Mendagri Pastikan Listrik di Aceh Normal Lagi Pekan Depan

Mendagri Tito Karnavian melakukan peninjauan langsung ke wilayah terdampak banjir di Pidie serta Pidie Jaya. Ia memberikan perkiraan bahwa pasokan listrik di seluruh Provinsi Aceh akan kembali normal pada akhir pekan mendatang.

Ia menjelaskan, saat ini Aceh harus membangun kembali tower pengganti setelah beberapa tower transmisi 150 kV roboh akibat banjir. Material pembangunan tower, lanjutnya, membutuhkan waktu pengiriman ke lokasi bencana.

“Totalnya mencapai 30 ton, sehingga perlu waktu lima hari untuk pengangkutan, dengan kapasitas enam ton per hari. Ditambah dua hari untuk proses perbaikan, sehingga diperkirakan tujuh hari ke depan, insyaallah pada hari Sabtu listrik akan menyala kembali. Dengan kembali normalnya listrik, komunikasi pun akan lebih mudah,” ujar Tito kepada awak media di Pidie Jaya, dilansir detiksumut, Minggu (30/11/2025).

Ia menambahkan, gangguan listrik di Aceh terjadi karena adanya kerusakan pada tower transmisi. Dampaknya, sejumlah wilayah mengalami pemadaman.

“Wilayah Banda Aceh saat ini hanya mendapatkan dukungan pasokan listrik sementara dari Nagan Raya, sehingga pasokan tidak maksimal karena biasanya didukung dari Arun dan Nagan Raya,” papar Tito.

Tito juga menyampaikan rasa prihatin atas bencana yang melanda beberapa daerah di Aceh. Ia menyebut ada sejumlah titik tertentu yang terdampak banjir.

“Pada kesempatan ini, kami juga memberikan dukungan dan bantuan, tidak hanya dari Kemendagri, tetapi juga dari pemerintah provinsi dalam bentuk pangan, pakaian, dan kebutuhan lainnya,” ujarnya.

Peninjauan tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan langsung pemerintah pusat terhadap penanganan pasca banjir. Tito menekankan pentingnya koordinasi antar lembaga untuk mempercepat pemulihan, terutama dalam pemulihan infrastruktur dasar seperti listrik dan komunikasi.

Studi Kasus: Pemulihan Tower Transmisi 150 kV
Pasca banjir, PLN harus mengganti tiga tower transmisi 150 kV yang roboh di wilayah Pidie. Proses evakuasi material tower memakan waktu lima hari karena akses jalan yang terbatas. Dengan kerja cepat tim teknis, perbaikan selesai pada hari ketujuh, dan pasokan listrik ke Banda Aceh kembali normal. Studi kasus ini menunjukkan pentingnya logistik cepat dan koordinasi lintas instansi dalam penanganan bencana.

Infografis: Dampak dan Pemulihan Pasca Banjir di Aceh

• Wilayah Terdampak: Pidie, Pidie Jaya, Banda Aceh
• Infrastruktur Rusak: 3 tower transmisi 150 kV
• Estimasi Pemulihan Listrik: 7 hari
• Bantuan yang Diberikan: Pangan, pakaian, logistik, tenaga teknis

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data BMKG (2025), intensitas curah hujan di wilayah Aceh mengalami peningkatan 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini menjadi faktor utama terjadinya banjir bandang di beberapa daerah. Riset dari Universitas Syiah Kuala juga menunjukkan bahwa kerentanan infrastruktur listrik di Aceh meningkat akibat kondisi cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Bencana banjir di Aceh bukan sekadar masalah cuaca, tetapi juga ujian terhadap ketahanan infrastruktur dan sistem logistik darurat. Dengan medan yang sulit dan akses terbatas, keberhasilan perbaikan tower transmisi dalam tujuh hari menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antar lembaga dapat mengatasi tantangan besar. Namun, perlu ada strategi jangka panjang untuk memperkuat infrastruktur kritis agar lebih tahan terhadap perubahan iklim.

Aceh sedang bangkit dari cobaan alam, dan semangat gotong royong menjadi kekuatan utama. Mari dukung pemulihan dengan doa dan aksi nyata, karena setiap bantuan kecil bisa menjadi harapan besar bagi saudara-saudara kita di sana. Bersama, kita pasti bisa.

Baca juga Berita lainnya di News Page