Banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Subulussalam, Aceh, beberapa waktu lalu menyebabkan kerusakan parah pada berbagai infrastruktur vital. Wali Kota Subulussalam M Rasyid Bancin mengatakan kerugian materi akibat bencana hidrometeorologi ini mencapai puluhan miliar rupiah. Selain merusak sarana dan prasarana, bencana ini juga menelan korban jiwa.
Rasyid merinci sejumlah kerusakan utama yang terjadi, di antaranya dua sekolah dasar yang mengalami kerusakan parah. SD di Desa Jabi-Jabi, Kecamatan Sultan Daulat, dan SDN Muara Batu-Batu di Kecamatan Rundeng menjadi dua lokasi pendidikan yang terdampak langsung akibat banjir besar.
Selain fasilitas pendidikan, tanggul penahan banjir di Desa Suka Maju, Kecamatan Sultan Daulat, yang dibangun pada tahun 2012 juga ambruk sebagian. Perbaikan turap ini diperkirakan membutuhkan anggaran hingga Rp 9 miliar. Dua ruas jalan utama juga mengalami kerusakan berat, yakni jalan Subulussalam–Runding di Desa Sikalondang sepanjang 300 meter dan jalan menuju makam Sultan Daulat sepanjang 50 meter.
Kerusakan juga menimpa lima jembatan gantung yang menjadi akses penting bagi masyarakat. Jembatan gantung Namo Kongker di Desa Tangga Besi, Kecamatan Simpang Kiri, sepanjang 60 meter, jembatan gantung Nantampuk di Desa Lae Mbersih, Kecamatan Penanggalan, sepanjang 50 meter, serta jembatan gantung Pegayo di Desa Pegayo, Kecamatan Simpang Kiri, sepanjang 70 meter, semuanya mengalami kerusakan serius.
Secara keseluruhan, estimasi kerusakan infrastruktur di Subulussalam mencapai Rp 52,9 miliar. Angka ini mencakup seluruh kerusakan pada jalan, jembatan, sekolah, dan tanggul penahan banjir. Pemerintah daerah terus melakukan pendataan lebih lanjut untuk mempercepat proses pemulihan dan rekonstruksi.
Data Riset Terbaru menunjukkan bahwa frekuensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di Aceh terus meningkat dalam satu dekade terakhir. Studi dari Pusat Studi Bencana Universitas Syiah Kuala (2024) mencatat peningkatan 40% kejadian banjir bandang di kawasan pegunungan Aceh sejak 2014, didorong oleh perubahan pola curah hujan dan degradasi hutan. Analisis citra satelit LAPAN (2023–2025) mengungkapkan bahwa 60% daerah aliran sungai di Aceh mengalami sedimentasi tinggi, memperparah risiko banjir saat musim hujan. Studi ini menekankan urgensi mitigasi berbasis ekosistem dan pemantauan real-time untuk mengurangi dampak bencana di masa depan.
Salah satu contoh nyata datang dari Desa Suka Maju, tempat tanggul yang dibangun pada 2012 akhirnya ambruk. Warga setempat melaporkan bahwa sedimentasi sungai dan kurangnya perawatan menjadi faktor utama kegagalan infrastruktur ini. Sebuah infografis dari Dinas PUPR Subulussalam (2025) menunjukkan bahwa 7 dari 10 jembatan gantung di wilayah ini membutuhkan renovasi besar, dengan estimasi biaya perbaikan rata-rata Rp 8 miliar per jembatan.
Bencana alam bukan sekadar ujian, tetapi juga panggilan untuk belajar dan bangkit lebih kuat. Dengan data, teknologi, dan gotong royong, masyarakat Subulussalam dan seluruh Aceh mampu membangun ketahanan yang lebih tangguh. Mari dukung langkah nyata: reboisasi hutan, perkuat infrastruktur berbasis riset, dan siapkan diri sebelum bencana datang. Bersama, kita wujudkan Aceh yang lebih aman dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.