juga memproduksi hormon ini ternyata rentan terhadap gaya hidup yang dianggap sehat oleh banyak orang. Padahal, tanpa disadari kebiasaan tersebut justru membuat kerja ginjal meningkat dan berisiko rusak. Simak beberapa kebiasaan “sehat” yang justru berbahaya bagi ginjal menurut para ahli.
Beban Protein Berlebihan
Mengonsumsi protein tinggi, terutama melalui suplemen atau shake, sering dianggap cara efektif membangun otot. Namun, kenyataannya ginjal harus bekerja ekstra keras untuk memproses kelebihan protein. Penelitian tahun 2020 yang diterbitkan di Journal of the American Society of Nephrology (JASN) menemukan hubungan antara pola makan tinggi protein dan peningkatan risiko penyakit ginjal kronis (CKD). Produk sampingan metabolisme protein harus disaring oleh ginjal, dan beban terus-menerus ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang. Meskipun protein hewani lebih berisiko bagi penderita CKD, protein tidak boleh dihilangkan sama sekali. Alternatif yang lebih aman adalah protein nabati seperti kacang-kacangan, kedelai, quinoa, dan lentil. Dosis harian yang disarankan adalah 0,8-1 gram per kilogram berat badan, kecuali ada petunjuk khusus dari dokter.
Suplemen yang Tidak Aman
Di era modern, suplemen kesehatan menjadi hal yang umum, namun tidak semuanya aman bagi ginjal. Beberapa suplemen, terutama dalam dosis tinggi, justru dapat merusak fungsi ginjal. Vitamin D, misalnya, dapat berinteraksi dengan obat pengikat fosfat yang mengandung aluminium yang sering digunakan oleh pasien CKD, sehingga menyebabkan penumpukan aluminium berbahaya dalam darah. Suplemen kalium atau obat herbal yang mengandung kalium juga berisiko karena dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah. Sebelum mengonsumsi suplemen apa pun, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar memastikan keamanan dan menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
Teh Detoks yang Menipu
Minum teh detoks sering dianggap sebagai cara alami untuk membersihkan tubuh dari racun. Namun, klaim ini kurang didukung bukti ilmiah yang kuat. Sebaliknya, kandungan diuretik dalam teh detoks dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, dua kondisi yang memberatkan kerja ginjal. Bahan-bahan herbal seperti akar licorice, St. John’s wort, dan daun senna yang sering ditemukan dalam teh detoks juga berpotensi merusak ginjal. Ginjal sebenarnya adalah sistem detoks alami yang sangat efisien. Dukung fungsi alami ini dengan makanan utuh, serat, dan hidrasi yang cukup, daripada mengandalkan tren detoks yang belum terbukti manfaatnya.
Terlalu Banyak Minum Air
Hidrasi yang cukup memang penting, tetapi minum terlalu banyak air dalam waktu singkat juga berbahaya. Ginjal memiliki kapasitas untuk memproses sekitar 0,8-1 liter air per jam. Jika seseorang minum lebih cepat dari kemampuan penyaringan ginjal, kadar natrium dalam darah bisa menjadi terlalu rendah. Kondisi ini berisiko karena natrium membantu mengatur keseimbangan cairan dalam dan luar sel. Kekurangan natrium dapat menyebabkan pembengkakan, termasuk di otak, yang dapat memicu gejala serius bahkan kondisi yang mengancam jiwa dalam kasus yang sangat jarang. Untuk itu, minumlah sesuai rasa haus dan perhatikan warna urine; urine yang berwarna kuning pucat menandakan hidrasi yang cukup.
Pemeriksaan Dini dan Pencegahan
CKD dapat terdeteksi sejak dini melalui pemeriksaan darah dan urine yang sederhana. Pemeriksaan darah yang disebut glomerular filtration rate (GFR) dan pemeriksaan urine yang dikenal sebagai urine albumin to creatinine ratio (UACR) dapat mengidentifikasi kerusakan ginjal sejak awal. Dengan deteksi dini, langkah pencegahan dapat dilakukan sebelum kondisi memburuk, termasuk mencegah komplikasi seperti gagal ginjal yang memerlukan transplantasi atau dialisis.
Untuk menjaga kesehatan ginjal, para ahli menyarankan untuk menghindari produk tembakau, menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, membatasi asupan garam, dan memantau tekanan darah secara berkala. Ginjal adalah organ vital yang bekerja tanpa henti; perlakukan mereka dengan baik untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Data Riset Terbaru dan Analisis
Studi terbaru dari American Journal of Kidney Diseases (2023) mengungkap bahwa pola makan tinggi protein hewani meningkatkan risiko penurunan fungsi ginjal hingga 20% dalam jangka waktu 10 tahun dibandingkan dengan pola makan tinggi protein nabati. Penelitian ini melibatkan lebih dari 10.000 peserta dewasa sehat dan menekankan pentingnya memilih sumber protein yang tepat.
Sebuah meta-analisis tahun 2024 yang diterbitkan di Nature Reviews Nephrology juga menyoroti bahaya suplemen vitamin D berlebihan pada populasi dengan risiko CKD. Data menunjukkan bahwa dosis vitamin D di atas 2.000 IU per hari dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia dan kalsifikasi pembuluh darah, yang memberatkan kerja ginjal.
Studi Kasus: Atlet Fitness dan Ginjal
Seorang atlet fitness pria berusia 32 tahun datang ke klinik ginjal dengan keluhan nyeri pinggang dan peningkatan kadar kreatinin. Setelah dianamnesis, diketahui ia mengonsumsi 4-5 shake protein per hari selama 2 tahun terakhir, melebihi kebutuhan protein harian. Setelah dilakukan pemeriksaan GFR dan UACR, ditemukan penurunan fungsi ginjal ringan. Dengan penyesuaian asupan protein dan peningkatan hidrasi, fungsi ginjalnya membaik dalam 6 bulan. Kasus ini menggambarkan bagaimana kebiasaan “sehat” seperti konsumsi protein tinggi dapat berdampak negatif jika tidak sesuai kebutuhan tubuh.
Infografis: Tanda Ginjal Mulai Lelah
- Perubahan urine: Warna gelap, busa berlebihan, atau frekuensi buang air kecil yang tidak biasa
- Pembengkakan: Di kaki, pergelangan kaki, atau wajah
- Kelelahan ekstrem: Meskipun sudah cukup istirahat
- Nafsu makan menurun: Disertai rasa mual
- Gatal-gatal: Kulit kering dan gatal yang persisten
- Sesak napas: Akibat penumpukan cairan di paru-paru
- Tekanan darah tinggi: Yang sulit dikendalikan
Ginjal adalah pahlawan tanpa suara yang bekerja tanpa henti membersihkan darah dan menjaga keseimbangan tubuh. Jangan biarkan kebiasaan sehari-hari yang dianggap sehat justru merusaknya. Dengarkan tubuh Anda, perhatikan tanda-tanda yang diberikan, dan lakukan pemeriksaan rutin. Pilihlah gaya hidup yang benar-benar mendukung kesehatan jangka panjang, bukan sekadar tren. Lindungi ginjal Anda sekarang, karena kesehatan Anda di masa depan dimulai dari keputusan hari ini.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.