PLN Buka Akses Listrik untuk 82 Sekolah di Mamasa, Sulawesi Barat

Ratusan pelajar di daerah terpencil Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, kini bisa menikmati proses belajar yang lebih modern. Setelah sekian lama hidup tanpa aliran listrik, 82 sekolah di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) akhirnya merasakan manfaat listrik untuk kegiatan pendidikan. Pencapaian ini diwujudkan melalui program listrik desa (Lisdes) yang digagas pemerintah bersama PT PLN (Persero).

Dari jumlah tersebut, 25 sekolah di Mamasa telah dilengkapi dengan teknologi SuperSUN, inovasi energi bersih buatan anak bangsa yang menggabungkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala mikro dengan Battery Energy Storage System (BESS). Sisanya, sebanyak 57 sekolah, mendapatkan listrik melalui perluasan jaringan PLN yang menjangkau area sebelumnya terisolasi.

Guru SDK 014 Sokbok di Mamasa, Musa, mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran listrik di wilayahnya. Ia menyebut bahwa pasokan listrik membuka peluang besar bagi para pendidik untuk menggunakan perangkat elektronik sebagai media pembelajaran, sekaligus membangkitkan semangat belajar siswa. “Terima kasih kepada PLN yang telah membantu pemasangan SuperSUN sehingga sangat bermanfaat bagi proses belajar mengajar di desa kami. Dengan adanya listrik tentu akan membawa dampak positif pada proses pembelajaran di kelas. Kami kini dapat memanfaatkan media elektronik untuk menyajikan pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan,” ujarnya, Senin (3/11/2025).

Menghadirkan listrik ke pelosok Mamasa bukanlah pekerjaan ringan. Tim PLN harus menempuh perjalanan darat sejauh 331 kilometer dari Makassar ke Mamasa untuk mengangkut peralatan. Setibanya di ibu kota kabupaten, petugas masih harus menembus medan ekstrem sejauh 18,9 km dengan kondisi jalan berlumpur dan terjal. Di sejumlah lokasi, kendaraan tidak bisa menjangkau sehingga panel surya seberat 100 kilogram harus dipikul secara bergotong royong oleh petugas dan warga selama 9 kilometer.

Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, menyampaikan penghargaan mendalam kepada PLN atas upaya keras yang telah membuka akses pendidikan lebih baik bagi anak-anak di wilayah 3T. “Atas nama Pemerintah Kabupaten Mamasa, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PLN yang telah berhasil menghadirkan listrik ke sekolah-sekolah, khususnya di wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Kehadiran listrik ini bukan hanya menerangi ruang belajar, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi program revitalisasi sekolah serta percepatan digitalisasi pembelajaran,” ucapnya.

Ia menekankan bahwa listrik yang andal memberi dampak luas: anak-anak bisa belajar dengan nyaman, guru memiliki akses ke media digital untuk memperkaya metode mengajar, serta sekolah mendapatkan peluang untuk berkembang mengikuti perkembangan zaman. “Walaupun dihadapkan dengan tantangan akses yang sangat berat, melistriki sekolah di daerah terpencil adalah sebuah mimpi lama yang akhirnya berhasil kita wujudkan. Kami percaya, kolaborasi antara PLN dan pemerintah daerah akan terus membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa perluasan akses listrik adalah wujud nyata dari komitmen pemerintah melalui PLN untuk mewujudkan keadilan energi di seluruh Indonesia. “Kami ingin setiap anak Indonesia, dimanapun ia berada, berhak mendapatkan kesempatan belajar dengan terang yang sama. Kehadiran listrik di sekolah-sekolah pelosok bukan hanya soal menyalakan lampu, tetapi juga membuka jalan bagi transformasi pendidikan, pemerataan pembangunan, dan percepatan transisi energi nasional,” tegas Darmawan.

Edyansyah, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), menjelaskan bahwa SuperSUN adalah bagian dari transformasi PLN dalam mendorong elektrifikasi berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). “Melalui program listrik SuperSUN, sekolah-sekolah yang sebelumnya tidak teraliri listrik kini dapat merasakan manfaat terang dan akses teknologi digital bagi kegiatan belajar mengajar. Kehadiran listrik ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh pelosok nusantara,” ujarnya.

Data hingga September 2025 mencatat, sebanyak 1.500 unit SuperSUN telah terpasang di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar. Keberadaannya tidak hanya menerangi rumah dan sekolah, tetapi juga memicu pertumbuhan ekonomi lokal dan menumbuhkan harapan baru di komunitas terpencil. Selain itu, 503 sekolah kini telah terhubung dengan listrik, membuka ruang bagi proses belajar yang lebih modern, inklusif, dan berkeadilan.

Studi kasus di Mamasa menunjukkan bahwa akses listrik di wilayah 3T mampu meningkatkan angka partisipasi sekolah sebesar 23% dalam satu tahun pertama setelah listrik hadir, menurut riset Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2025. Infografis dari PLN juga mencatat peningkatan penggunaan perangkat digital di kelas dari 0% menjadi 68% di sekolah yang teraliri SuperSUN. Riset Universitas Gadjah Mada (2024) membuktikan bahwa sekolah dengan akses listrik memiliki nilai rata-rata UN 18% lebih tinggi dibanding sekolah tanpa listrik.

Terang bukan sekadar cahaya, tapi kunci pembuka gerbang masa depan. Saat listrik tiba di pelosok, bukan hanya lampu yang menyala, tapi mimpi-mimpi pun ikut terbangun. Setiap panel surya yang terpasang adalah investasi bagi generasi penerus yang layak mendapatkan pendidikan setara. Mari terus dukung langkah nyata yang menjadikan energi sebagai hak dasar, bukan privilese. Masa depan Indonesia dimulai dari kelas-kelas terpencil yang kini punya cukup cahaya untuk belajar.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page