Viral! Pengakuan Wanita Alami ‘Penumpang Gelap’ Saat Naik Taksi Online

Seorang pekerja wanita di Jakarta, yang dikenal dengan inisial DP, membagikan pengalaman menegangkan saat menggunakan jasa taksi daring. Ia mendapati keberadaan seorang pria yang ternyata menjadi ‘penumpang gelap’ di dalam mobil taksi online yang dipesannya. Kejadian ini terjadi pada Senin, 17 November 2025, setelah DP selesai bermain padel di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Karena tidak membawa kendaraan pribadi dan menghindari risiko kejahatan di malam hari, ia memutuskan untuk memesan taksi online sekitar pukul 22.00 WIB.

Saat naik ke dalam mobil Toyota Innova, DP langsung merasa curiga terhadap sesuatu yang berada di jok belakang. Kebiasaannya selalu memeriksa bagian belakang mobil sebelum naik taksi daring membuatnya waspada. Dalam suasana gelap, ia awalnya ragu apakah yang terlihat adalah bantal atau punggung seseorang. Namun, demi rasa aman, ia memutuskan untuk memastikan dengan meraba area tersebut. Betapa terkejutnya ia saat sentuhannya justru mengenai bagian tangan manusia, bukan benda mati.

Pria yang ternyata bersembunyi di antara jok belakang itu pun ikut terkejut ketika ketahuan. Ia hanya sempat mengucapkan permintaan maaf singkat, “Eh, sori… sori kak”. DP langsung menegur sang driver karena membawa penumpang tanpa izin. Dalam keadaan syok dan takut, DP segera membuka pintu dan keluar dari mobil sebelum taksi bergerak. Ia kembali ke tempat parkir dan menemui temannya yang masih berada di lokasi kejadian. Taksi daring tersebut kemudian pergi tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Kisah ini kemudian ia unggah melalui akun Instagram pribadinya dan menjadi viral di media sosial. Pihak operator transportasi daring langsung merespons dan melakukan klarifikasi kepada driver yang terlibat. Dari hasil penelusuran, driver mengakui bahwa ia membawa temannya sendiri tanpa izin. Menurut pengakuannya, mereka habis bermain bersama dan lupa mematikan aplikasi. Saat ada pesanan masuk, driver tidak bisa membatalkannya, sehingga membawa temannya ikut dalam perjalanan. Teman tersebut memilih duduk di belakang meski sudah diperingatkan oleh driver untuk duduk di depan agar tidak mencurigakan penumpang.

Atas pelanggaran ini, pihak operator memberikan sanksi berupa penangguhan akun driver selama 7 hari. Namun, setelah proses investigasi lebih lanjut, termasuk diskusi online antara DP dan tim operator, keputusan akhir diambil. Beberapa hari kemudian, melalui pesan langsung di Instagram dan Threads, DP menerima kabar bahwa driver tersebut telah diberhentikan secara permanen dari platform. Ia merasa lega dan puas atas keputusan tersebut, mengingat keselamatan penumpang adalah hal yang paling utama.

DP mengaku masih mengalami trauma akibat kejadian ini. Ia berharap insiden serupa tidak terulang bagi dirinya maupun pengguna taksi daring lainnya. Dalam keterangannya, Lead Corporate Communication Gojek, Tahir Saleh, menyatakan pihaknya akan melakukan pengecekan lebih lanjut terkait peristiwa yang sedang viral ini.

Berdasarkan data riset terbaru dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) 2024, keamanan pengguna transportasi daring di kota besar seperti Jakarta masih menjadi perhatian serius. Sebanyak 68% responden wanita mengaku merasa kurang aman saat menggunakan transportasi daring di malam hari. Studi dari Universitas Gadjah Mada (2023) juga mencatat peningkatan modus kejahatan di transportasi digital, termasuk ‘penumpang gelap’ dan driver bodong. Infografis dari Kementerian Perhubungan 2024 menunjukkan 45% kejadian keamanan di transportasi daring terjadi karena pelanggaran prosedur oleh driver.

Sebuah studi kasus dari Bandung (2023) mencatat insiden serupa terjadi pada seorang mahasiswi yang menemukan pria bersembunyi di bagasi mobil taksi daring. Kejadian ini berakhir dengan penangkapan pelaku yang ternyata residivis kasus pencabulan. Penting bagi pengguna untuk selalu waspada, memeriksa identitas driver, nomor polisi, dan kondisi kendaraan sebelum memulai perjalanan. Platform transportasi daring juga perlu memperketat sistem monitoring dan respons cepat terhadap laporan keamanan.

Keamanan dalam transportasi daring bukan hanya tanggung jawab platform, tetapi juga kesadaran kolektif pengguna. Selalu percaya insting, dokumentasikan perjalanan, dan jangan ragu membatalkan pesanan jika merasa tidak aman. Nyawa dan keselamatan jauh lebih berharga daripada sekadar sampai tujuan tepat waktu. Jadilah pengguna cerdas yang proaktif menjaga diri sendiri dan orang sekitar.

Baca juga Berita lainnya di News Page