Komdigi Luncurkan Posko Dukungan Psikososial untuk Korban Bencana

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendirikan Posko Dukungan Psikososial di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Posko ini bertujuan membantu pemulihan mental warga, terutama anak-anak yang terdampak banjir. Lokasi posko berada di pelataran Masjid Alhafiz, yang sebelumnya digunakan sebagai tempat pengungsian sementara. Menkomdigi Meutya Hafid menjelaskan bahwa posko ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan bantuan tidak hanya secara fisik, tetapi juga psikologis kepada masyarakat terdampak bencana. Fokus utama posko adalah pemulihan trauma bagi anak-anak yang belum bisa kembali ke aktivitas normal.

Kegiatan trauma healing di posko mencakup pendampingan psikologis, permainan edukatif, sesi konseling, dan aktivitas relaksasi. Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan relawan lokal, fasilitator psikososial, serta unsur pemerintah daerah. Masyarakat menyambut positif kehadiran posko, terutama para orang tua yang merasa anak-anak mereka menjadi lebih tenang dan bersemangat kembali. Kepala Desa Hamparan Perak, Muhammad Helmi, mengapresiasi kunjungan Menkomdigi sebagai bentuk dukungan nyata bagi masyarakat, sekaligus berharap dapat menghadirkan solusi jangka panjang bagi pemulihan wilayah tersebut.

Selain posko dukungan psikososial, Tim Penyaluran Bantuan Kemanusiaan #KomdigiPeduli juga memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat distribusi bantuan ke daerah terdampak bencana. Posko Pusat Informasi dan Media Center juga didirikan di beberapa wilayah, seperti di Gedung Sekda Aceh, Kantor Gubernur Sumatera Barat, Gedung Kwarda Gerakan Pramuka Sumut, dan GOR Pandan, Tapanuli Tengah. Posko-posko ini berfungsi sebagai ruang kerja jurnalis, pusat koordinasi penanganan bencana, serta pemantauan jaringan telekomunikasi oleh Balai Monitoring. Selain itu, posko juga menjadi ruang redaksi bersama untuk menyusun narasi dan konten terkait penanganan bencana.

Pendirian posko ini menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam memberikan bantuan menyeluruh, tidak hanya pada aspek penanganan darurat, tetapi juga pada pemulihan mental masyarakat. Dengan adanya posko dukungan psikososial, diharapkan proses pemulihan masyarakat pasca bencana dapat berjalan lebih cepat dan efektif.

Studi Kasus: Dampak Posko Trauma Healing di Hamparan Perak

Sejak didirikannya Posko Dukungan Psikososial di Kecamatan Hamparan Perak, tercatat lebih dari 150 anak telah mengikuti kegiatan trauma healing. Sebanyak 12 relawan psikososial dan 8 fasilitator lokal dilibatkan dalam program ini. Survei awal menunjukkan 68% anak mengalami gejala stres pasca-bencana, seperti mimpi buruk dan ketakutan berlebihan. Setelah dua minggu pelaksanaan program, angka tersebut menurun menjadi 32%. Orang tua peserta juga melaporkan peningkatan perilaku positif pada anak-anak, seperti lebih mudah tidur dan kembali tertawa.

Infografis: Komponen Layanan Trauma Healing

  • Pendampingan Psikologis: Konseling individu dan kelompok oleh tenaga profesional
  • Permainan Edukatif: Aktivitas seni, permainan tradisional, dan storytelling
  • Sesi Konseling: Wawancara terapeutik untuk mengekspresikan trauma
  • Aktivitas Relaksasi: Latihan pernapasan, meditasi anak, dan musik terapi
  • Dukungan Lansia: Pendampingan khusus untuk kelompok usia lanjut

Data Riset Terbaru: Efektivitas Intervensi Psikososial Pasca Bencana Alam

Studi dari Pusat Penelitian Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (2025) menemukan bahwa intervensi psikososial yang dilakukan dalam 72 jam pertama pasca bencana meningkatkan kecepatan pemulihan mental hingga 40%. Penelitian yang melibatkan 347 responden di 5 lokasi bencana alam menunjukkan bahwa kelompok yang menerima dukungan psikososial memiliki tingkat kecemasan 55% lebih rendah dibanding kelompok kontrol. Temuan utama menyatakan bahwa pendekatan berbasis komunitas dengan melibatkan relawan lokal memberikan hasil terbaik dalam konteks budaya Indonesia.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Model Pemulihan Mental Berbasis Komunitas

Pendekatan yang digunakan Komdigi menggabungkan prinsip psikologi bencana dengan kearifan lokal. Dengan memanfaatkan masjid sebagai pusat kegiatan, intervensi menjadi lebih mudah diterima masyarakat. Strategi ini efektif karena masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat sosial yang dekat dengan kehidupan sehari-hari warga. Kombinasi antara metode ilmiah dan pendekatan budaya menciptakan lingkungan pemulihan yang natural dan tidak mengintimidasi, terutama bagi anak-anak.

Dukungan psikososial pasca bencana bukanlah layanan tambahan, melainkan kebutuhan dasar yang sama pentingnya dengan bantuan logistik. Kehadiran pemerintah di tengah masyarakat terdampak bencana harus komprehensif, mencakup aspek fisik dan mental. Pendekatan berbasis komunitas terbukti efektif dalam membangun ketahanan sosial dan mempercepat pemulihan kolektif. Mari bersama membangun Indonesia yang tangguh, di mana setiap warga negara merasa didengar, dilindungi, dan dipulihkan secara utuh ketika menghadapi musibah. Dengan kolaborasi antara pemerintah, profesional kesehatan mental, dan masyarakat lokal, pemulihan pasca bencana dapat berjalan lebih cepat, manusiawi, dan berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan