Amel dan Lia Antusias Mencoba Layanan Campus Immigration Point Undip di Semarang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita


                Jawa Tengah - 

Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas), melalui Direktorat Jenderal Imigrasi (Ditjenim), meresmikan Campus Immigration Point di Muladi Dome, Kompleks Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Amel dan Lia, dua dari sejumlah pengunjung yang mendatangi Campus Immigration Point mengaku antusias.

"Mau buat paspor. Insyaallah, karena Januari mau umrah sekeluarga," kata Amel, mahasiswi Fakultas Teknik Jurusan Arstitek Undip kepada Thecuy.com, Senin (2/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia bersyukur dengan keberadaan Campus Immigration Point saat dirinya membutuhkan layanan keimigrasian. Tentu saja, kata Amel, karena berada di kompleks kampus.

“Memudahkan banget, dekat, di Undip. Jadi, bagi saya mahasiswa Undip juga kalau ke sini tuh dekat,” ucap Amel.


ADVERTISEMENT

Perempuan 18 tahun ini berharap Direktorat Jenderal Imigrasi Kementeriam Imigrasi dan Permasyarakatan (Ditjenim KemenImipas) terus membuat terobosan dalam pelayanannya. “Harapan saya semakin inovatif pelayanannya ke masyarakat,” sambung Amel.

Selain Amel, Lia yang merupakan penerjemah warga negara China mengaku tahu adanya Campus Immigration Lounge dari media sosial Instagram Kantor Imigrasi Semarang. Pada kesempatan ini dia datang bersama dua warga China yang hendak mengurus perpanjangan izin tinggal.

“Saya sudah empat tahun (bekerja) mendampingi warga China. Hari ini kami ada 2 WNA yang datang untuk perpanjang izin tinggal di wilayah Kota Semarang,” ujar Lia.

Kerap ikut mengurus dokumen keimigrasian, Lia merasakan layanan Ditjenim semakin memudahkan seiring waktu. Empat tahun lalu, lanjutnya, mengurus dokumen keimigrasian masih offline.

“Sekarang ini sistem di imigrasi sendiri sangat mudah untuk diakses, baik online maupun offline. Semua petugasnya juga sangat komunikatif. Jadi, kami selaku pengguna atau masyarakat itu sangat terbantu dengan layanan-layanan inovasi terbaru dari imigrasi,” ungkap Lia.

“Yang dari awalnya itu offline, harus semua dokumen disediakan. Sekarang, semua online bisa diakses di mana pun kapan pun. Itu sangat membantu sekali untuk pengurusan (dokumen),” tambah Lia.

Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas) melalui Direktorat Jenderal Imigrasi (Ditjenim) meresmikan Campus Immigration Point di Muladi Dome, Kompleks Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah. Kehadiran fasilitas ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat, terutama kalangan mahasiswa dan pelaku usaha yang membutuhkan layanan keimigrasian. Salah satu pengunjung, Amel, mahasiswi Fakultas Teknik Arsitektur Undip, mengaku sangat terbantu karena lokasinya yang strategis di dalam kampus. Ia datang untuk mengurus pembuatan paspor guna keperluan ibadah umrah bersama keluarga pada Januari mendatang. Amel berharap Ditjenim terus berinovasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Selain Amel, Lia, seorang penerjemah yang mendampingi warga negara China, juga merasakan kemudahan dalam mengurus dokumen keimigrasian. Ia menuturkan bahwa empat tahun lalu proses pengurusan masih dilakukan secara offline, namun kini sistem online memungkinkan akses kapan saja dan di mana saja. Ia mengapresiasi keramahan dan komunikatifnya petugas imigrasi yang membuat proses pengurusan dokumen menjadi lebih mudah dan nyaman. Campus Immigration Point diharapkan menjadi langkah nyata dalam mewujudkan pelayanan publik yang lebih efisien, cepat, dan memuaskan bagi seluruh masyarakat.

Data Riset Terbaru menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan publik berbasis digital meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir. Studi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat indeks kepuasan layanan publik mencapai 85,7%, naik 12 poin dibandingkan tahun 2019. Hal ini didorong oleh transformasi digital yang mempermudah akses layanan, mengurangi waktu tunggu, dan meningkatkan transparansi. Infografis menunjukkan bahwa 78% masyarakat lebih memilih layanan online karena efisiensi waktu, sementara 65% menyatakan pelayanan petugas semakin profesional dan responsif. Studi kasus di sejumlah kota menunjukkan bahwa implementasi layanan digital seperti Campus Immigration Point mampu menurunkan antrean fisik hingga 60% dan meningkatkan kepuasan pengguna hingga 90%. Dengan terus memperluas inovasi layanan berbasis digital, pemerintah diharapkan dapat mewujudkan pelayanan publik yang semakin prima, inklusif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Campus Immigration Point di Universitas Diponegoro menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan publik yang cepat, mudah, dan terjangkau. Dengan memanfaatkan teknologi digital dan sumber daya manusia yang profesional, layanan keimigrasian kini semakin dekat dengan masyarakat, terutama generasi muda. Mari dukung terus inovasi layanan publik untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing global. Setiap langkah kecil hari ini adalah fondasi besar bagi masa depan bangsa yang lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan