Banjir pesisir atau kerap disebut banjir rob kembali melanda kawasan pesisir Jakarta. Kali ini, genangan setinggi 40 sentimeter terpantau di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kondisi ini terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, menurut laporan Kasatgas BPBD Wilayah Jakarta, Vitus Dwi Indarto.
Vitus menjelaskan bahwa kondisi tersebut membuat kendaraan roda dua kesulitan melintas. Banyak pengendara sepeda motor mengalami kendala mesin mati karena terendam air. Sementara itu, kendaraan roda empat masih dapat menerobos genangan, meskipun harus berhati-hati.
Untuk mengatasi genangan, petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara dikerahkan. Mereka menggunakan dua unit pompa mobile dan satu unit pompa apung untuk menyedot air yang menggenang. Upaya penanganan ini dilakukan secara intensif untuk mempercepat surutnya air.
Selain Jakarta Utara, banjir rob juga merendam sejumlah wilayah di Kepulauan Seribu. BPBD DKI Jakarta mencatat ada sekitar 10 RT yang terdampak. Salah satu lokasi yang terkena dampak adalah Kelurahan Pulau Harapan, di mana genangan air mencapai 10 sentimeter. Petugas penanganan banjir juga telah diterjunkan ke lokasi untuk membantu evakuasi dan penanganan darurat.
Selain itu, tiga ruas jalan di Kepulauan Seribu juga tergenang. Pertama, Jalan Magit dan Elbok di RT 003 RW 03, Kelurahan Pulau Untung Jawa, dengan ketinggian air mencapai 15 sentimeter. Kedua, jalan di depan puskesmas dan samping lapangan futsal di RT 001 RW 03, Kelurahan Pulau Untung Jawa, dengan ketinggian air sekitar 10 sentimeter. Ketiga, Jalan RE Martadinata di depan Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, kembali terendam dengan ketinggian air mencapai 40 sentimeter.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memperingatkan bahwa puncak banjir rob diperkirakan akan terjadi pada hari berikutnya, tepatnya tanggal 5 Desember 2025, sekitar pukul 09.00 WIB. Ia meminta seluruh jajaran Dinas Sumber Daya Air meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat kesiapsiagaan di titik-titik rawan banjir.
Pramono juga mengingatkan bahwa banjir rob bisa terjadi bersamaan dengan hujan deras yang diprediksi akan melanda Jakarta pada pekan kedua Desember. Kombinasi antara air laut yang pasang tinggi dan curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan risiko genangan yang lebih luas dan berdampak lebih serius.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memantau kondisi banjir secara real-time dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada serta mengikuti arahan petugas di lapangan. Masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan agar saluran air tidak tersumbat dan dapat mengalirkan air dengan lancar.
Saat ini, pemerintah terus berupaya meminimalisasi dampak banjir dengan meningkatkan kapasitas pompa, memperbaiki saluran air, serta memperkuat sistem peringatan dini. Koordinasi antar instansi terkait juga ditingkatkan untuk memastikan penanganan banjir dapat dilakukan secara cepat dan efektif.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) 2025 menunjukkan bahwa frekuensi banjir rob di Jakarta meningkat 35% dibandingkan dekade sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan permukaan laut global sebesar 3,7 mm per tahun dan penurunan tanah di Jakarta yang mencapai 15-25 cm per tahun di beberapa wilayah pesisir. Proyeksi hingga 2030, kawasan pesisir Jakarta berpotensi tenggelam 50% jika tidak ada intervensi signifikan.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Banjir rob bukan sekadar masalah cuaca, tapi cerminan kompleks dari perubahan iklim, eksploitasi air tanah berlebihan, dan tata kota yang belum adaptif. Solusi jangka pendek seperti pompa air hanya mengatasi gejala, bukan akar masalah. Diperlukan pendekatan holistik yang menggabungkan mitigasi iklim, pengelolaan air tanah, dan pembangunan infrastruktur tahan banjir.
Studi Kasus:
Pada 2024, kawasan Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu mengalami banjir rob hingga 3 kali dalam sebulan. Sebagai respons, pemerintah setempat menginisiasi program “Rumah Panggung Tangguh Rob” yang melibatkan 120 kepala keluarga. Program ini tidak hanya meninggikan rumah, tetapi juga melatih warga dalam mitigasi bencana dan pengelolaan sampah. Hasilnya, kerugian ekonomi akibat banjir turun 60% dalam 6 bulan.
Infografis:
- Penyebab Banjir Rob: Kenaikan permukaan laut (45%), Penurunan tanah (40%), Curah hujan tinggi (15%)
- Dampak Ekonomi: Kerugian tahunan diperkirakan mencapai Rp 2,5 triliun dari sektor pariwisata, perikanan, dan properti
- Lokasi Rawan: Jakarta Utara (60%), Kepulauan Seribu (25%), Jakarta Timur (15%)
Banjir rob adalah peringatan nyata atas urgensi aksi iklim dan tata kota yang bijak. Jangan biarkan Jakarta tenggelam dalam kelalaian. Mulai dari mengurangi penggunaan air tanah, mendukung kebijakan hijau, hingga partisipasi aktif dalam penanggulangan bencana. Jakarta butuh aksi nyata, bukan sekadar harapan. Bersama, kita bisa jadikan kota ini lebih tangguh dan layak huni untuk generasi mendatang.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.