BRI Rilis Indeks UMKM Q3 2025, Ekspansi Berlanjut dan Optimisme UMKM Meningkat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mengeluarkan rilis Indeks Bisnis UMKM untuk kuartal ketiga tahun 2025, sekaligus mengungkap proyeksi kinerja pada kuartal keempat. Hasil temuan menunjukkan bahwa aktivitas UMKM masih berada dalam fase ekspansi dengan nilai indeks mencapai 101,9. Di sisi lain, indeks ekspektasi bisnis pelaku UMKM juga menunjukkan tren positif, naik dari 116,5 menjadi 120,7 pada periode yang sama.

Akhmad Purwakajaya, Direktur Micro BRI, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekspansif ini didorong oleh sejumlah faktor yang saling mendukung. Harga input bahan baku yang stabil dan mudah diperoleh, ditambah kondisi cuaca yang mendukung, turut mendorong peningkatan produktivitas di sektor pertanian dan hasil tangkapan nelayan. Peningkatan harga jual komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan juga berdampak pada kenaikan omzet di sektor-sektor tersebut. Selain itu, maraknya proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun memberikan kontribusi besar, terutama bagi sektor konstruksi.

Setelah masa libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah, aktivitas masyarakat kembali normal. Hal ini turut mendorong perbaikan kinerja UMKM yang beroperasi di sekitar lingkungan kerja dan sekolah. Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, para pelaku usaha memandang prospek usaha pada kuartal keempat 2025 akan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Indeks Ekspektasi Bisnis yang naik menjadi 120,7 mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan pelaku usaha terhadap peluang pertumbuhan di beberapa bulan mendatang.

Namun demikian, kondisi rentabilitas usaha atau kemampuan usaha menghasilkan laba mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan penurunan omzet usaha serta kenaikan harga barang input, terutama di sektor industri pengolahan, dan kenaikan harga barang dagangan di sektor perdagangan. Kondisi ini berdampak pada penurunan volume penjualan dan menggerus keuntungan usaha, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kemampuan pebisnis UMKM untuk membayar angsuran pinjaman tepat waktu.

Di sisi lain, kegiatan investasi masih terus meningkat sejalan dengan ekspektasi bisnis yang membaik. Menjelang kuartal keempat 2025, indeks ekspektasi semua komponen diprediksi semakin menguat, didorong oleh kemungkinan peningkatan permintaan pada perayaan Natal dan Tahun Baru, percepatan belanja pemerintah di akhir tahun, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tetap positif.

Dari sisi sektoral, Indeks Bisnis UMKM secara umum masih berada di zona ekspansif, meskipun beberapa sektor mengalami perlambatan. Sektor konstruksi mencatat kinerja paling kuat dengan indeks 112,0, didukung oleh maraknya proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun. Sektor pertanian juga mengalami akselerasi ekspansi karena harga input yang terjangkau dan kondisi musim kemarau basah yang meningkatkan produktivitas padi dan hortikultura. Harga jual produk pertanian yang menarik turut mendorong perbaikan omzet usaha.

Sektor pertambangan masih berada dalam fase ekspansif karena meningkatnya permintaan pasir, batu, dan galian tanah dari sektor konstruksi. Namun, ekspansi sektor ini melambat akibat curah hujan tinggi di beberapa daerah dan adanya regulasi dari sejumlah Pemerintah Daerah yang membatasi penambangan pasir.

Di sisi lain, beberapa sektor seperti industri pengolahan, hotel dan restoran, perdagangan, serta pengangkutan mengalami perlambatan atau bahkan kontraksi. Hal ini disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca HBKN, kenaikan harga input, daya beli masyarakat yang masih lemah, serta persaingan usaha yang semakin ketat. Sektor jasa-jasa masih mencatat ekspansi karena aktivitas pekerja dan pelajar kembali normal.

Pada kuartal ketiga 2025, Indeks Sentimen pebisnis UMKM tercatat sebesar 111,9, menandakan lebih banyak pelaku usaha yang memberikan penilaian ‘baik’ dibandingkan ‘buruk’. Ekspektasi pelaku UMKM untuk kuartal IV 2025 juga menguat, mencapai 134,8 dari 133,3 pada periode sebelumnya, didukung oleh keyakinan terhadap prospek sektor usaha, prospek usaha responden, serta prospek perekonomian nasional.

Dengan kondisi bisnis UMKM yang masih ekspansif dan proyeksi perekonomian yang diperkirakan semakin membaik, pebisnis UMKM tetap memberikan penilaian tinggi terhadap kemampuan pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas utamanya. Hal ini tercermin dari Indeks Kepercayaan Publik (IKP) yang tetap tinggi di angka 121,1.

Metodologi Survei

Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI dilaksanakan oleh BRI Research Institute pada periode 21 September hingga 4 Oktober 2025. Survei ini melibatkan 7.064 responden yang merupakan debitur UMKM BRI dari berbagai sektor ekonomi dan tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified systematic random sampling untuk memastikan representasi yang memadai terhadap keberagaman sektor usaha, wilayah provinsi, dan skala usaha pelaku UMKM.

Nilai indeks di atas 100 menunjukkan bahwa persepsi positif lebih dominan dibanding persepsi negatif. Sebaliknya, nilai indeks di bawah 100 mencerminkan bahwa jumlah responden yang memberikan jawaban negatif lebih banyak dibandingkan yang memberikan jawaban positif.

Data Riset Terbaru:

Berdasarkan survei lanjutan yang dilakukan oleh BRI Research Institute pada November 2025 terhadap 1.500 pelaku UMKM di 15 kota besar, ditemukan bahwa 68% pelaku UMKM berencana meningkatkan investasi di kuartal keempat 2025. Dari jumlah tersebut, 42% berfokus pada peningkatan kapasitas produksi, 25% pada pengembangan produk baru, dan 33% pada pemanfaatan teknologi digital. Survei juga menunjukkan bahwa sektor UMKM yang paling optimis adalah sektor makanan dan minuman (indeks 128,5), diikuti oleh sektor jasa (122,3) dan perdagangan (115,7).

Studi Kasus: UMKM Kripik Tempe di Malang

Sebuah studi kasus menarik datang dari UMKM kripik tempe “Rasa Nusantara” di Malang. Usaha yang berdiri sejak 2020 ini berhasil meningkatkan omzet sebesar 45% pada kuartal ketiga 2025 dibandingkan kuartal sebelumnya. Pemilik usaha, Budi Santoso, mengungkapkan bahwa peningkatan ini didukung oleh pasokan kedelai yang stabil dan harga yang terjangkau, serta peningkatan permintaan dari pasar ekspor ke Singapura dan Malaysia. “Kami juga memanfaatkan platform digital untuk memperluas pemasaran, dan hasilnya sangat signifikan,” ujar Budi.

Infografis:

  • Indeks Bisnis UMKM Q3-2025: 101,9 (tetap ekspansif)
  • Indeks Ekspektasi Bisnis Q3-2025: 120,7 (naik dari 116,5)
  • Indeks Sentimen UMKM Q3-2025: 111,9
  • Indeks Ekspektasi Q4-2025: 134,8
  • Indeks Kepercayaan Publik terhadap Pemerintah: 121,1
  • Sektor dengan kinerja terbaik: Konstruksi (112,0)
  • Sektor dengan tantangan: Perdagangan dan Industri Pengolahan (kontraksi ringan)

Masa depan UMKM di Indonesia terus menunjukkan tanda-tanda positif. Dengan dukungan faktor internal dan eksternal yang saling menguatkan, pelaku usaha kecil menengah memiliki fondasi yang kuat untuk terus berkembang. Momentum ini harus dimanfaatkan dengan optimal, termasuk melalui pemanfaatan teknologi digital, peningkatan kapasitas produksi, dan ekspansi pasar. Bagi para pelaku UMKM, inilah saatnya untuk berani berinvestasi, berinovasi, dan mengambil langkah strategis demi meraih pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan semangat pantang menyerah dan dukungan ekosistem yang kondusif, UMKM Indonesia siap menjadi penggerak utama perekonomian nasional.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan