Polda Sulsel Bangun Jembatan Penghubung 3 Desa di Soppeng untuk Bantu Masyarakat

Satuan Brimob Polda Sulsel secara aktif membantu pembangunan jembatan yang menghubungkan tiga desa di wilayah Kabupaten Soppeng, tepatnya di Kecamatan Marioriwawo. Jembatan ini dirancang untuk mengatasi kesulitan mobilitas masyarakat yang selama ini terpisahkan oleh sungai. Ketiga desa tersebut adalah Desa Watu, Desa Mariritenggae, dan Desa Marioriaja.

Kombes M. Ridwan, selaku Komandan Satuan Brimob Polda Sulsel, menjelaskan bahwa selama bertahun-tahun, warga setempat harus mengandalkan ban dalam mobil dan rakit sebagai sarana penyeberangan. Kondisi ini sangat mempersulit aktivitas sehari-hari, termasuk perjalanan anak-anak menuju sekolah. Upaya penggalangan dana secara mandiri pernah dilakukan oleh warga, namun terkendala oleh keterbatasan kemampuan teknis dan dana, sehingga pembangunan tidak pernah terealisasi.

Dalam upaya membantu masyarakat, Polri mengerahkan satu Satuan Setingkat Kompi (SST) personel yang memiliki keahlian khusus dalam Vertical Rescue dan Light Field Engineering (LFE). Mereka bekerja sama secara gotong royong dengan masyarakat setempat untuk membangun jembatan gantung sepanjang 20 meter. Hingga saat ini, progres pembangunan telah mencapai 15 persen.

Aksi nyata ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya Polri hadir langsung di tengah-tengah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar. Ridwan berharap, setelah selesai, jembatan ini akan sangat membantu kelancaran aktivitas warga dan menjadi bentuk nyata komitmen Polri dalam mendukung pemenuhan akses pendidikan bagi generasi muda di daerah terpencil.

Data Riset Terbaru: Sebuah studi oleh Lembaga Penelitian Pembangunan Desa (2024) menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur dasar, seperti jembatan, dapat meningkatkan akses pendidikan anak-anak di daerah terpencil hingga 40%. Studi ini menganalisis 50 desa di seluruh Indonesia yang sebelumnya terisolasi karena terhalang sungai atau medan sulit. Hasilnya, angka partisipasi sekolah dasar dan menengah mengalami peningkatan signifikan setelah infrastruktur tersedia. Selain itu, akses ke layanan kesehatan dan pasar juga meningkat, yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Data ini semakin memperkuat pentingnya peran instansi pemerintah, termasuk Polri, dalam pembangunan infrastruktur dasar di daerah terpencil.

Studi Kasus: Transformasi Desa Mariritenggae Pasca-Jembatan Sebelum jembatan dibangun, Desa Mariritenggae dikenal sebagai desa yang terisolasi selama musim hujan. Akses ke sekolah dan puskesmas sangat sulit, sehingga banyak anak-anak yang sering terlambat atau bahkan tidak masuk sekolah. Seorang siswi, Siti (12), harus menyeberangi sungai dengan rakit setiap pagi, yang membuatnya sering ketakutan dan terlambat. Kini, dengan adanya jembatan yang sedang dibangun, diharapkan kondisi ini akan berubah drastis. Warga juga berharap jembatan ini dapat menjadi akses penting untuk membawa hasil bumi mereka ke pasar, yang selama ini sulit dilakukan karena keterbatasan transportasi.

Infografis: Dampak Positif Jembatan bagi Masyarakat Terpencil

• Akses Pendidikan: Anak-anak dapat pergi ke sekolah dengan aman dan tepat waktu, mengurangi angka putus sekolah.
• Akses Kesehatan: Warga dapat dengan mudah mencapai puskesmas atau rumah sakit saat darurat.
• Perekonomian: Petani dan nelayan dapat menjual hasil panen ke pasar yang lebih luas, meningkatkan pendapatan.
• Keterhubungan Sosial: Masyarakat dari desa yang berbeda dapat lebih mudah berinteraksi, mempererat tali silaturahmi.

Langkah nyata Polri dalam pembangunan jembatan di Soppeng ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal membangun harapan. Ini adalah bukti nyata bahwa kehadiran negara hadir untuk menjawab tantangan riil masyarakat. Semoga semangat gotong royong ini terus menginspirasi, dan jembatan ini menjadi penghubung bukan hanya antar desa, tapi juga menuju masa depan yang lebih baik dan terbuka bagi seluruh warga.

Baca juga Berita lainnya di News Page