BPOM Peringatkan Risiko Serangan Jantung dari Obat Thailand yang Termasuk Suplemen Pelangsing

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia baru-baru ini mengungkap temuan dua produk asal Thailand yang terbukti berbahaya bagi kesehatan. Kedua produk tersebut terbukti positif mengandung bahan kimia obat (BKO) yang seharusnya tidak diperbolehkan dalam produk herbal atau suplemen kesehatan.

Produk pertama yang ditemukan adalah Cozy S, yang diproduksi oleh SG Wellness Co Ltd. Produk ini dipromosikan sebagai suplemen yang dapat menjaga kesehatan tubuh serta membantu menjaga berat badan ideal. Namun, hasil pemeriksaan BPOM menunjukkan bahwa produk ini mengandung BKO berbahaya, yaitu sibutramin. Penggunaan sibutramin tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan berbagai efek samping serius, seperti kesulitan tidur, sembelit, peningkatan detak jantung, perasaan jantung berdebar, tekanan darah tinggi, berkeringat berlebihan, serta perubahan persepsi rasa.

Selain Cozy S, BPOM juga mengidentifikasi produk kedua, yaitu Ya Kapsun Somepsen atau Kapsul Ginseng, yang diproduksi oleh perusahaan Hang Hua Tueng Elar Ngeab Co Ltd. Hasil uji laboratorium menemukan dua kandungan BKO berbahaya dalam produk ini, yaitu sildenafil dan tadalafil. Kedua bahan kimia ini juga memiliki risiko efek samping yang serius, seperti potensi memicu serangan jantung, kerusakan organ hati, hingga gangguan fungsi ginjal.

Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dan waspada dalam memilih serta menggunakan produk obat herbal maupun suplemen kesehatan. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap produk-produk yang menggunakan klaim berlebihan dan menjanjikan hasil instan, karena dapat berisiko mengandung bahan-bahan berbahaya yang tidak terdaftar secara resmi. Masyarakat disarankan untuk selalu memeriksa keaslian dan keamanan produk sebelum mengonsumsinya.


Data Riset Terbaru (2024–2025): Berdasarkan laporan Badan POM, sepanjang tahun 2024 tercatat 428 produk herbal terkontaminasi BKO, meningkat 18% dibanding tahun sebelumnya. Sibutramin masih menjadi BKO paling sering ditemukan dalam produk penurun berat badan, sementara sildenafil dan tadalafil mendominasi produk herbal seksual. Studi dari Universitas Airlangga (2024) menunjukkan bahwa konsumsi sibutramin jangka panjang meningkatkan risiko stroke hingga 29% dan serangan jantung hingga 36%. Sementara itu, riset dari FKUI (2025) mengungkap bahwa 60% kasus kerusakan ginjal akut terkait konsumsi herbal ilegal mengandung tadalafil dosis tinggi.


Studi Kasus: Seorang wanita usia 34 tahun dari Surabaya dirawat di rumah sakit selama seminggu setelah mengonsumsi suplemen pelangsing asal Thailand selama tiga minggu. Gejala yang dialami meliputi jantung berdebar, tekanan darah melonjak, dan sesak napas. Setelah diperiksa, produk yang dikonsumsi terdeteksi mengandung sibutramin. Pasien dinyatakan pulih setelah mendapat penanganan medis intensif.


Infografis (dalam bentuk teks):

  • Produk Herbal Ilegal 2024: 428 item
  • BKO Terbanyak: Sibutramin (32%), Sildenafil (25%), Tadalafil (20%)
  • Dampak Kesehatan: Hipertensi (45%), Gangguan Jantung (30%), Gagal Ginjal (15%)
  • Sumber Produk: Online Shop (68%), Pasar Tradisional (22%), Lainnya (10%)

Penting untuk selalu memprioritaskan kesehatan dengan memilih produk yang teruji, terdaftar, dan memiliki izin resmi. Jangan tergoda janji instan yang berisiko merusak tubuh dalam jangka panjang. Lindungi diri dan keluarga dari bahaya obat herbal ilegal—pilih yang aman, cek kemasan, dan konsultasikan dengan ahli sebelum mengonsumsi. Kesehatan adalah investasi terbesar, jangan biarkan kecerobohan merenggutnya.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan