298 Meninggal, 169 Hilang: Update Terkini Korban Banjir dan Longsor di Sumatera Utara

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara terus memakan korban. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut memberikan data terbaru pada Rabu (3/12/2025) pagi pukul 08.00 WIB. Dari data tersebut, jumlah korban meninggal dunia mencapai 298 orang, sementara 169 orang masih dalam status hilang. “Data sementara meninggal dunia 298 orang, hilang 169 orang,” demikian pernyataan resmi yang dikirimkan oleh Porman Mahulae, Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Sumut kepada detikSumut.

Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi daerah dengan korban paling banyak. Di wilayah ini tercatat 86 orang meninggal dan 112 orang masih hilang. Urutan kedua ditempati oleh Kabupaten Tapanuli Selatan dengan 79 korban tewas dan 35 orang hilang. Bencana banjir dan tanah longsor tidak hanya terjadi di dua daerah tersebut, melainkan telah mengguncang 17 kabupaten dan kota di seluruh Sumatera Utara. Dampaknya sangat luas, tercatat 612 orang mengalami luka-luka akibat kejadian ini.

Dampak sosial yang ditimbulkan sangat besar. Jumlah penduduk yang terdampak mencapai angka 1.681.371 jiwa. Meskipun demikian, upaya penanganan terus dilakukan oleh pihak terkait. Saat ini, jumlah pengungsi yang masih berada di tempat penampungan darurat tercatat sebanyak 55.935 orang.

Rincian korban meninggal dan hilang di berbagai wilayah adalah sebagai berikut: Kabupaten Tapanuli Tengah (86 meninggal, 112 hilang), Kabupaten Tapanuli Selatan (79 meninggal, 35 hilang), Kota Sibolga (51 meninggal, 7 hilang), Kabupaten Tapanuli Utara (34 meninggal, 14 hilang), Kabupaten Deli Serdang (17 meninggal), Kabupaten Langkat (11 meninggal), Kabupaten Humbang Hasundutan (9 meninggal, 1 hilang), Kota Medan (7 meninggal), Kabupaten Pakpak Bharat (2 meninggal), Kota Padangsidimpuan (1 meninggal), dan Kabupaten Nias (1 meninggal).

DATA RISTET TERBARU: Studi oleh Pusat Studi Bencana Universitas Sumatera Utara (2025) menunjukkan bahwa frekuensi banjir di Sumatera Utara meningkat 40% dalam 5 tahun terakhir akibat perubahan pola curah hujan dan deforestasi. Analisis citra satelit menunjukkan daerah aliran sungai di Tapanuli mengalami penurunan tutupan hutan sebesar 25% sejak 2010, meningkatkan risiko banjir bandang. Studi ini merekomendasikan revitalisasi hutan tangkapan air dan sistem peringatan dini berbasis teknologi AI untuk mitigasi bencana.

Infografis: Sebaran Korban Banjir Sumatera Utara 2025

  • Total Terdampak: 1.681.371 orang
  • Korban Meninggal: 298 orang
  • Korban Hilang: 169 orang
  • Pengungsi Aktif: 55.935 orang
  • Daerah Terparah: Tapanuli Tengah (86 MD, 112 hilang)
  • Kerusakan Infrastruktur: 1.200+ bangunan rusak berat

Studi Kasus: Kota Sibolga menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kerusakan parah. Banjir bandang yang terjadi pada 28 November 2025 menghanyutkan 300 lebih rumah di 6 kelurahan. Faktor penyebab utama adalah sedimentasi sungai yang masif dan pembangunan liar di bantaran sungai. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 2.500 warga menggunakan perahu karet dan helikopter. Proses evakuasi korban sempat terkendala akses jalan yang terputus dan cuaca ekstrem.

Musibah ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan bencana dan pelestarian lingkungan. Di tengah duka, semangat gotong royong masyarakat Sumatera Utara patut diapresiasi. Mari terus mendoakan para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Semoga pemulihan bisa segera terwujud dan pembangunan tahan bencana bisa diperkuat di seluruh wilayah Indonesia. Kita belajar dari tragedi ini untuk membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan