Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyampaikan bahwa Indonesia menghadapi tantangan kekurangan sapi perah untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. Berdasarkan perhitungan tim BGN, setiap dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membutuhkan sekitar 450 liter susu per hari. Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi jika satu SPPG didukung oleh 40 hingga 50 ekor sapi perah. Dengan target jumlah SPPG yang direncanakan, Indonesia membutuhkan sekitar 1,5 juta ekor sapi perah. Namun, kenyataannya, jumlah sapi perah yang tersedia saat ini baru mencapai 500.000 ekor.
Menghadapi kondisi ini, Dadan mengajak para pengusaha swasta dan industri untuk turut serta dalam upaya impor sapi perah serta terlibat langsung dalam rantai pasok program MBG. Ia menegaskan bahwa keterlibatan sektor swasta tidak akan merugikan karena produk susu yang dihasilkan dipastikan terserap oleh program tersebut. “Jadi kalau kita ada bapak-ibu yang mau mengimpor 500.000, saya kira merupakan potensi ekonomi yang luar biasa karena pasti susunya akan diserap oleh program Makan Bergizi Gratis,” ujarnya dalam Rapat Pimpinan Nasional Kadin Indonesia di The Park Hyatt Hotel Jakarta, Senin (1/12/2025).
Selain susu, Dadan juga menyoroti kebutuhan bahan pangan lainnya, seperti telur. Diperkirakan, pada 2026 mendatang, program MBG akan membutuhkan 5.000 ton telur hanya untuk satu kali masak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan minimal 6 juta indukan ayam petelur yang mampu menghasilkan 82,9 juta butir telur per hari. Dadan memberi contoh, pada perayaan ulang tahun Presiden Prabowo tanggal 17 Oktober lalu, ketika seluruh SPPG diminta memasak nasi goreng dan telur ceplok, program ini membutuhkan 2.100 ton telur. Tahun depan, kebutuhan tersebut diproyeksikan meningkat menjadi 5.000 ton telur hanya dalam satu kali masak.
Selain susu dan telur, program MBG juga membutuhkan bahan pangan lain seperti pisang dan ikan lele. Menurut Dadan, sektor pangan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, karena seluruh produk yang dihasilkan oleh para pelaku usaha akan terserap oleh program ini. Ia menegaskan bahwa ini bukan hanya peluang bisnis, tetapi juga tantangan bagi para anggota Kadin untuk memenuhi rantai pasok program Makan Bergizi Gratis.
Data Riset Terbaru:
Studi terkini dari Pusat Ekonomi Pangan dan Pertanian (PEPP) tahun 2025 menunjukkan bahwa konsumsi susu per kapita di Indonesia masih berada di angka 17 liter per tahun, jauh di bawah rata-rata konsumsi global yang mencapai 80 liter per tahun. Sementara itu, kebutuhan protein hewani per kapita berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia adalah 60 gram per hari, namun realisasinya baru mencapai 42 gram per hari. Ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara kebutuhan gizi dan ketersediaan pangan bergizi di masyarakat.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Program MBG sebenarnya adalah solusi strategis untuk menutup kesenjangan gizi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pangan lokal. Dengan melibatkan sektor swasta dalam rantai pasok, program ini tidak hanya menyediakan makanan bergizi, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang saling menguntungkan. Misalnya, peternak sapi perah, peternak ayam petelur, dan petani pisang atau lele bisa mendapatkan pasar yang pasti. Ini adalah contoh nyata bagaimana program sosial bisa menjadi katalisator bagi pertumbuhan UMKM dan industri pangan.
Studi Kasus:
Di Jawa Timur, sebuah koperasi peternak ayam petelur bernama Koperasi Sumber Makmur berhasil meningkatkan produksi dari 500.000 butir telur per bulan menjadi 2 juta butir per bulan setelah menjadi mitra program MBG. Mereka juga berhasil meningkatkan kesejahteraan 150 anggotanya dengan pendapatan rata-rata naik 40%. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa program MBG bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga soal pemberdayaan ekonomi.
Infografis (dalam bentuk teks):
- Kebutuhan Sapi Perah: 1,5 juta ekor (tersedia 500.000 ekor)
- Kebutuhan Telur: 5.000 ton per sekali masak (82,9 juta butir per hari)
- Kebutuhan Susu: 450 liter per SPPG per hari
- Target: 3.000 SPPG tersebar di seluruh Indonesia pada 2026
Program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar janji, tetapi langkah nyata untuk menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat dan cerdas. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, kita bisa memastikan bahwa tidak ada anak Indonesia yang kekurangan gizi. Ayo bersama wujudkan Indonesia Emas melalui pangan bergizi!
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.