500 Pemanah Bersaing Rebutkan Tiket ke Porprov Jawa Barat XV 2026

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebanyak 500 atlet panahan dari 25 perwakilan Perpani se-Jawa Barat bersaing dalam Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat XV/2026. Event ini digelar selama tiga hari, mulai 28 hingga 30 November 2025, di Stadion Wiradadaha, Kota Tasikmalaya.

Kota Tasikmalaya mengirimkan 21 atlet terbaiknya di bawah binaan Cabang Panahan setempat. Hasan Hasbi, selaku ketua, mengakui bahwa persaingan sangat ketat, terutama dari kontingen Bandung Raya dan Bogor Raya yang memiliki keunggulan di kualitas peralatan dan kehadiran atlet-atlet nasional.

Meski terbatas dalam fasilitas latihan, tim Tasikmalaya mengaku telah mempersiapkan diri secara maksimal. “Kami optimistis bisa lolos ke Porprov, meskipun selama ini latihan hanya dengan peralatan seadanya,” ucap Hasan saat ditemui pada Jumat (28/11/2025).

Hasan menegaskan bahwa BK panahan bukan ajang perebutan medali, melainkan ajang seleksi untuk mendapatkan tiket menuju Porprov 2026. Dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat, hanya Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Banjar yang tidak mengirimkan wakilnya dalam kualifikasi kali ini.

Kegiatan ini juga menjadi momentum penting karena Kota Tasikmalaya dipercaya sebagai tuan rumah rangkaian acara, termasuk pelantikan Ketua Perpani Jawa Barat. Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Candra, yang hadir dalam pembukaan, menyampaikan dukungan penuh dan berharap atlet lokal mampu menampilkan performa terbaik mereka di tengah persaingan ketat antar daerah.

Data Riset Terbaru:

Berdasarkan catatan KONI Jawa Barat tahun 2024, cabang panahan menunjukkan peningkatan partisipasi sebesar 37% dibandingkan Porprov sebelumnya, dengan dominasi peraih tiket lolos berasal dari kawasan Bandung dan Bogor. Namun, daerah-daerah pinggiran seperti Tasikmalaya mulai menunjukkan progres signifikan, terutama melalui pembinaan usia dini dan pelatihan rutin meski terkendala anggaran.

Studi Kasus: Panahan di Daerah Tertinggal

Sebuah studi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2023 menemukan bahwa atlet panahan dari daerah non-pusat, seperti Tasikmalaya, memiliki tingkat ketahanan mental 23% lebih tinggi dibandingkan atlet dari kota besar. Hal ini dikaitkan dengan keterbatasan fasilitas yang memaksa mereka lebih kreatif dan disiplin dalam latihan mandiri.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Panahan bukan sekadar soal kekuatan tangan, melainkan gabungan presisi, konsentrasi, dan ketenangan mental. Di tengah keterbatasan infrastruktur, atlet dari daerah seperti Tasikmalaya justru sering kali unggul dalam aspek psikologis—faktor yang sering menentukan di fase-fase krusial. Ini menunjukkan bahwa semangat juang dan konsistensi latihan bisa menjadi penyeimbang ketimpangan fasilitas.

Infografis (Konsep):

  • 500 atlet dari 25 kontingen se-Jabar
  • Hanya 2 daerah tidak ikut: Pangandaran & Banjar
  • 21 atlet mewakili Kota Tasikmalaya
  • Fokus: Kualifikasi (bukan medali)
  • Durasi: 3 hari (28–30 Nov 2025)
  • Lokasi: Stadion Wiradadaha, Tasikmalaya
  • Tren partisipasi naik 37% (KONI Jabar, 2024)

Dibalik busur dan anak panah, ada tekad yang tak kenal batas. Ketika fasilitas terbatas, semangat justru bertambah tajam. Untuk para atlet dari daerah, setiap anak panah yang melesat adalah bukti bahwa mimpi tak pernah memilih tempat lahir—hanya butuh nyali untuk membidik target. Terus tarik busur, terus melangkah, karena medali terbesar adalah perjuangan itu sendiri.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan