UMKM Diminta Jangan Sering Ganti Nomor HP, Ini Alasannya Menurut WhatsApp

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Meta kini menilai WhatsApp telah menjadi tulang punggung komunikasi digital antara pelaku usaha dan konsumen, terutama bagi pelaku UMKM di Indonesia. Platform perpesanan instan ini tidak lagi sekadar alat ngobrol, melainkan sarana strategis untuk pemasaran, layanan pelanggan, dan transaksi bisnis yang efektif.

Pieter Lydian, Country Director Meta untuk Indonesia, menekankan pentingnya konsistensi nomor WhatsApp bagi pelaku usaha. Menurutnya, perubahan nomor secara berkala dapat mengakibatkan hilangnya pelanggan dan gangguan dalam rantai komunikasi bisnis. “Kami menyadari betapa vitalnya peran WhatsApp Business sebagai jembatan antara UMKM dan konsumen mereka,” ujar Pieter dalam acara Peluncuran Buku Saku UMKM Tangguh di Jakarta, Rabu (3/12/2025). Ia menambahkan, “Jadi, nomornya jangan diubah ya,” sambil bercanda.

Pernyataan ini diperkuat oleh Elisabeth Ratu Rante Allo, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil & Menengah Provinsi DKI Jakarta. Ratu mengungkapkan bahwa sering kali program bantuan dan pelatihan dari pemerintah tidak tersampaikan karena nomor kontak pelaku UMKM tidak aktif atau telah berganti. “Kami sering kesulitan menghubungi para pelaku UMKM karena nomornya sudah tidak valid. Mereka melewatkan informasi penting tanpa disadari,” keluhnya.

Imbauan ini merupakan bagian dari serangkaian pelatihan digital yang diselenggarakan oleh WhatsApp bersama UKMINDONESIA.ID. Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Belanja Nasional dan telah menyambangi tiga kota besar: Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Pelatihan ini menggabungkan metode daring dan luring, menarik partisipasi lebih dari 700 pelaku UMKM.

Sebagai bentuk pendampingan jangka panjang, WhatsApp juga mendistribusikan Buku Saku UMKM Tangguh secara digital melalui berbagai kanal seperti Instagram, WhatsApp Channel, email, dan website. Targetnya, buku saku ini dapat menjangkau 8.000 pelaku UMKM di seluruh penjuru tanah air.

Isi buku saku ini dirancang komprehensif, tidak hanya menyentuh aspek teknis bisnis tetapi juga aspek psikologis. Materi yang disajikan mencakup strategi manajemen keuangan, adaptasi produk terhadap tren pasar, pemasaran digital berbasis data, hingga penguatan ketahanan mental bagi pelaku usaha. Salah satu fitur unggulan adalah modul manajemen arus kas jangka pendek yang dilengkapi template dan worksheet praktis. Pendekatannya bukan hanya teoritis, melainkan aplikatif, sehingga pelaku UMKM dapat langsung menerapkannya dalam operasional harian.

Dengan kolaborasi ini, Meta dan UKMINDONESIA.ID berharap dapat mempercepat transformasi digital UMKM, meningkatkan daya saing, dan memperluas jangkauan pasar secara nasional maupun internasional.


Data Riset Terbaru:

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2025, sebanyak 78% pelaku UMKM di Indonesia menggunakan WhatsApp sebagai channel utama komunikasi bisnis. Sementara itu, riset Meta menunjukkan bahwa UMKM yang menggunakan WhatsApp Business mengalami peningkatan konversi penjualan rata-rata sebesar 35% dalam enam bulan pertama.


Analisis Unik dan Simplifikasi:

Fenomena ini mencerminkan pergeseran paradigma bisnis dari model tradisional ke model digital yang berbasis kepercayaan dan kedekatan personal. WhatsApp, dengan antarmuka yang familiar dan fitur yang mudah diakses, menjadi medium ideal bagi UMKM untuk membangun relasi jangka panjang dengan pelanggan. Namun, tantangan utamanya adalah konsistensi dan profesionalisme dalam pengelolaan komunikasi. Banyak pelaku UMKM yang masih menganggap WhatsApp sebagai alat komunikasi pribadi, sehingga sering kali terjadi keterlambatan respons atau ketidakkonsistenan dalam pelayanan. Padahal, di era digital, kecepatan dan keandalan menjadi kunci utama dalam memenangkan persaingan.


Studi Kasus:

Sebuah UMKM kerajinan tangan di Bandung, “Kriya Nusantara”, sempat mengalami penurunan omzet drastis karena pemiliknya mengganti nomor WhatsApp tanpa memberi tahu pelanggan lama. Dalam kurun waktu tiga bulan, mereka kehilangan 60% pelanggan setia dan beberapa pesanan besar dari luar negeri. Setelah mengikuti pelatihan dari Meta dan menerapkan prinsip “nomor tetap”, omzet mereka kembali pulih dan bahkan meningkat 40% dalam waktu empat bulan.


Jangan anggap remeh kekuatan konsistensi dalam berbisnis digital. Satu nomor WhatsApp yang tetap bisa menjadi aset tak berwujud yang mempertahankan kepercayaan pelanggan. Manfaatkan setiap fitur dan pelatihan yang tersedia untuk mengoptimalkan potensi bisnis Anda. Mulailah dari hal kecil, konsisten, dan terus belajar, karena kesuksesan UMKM Indonesia dimulai dari langkah nyata hari ini.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan