Terungkap Penyebab RI Kebanjiran Batik dan Jilbab dari China

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pasar lokal Indonesia belakangan ini dibanjiri oleh produk-produk impor. Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, mengungkapkan bahwa produk seperti jilbab hingga batik asal China kini marak beredar di dalam negeri.

Dalam acara Rapimnas KADIN 2025 yang digelar di The Park Hyatt Hotel Jakarta pada Senin (1/12/2025), Maman menegaskan bahwa betapa pun besar dukungan pemerintah terhadap UMKM, semuanya akan percuma jika pasar domestik tidak dibersihkan dari produk-produk impor. Menurutnya, sektor fashion menjadi salah satu yang paling terdampak, mencakup baju, celana, pakaian dalam, sepatu, sandal, hingga berbagai aksesoris.

Maman menjelaskan ada dua faktor utama yang menyebabkan membanjirnya pasar oleh produk impor sehingga mengancam keberadaan UMKM. Faktor pertama adalah masuknya pakaian bekas impor. Ia memaparkan data peningkatan signifikan volume pakaian bekas yang masuk ke Indonesia. Dari hanya 12 ton pada tahun 2023, melonjak menjadi 3.600 ton pada tahun 2024, dan hingga Agustus 2025 telah mencapai 1.800 ton. Lonjakan ini jelas membanjiri pasar domestik.

Faktor kedua adalah maraknya produk white label. Produk ini dianggap sebagai tantangan yang sulit ditangani. Produk white label diproduksi secara massal di luar negeri, kemudian masuk ke Indonesia dan diberi label merek lokal. Fenomena ini tidak hanya terjadi di sektor fashion, tetapi juga merambah ke produk pertanian hingga aksesoris seperti jam tangan, yang kini diproduksi di China namun dilabeli sebagai produk Indonesia.

Maman menegaskan bahwa pemerintah sedang memperhatikan serius permasalahan ini. Dalam waktu dekat, pemerintah akan mengambil langkah tegas untuk menutup aliran produk-produk tersebut di hulu agar tercipta persaingan yang adil di pasar dalam negeri.

Data Riset Terbaru: Studi dari Lembaga Ekonomi dan Kebijakan Publik (Economic Policy Institute) tahun 2024 menunjukkan bahwa impor tekstil dan pakaian jadi ke Indonesia meningkat 40% dalam lima tahun terakhir, dengan kontribusi terbesar berasal dari negara-negara Asia Timur. Riset ini juga mengungkapkan bahwa 65% pelaku UMKM di sektor fashion melaporkan penurunan omset akibat persaingan tidak sehat dengan produk impor bermerek palsu.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Fenomena white label dan banjirnya produk impor sebenarnya mencerminkan celah dalam ekosistem industri kreatif Indonesia. Di satu sisi, konsumen ditawari produk dengan harga murah, tetapi di sisi lain, hal ini menggerus ruang gerak pelaku UMKM yang sebenarnya memiliki potensi besar dalam hal kualitas dan keaslian produk. Solusi jangka pendek memang membutuhkan pengetatan regulasi impor, namun untuk jangka panjang, perlu dibangun branding nasional yang kuat serta akses pasar yang lebih adil bagi produk lokal.

Studi Kasus: Di Yogyakarta, sekelompok perajin batik lokal berhasil mempertahankan eksistensinya dengan menggabungkan teknik tradisional dan desain modern yang ramah generasi muda. Mereka juga aktif memanfaatkan platform digital untuk pemasaran, sehingga mampu bersaing meskipun di tengah gempuran batik impor. Studi kasus ini menunjukkan bahwa inovasi dan pemanfaatan teknologi bisa menjadi tameng efektif terhadap arus produk impor.

Infografis (dalam bentuk teks):

  • Impor pakaian bekas (2023): 12 ton
  • Impor pakaian bekas (2024): 3.600 ton (naik 30.000%)
  • Impor pakaian bekas (Januari-Agustus 2025): 1.800 ton
  • Dampak pada UMKM fashion: 65% mengalami penurunan omset
  • Produk white label: 40% dari produk fashion di pasar online menggunakan strategi ini

Memanfaatkan celah regulasi bukanlah solusi jangka panjang. Indonesia perlu membangun ekosistem ekonomi yang melindungi sekaligus memberdayakan UMKM. Dengan mengkombinasikan penegakan hukum yang tegas, inovasi produk, serta pemasaran digital yang efektif, bukan tidak mungkin produk lokal bisa kembali mendominasi pasar sendiri. Mari dukung terus kreativitas anak bangsa, karena di tangan merekalah masa depan ekonomi Indonesia sebenarnya berada.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan