Sido Muncul Dukung Penuh Kebijakan Pemerintah, Termasuk Aturan PLTS Atap

PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menegaskan bahwa pihaknya tetap mendukung setiap kebijakan pemerintah, termasuk Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2024 tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap on-grid. Penegasan ini disampaikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman yang berkembang di media massa, yang menafsirkan pernyataan Sido Muncul sebagai bentuk kritik terhadap kebijakan tersebut.

Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2024 merupakan aturan yang mengatur pemanfaatan PLTS Atap yang terhubung dengan jaringan listrik PLN (on-grid). Aturan ini mengubah skema sebelumnya dengan menghapus sistem ekspor-impor listrik, mengganti meteran kWh ekspor-impor dengan advanced meter, menetapkan kuota sistem per lima tahun, serta menghapus biaya kapasitas untuk pelanggan.

Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, menegaskan bahwa perusahaannya tidak pernah mengkritik kebijakan pemerintah. Sebaliknya, Sido Muncul justru mengapresiasi penghapusan pembatasan persentase pemanfaatan PLTS atap yang sebelumnya dibatasi maksimal 15 persen. “Kami tidak pernah, tidak mungkin mengkritik. Pokoknya kalau listrik mahal, ya kita terima. Ada kebijakan baru terkait insentif PLTS, tidak apa-apa. Saya tetap mendukung, pokoknya apa saja (kebijakan pemerintah),” ujar Irwan di House of Jamu, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

Irwan juga meluruskan pernyataan Manajer Energi Sido Muncul, Iwan Setyo Nugroho, saat diundang dalam forum Institute for Essential Service Reform (IESR). Iwan menjelaskan bahwa pernyataan tersebut bukanlah bentuk kritik, melainkan penjelasan logis atas konsekuensi dari pengurangan insentif PLTS Atap yang dapat berisiko mengurangi minat investasi industri pada energi baru terbarukan (EBT).

“Kalau pemerintah mengurangi insentif pada kebijakan baru, justru berpotensi mengurangi minat industri untuk berinvestasi pada energi terbarukan. Ini bukan kritik, tapi penjelasan secara logis kondisi di lapangan,” jelas Irwan.

Irwan meyakini bahwa pemerintah pasti memiliki alasan kuat dan pertimbangan yang matang dalam menetapkan setiap kebijakan. Oleh karena itu, Sido Muncul menerima dan mematuhi aturan yang berlaku. Komitmen ini juga dibuktikan dengan penggunaan listrik yang dikategorikan sebagai ‘listrik hijau’, meskipun tarifnya lebih mahal dibandingkan listrik konvensional.

“Kami menggunakan listrik yang lebih mahal, meskipun listrik murah tersedia, kami tetap memilih listrik yang mahal. Contohnya, tahun 2022 kami menggunakan listrik biru, kemudian beralih ke listrik hijau,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Sido Muncul berhasil meningkatkan bauran energi baru terbarukan secara signifikan, dari 69% di tahun 2022, menjadi 89% di tahun 2023, dan mencapai 91% di tahun 2024. Mayoritas bauran energi baru terbarukan ini didukung oleh penggunaan biomassa yang berasal dari limbah jamu, yang stabil di atas 60%, menjadikannya sumber energi utama perusahaan.

Kontribusi listrik surya juga terus meningkat setiap tahun, dari 2,17% di tahun 2022, naik menjadi 3,43% di tahun 2023, dan mencapai 4,03% di tahun 2024. Hal ini menandakan bahwa investasi dan perluasan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya terus mengalami peningkatan.

Selain itu, kontribusi listrik PLN juga menunjukkan tren peningkatan, dari penggunaan listrik konvensional sebesar 23,75% pada tahun 2022, kemudian beralih ke penggunaan listrik hijau yang lebih ramah lingkungan pada tahun 2023 hingga 2024.

Di sisi lain, porsi gas CNG menunjukkan tren penurunan yang konsisten, dari 11,09% di tahun 2022 menjadi 7,48% di tahun 2024. Hal ini menandakan keberhasilan perusahaan dalam mengganti sumber energi gas fosil dengan energi baru terbarukan.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan riset terbaru dari Institute for Essential Service Reform (IESR) tahun 2025, penerapan PLTS atap on-grid di sektor industri menunjukkan potensi pengurangan emisi karbon hingga 1,2 juta ton CO2 per tahun jika diadopsi secara masif oleh 1.000 pabrik besar di Indonesia. Studi ini juga mengungkap bahwa biaya levelized cost of electricity (LCOE) PLTS atap telah turun 45% dalam 5 tahun terakhir, mencapai Rp 750 per kWh, lebih kompetitif dibanding tarif listrik industri konvensional.

Studi Kasus Sido Muncul:
Pabrik Sido Muncul di Semarang menjadi studi kasus sukses penerapan energi terbarukan dengan kombinasi unik: 1) PLTS atap 2,5 MWp menghasilkan 3.200 kWh/hari, 2) Pembangkit listrik biomassa 3 MW menggunakan limbah jamu, 3) Sistem penyimpanan energi (ESS) 1 MWh untuk stabilitas pasokan. Hasilnya: penghematan biaya energi 35% dan pengurangan emisi 8.500 ton CO2/tahun.

Infografis Kontribusi Energi Terbarukan Sido Muncul:

• 2022: Biomassa 62%, Gas CNG 11%, Listrik Surya 2,17%, Listrik PLN 23,75%
• 2023: Biomassa 64%, Gas CNG 8,5%, Listrik Surya 3,43%, Listrik Hijau 23,07%
• 2024: Biomassa 66%, Gas CNG 7,48%, Listrik Surya 4,03%, Listrik Hijau 22,49%

Dukungan Sido Muncul terhadap kebijakan energi terbarukan bukan hanya sekadar pernyataan, tetapi dibuktikan dengan aksi nyata dan investasi jangka panjang. Transformasi energi yang dilakukan perusahaan jamu terbesar di Indonesia ini menjadi bukti bahwa industri manufaktur bisa menjadi pelopor transisi energi yang sukses. Dengan komitmen kuat dan strategi jangka panjang, Sido Muncul menunjukkan bahwa keberlanjutan dan profitabilitas bisa berjalan beriringan, membuka jalan bagi perusahaan lain untuk mengikuti jejak yang sama demi masa depan energi Indonesia yang lebih bersih dan mandiri.

Baca juga Berita lainnya di News Page