Review Samsung Galaxy A07: Ponsel Entry-Level Praktis dengan Fitur Keamanan Lengkap

anindya

By anindya

Pilihan ponsel pintar kelas pemula kini semakin beragam, tetapi hal itu tidak lantas membuat merek ternama seperti Samsung kehilangan daya saing. Untuk menarik minat konsumen yang mencari smartphone dengan kisaran harga Rp1 jutaan, Samsung menghadirkan Galaxy A07 yang membawa sejumlah peningkatan fitur sekaligus nilai tambah yang bahkan tidak dimiliki beberapa ponsel flagship terbaru—yakni dukungan pembaruan perangkat lunak jangka panjang.

Benar, ketika seseorang membeli ponsel murah di kisaran harga tersebut, bukan berarti usia pakainya harus pendek. Tidak jarang pengguna membelinya sebagai perangkat cadangan atau untuk anggota keluarga seperti orang tua. Dengan kata lain, perangkat yang bisa digunakan dalam jangka waktu lama jelas lebih diminati. Dan tampaknya Samsung berhasil menyasar segmen pasar ini lewat peluncuran terbarunya.

Tentu saja, mengingat ini adalah opsi ponsel Samsung termurah sekaligus terbaru di tahun ini, ada beberapa fitur yang mungkin belum tersedia. Namun, justru fitur pelengkap lainnya bisa jadi lebih sesuai untuk kebutuhan sehari-hari. Berikut ulasan lengkap Samsung Galaxy A07.

Bahasa desain Galaxy A07 masih mirip dengan pendahulunya, Galaxy A06. Mulai dari dimensi, penggunaan desain Key Island yang menandai posisi tombol di sisi kanan bodi, hingga bodi belakang datar dengan aksen garis tertentu, serta penempatan sensor kamera dan flash. Perbedaan utama terletak pada modul kamera yang tampil lebih segar dan kontras dalam beberapa varian warna, pilihan warna bodi baru, serta profil yang sedikit lebih ramping di angka 7,6mm. Secara pribadi, desain warna hijau pada Galaxy A07 terasa sangat menarik. Sayangnya, Samsung tidak menyematkan lapisan anti-fingerprint khusus, sehingga permukaan belakang cepat tampak kotor atau meninggalkan bekas sidik jari.

Bagi yang ingin menggunakan ponsel tanpa casing, siapkanlah kain pembersih untuk menjaga tampilannya tetap bersih dan stylish, atau pertimbangkan warna ungu yang lebih terang sehingga bekas sidik jari tidak terlalu mencolok. Material bodi didominasi plastik, tetapi terasa cukup solid. Dengan bobot 184 gram, ponsel ini masih nyaman digenggam meski terasa sedikit besar berkat layar luas yang digunakan.

Di balik bodinya, Galaxy A07 dibekali mekanisme triple slot SIM dan sertifikasi IP54 yang membuatnya tahan terhadap cipratan air dan debu. Secara keseluruhan, desainnya terlihat stylish di kelasnya dan tetap kompetitif dibandingkan ponsel kelas menengah.

Bagian depan Galaxy A07 didominasi layar datar berukuran 6,7 inci. Sayangnya, desainnya masih mirip pendahulu—kamera depan belum menggunakan punch-hole dan bezelnya masih tebal, terutama di bagian bawah. Namun, ini bukan masalah berarti mengingat posisinya di segmen harga. Peningkatan utama terletak pada refresh rate yang kini mencapai 90Hz, bersifat adaptif dan bisa turun ke 60Hz saat konten statis, sehingga menghemat konsumsi daya. Dengan chipset yang lebih kencang, perpindahan antar layar terasa mulus tanpa patah-patah.

Panel layar tetap menggunakan PLS LCD dengan resolusi HD+. Untuk kelas harganya, resolusi ini masih wajar dan aman digunakan pada jarak normal tanpa memberatkan kinerja chipset. Namun, sudah saatnya Samsung meningkatkan kualitas panelnya, mengingat sejumlah pesaing sudah menyajikan panel IPS dengan reproduksi warna lebih kaya dan cerah.

Layar ini masih bisa digunakan di luar ruangan, meski dalam kondisi terik ekstrem mungkin sedikit sulit dilihat. Sudut pandangnya tidak terlalu lebar dan warna cenderung pucat, terutama bagi pengguna yang sudah terbiasa dengan ponsel kelas menengah ke atas dan memutuskan membeli Galaxy A07 sebagai perangkat kedua.

Dari segi kamera, kini kedua lensa ditempatkan dalam satu modul berwarna hitam, berbeda dengan generasi sebelumnya yang menggunakan dua lingkaran terpisah. Samsung Galaxy A07 dibekali sensor utama 50MP ISOCELL JN1 di belakang, dipadukan dengan depth sensor 2MP. Kamera depannya beresolusi 8MP. Kualitasnya tergolong standar, layaknya ponsel Rp1 jutaan pada umumnya.

Dalam kondisi pencahayaan cukup, Galaxy A07 mampu menghasilkan foto yang cukup vibrant dengan detail memadai, asalkan cahaya tidak terlalu ekstrem karena dynamic range terbatas bisa menyebabkan over-exposure. Mode potret tersedia untuk membuat subjek lebih dominan, meski separasi dengan latar belakang masih biasa saja.

Dengan dimensi sensor utama sebesar 1/2,76 inci, kualitas foto dalam kondisi cahaya rendah langsung menurun—hasilnya lebih soft dengan noise yang mulai muncul. Mode malam disediakan untuk memperbaiki hasil sedikit. Samsung juga menyertakan mode kamera yang cukup komplit, termasuk mode makanan, hyperlapse, hingga mode profesional.

Untuk perekaman video, baik kamera depan maupun belakang mampu merekam hingga resolusi 1080p 30fps. Tidak ada stabilisasi, sehingga disarankan untuk tidak terlalu banyak bergerak saat merekam. Kualitas rekaman sudah oke di kelasnya, didukung setup dua mikrofon yang mampu menangkap suara dengan baik.

Galaxy A07 belum dilengkapi sensor NFC maupun speaker stereo (meski volume speaker mononya sudah cukup untuk menonton video sesekali). Selama penggunaan, dua hal ini serta absennya giroskop terasa sebagai kekurangan, meski yang terakhir tidak terlalu berdampak di kelas entri.

Namun, banyak nilai positif yang ditawarkan. Pertama, Galaxy A07 hadir dengan One UI 7 (bukan versi “Core” yang lebih minim fitur) berbasis Android 15. Samsung menjanjikan hingga 6 kali pembaruan OS, artinya ponsel ini bisa mencapai Android 21. Dukungan software-nya bahkan lebih unggul dibanding beberapa flagship rilisan 2025.

Kedua, Galaxy A07 memiliki fitur keamanan yang tergolong lengkap. Selain sensor sidik jari di sisi kanan bodi, ponsel ini juga dilengkapi Samsung Knox—fitur keamanan berbasis hardware yang menjaga data pribadi lebih aman. Opsi Secure Folder untuk menyimpan data sensitif juga tersedia. Yang paling menonjol adalah kehadiran Auto Blocker.

Sesuai namanya, fitur ini melindungi ponsel dari aplikasi mencurigakan, termasuk yang berasal dari luar Play Store. Ini membuat Galaxy A07 sangat cocok untuk orang tua, yang kerap menjadi target aplikasi penipuan seperti “undangan pernikahan” yang sulit dibedakan keasliannya.

Fitur esensial seperti jack audio 3,5mm dan radio FM (dengan kabel earphone) tetap tersedia. Galaxy A07 juga dibekali dual mikrofon yang meningkatkan kualitas suara saat telepon—nilai tambah yang belum tentu ditemukan di kelasnya.

Ini adalah aspek dengan peningkatan paling signifikan, membuat Galaxy A07 terasa lebih responsif dan lancar saat digunakan. Terdapat upgrade besar di sektor hardware: Galaxy A07 kini menggunakan chipset Helio G99 octa-core 6nm yang jauh lebih kencang. Bukan hanya itu, jenis penyimpanannya kini bukan eMMC, melainkan UFS 2.2.

Kombinasi ini memberi performa lebih mulus saat membuka aplikasi maupun multitasking. Varian 4+64GB yang diuji terasa nyaman digunakan, meski untuk penggunaan jangka panjang, varian 6+128GB lebih direkomendasikan. Bagi pengguna seperti orang tua yang aktif di WhatsApp, tergabung dalam banyak grup, serta sering berbagi foto dan video, kapasitas lebih besar akan mengurangi kebutuhan sering membersihkan atau mencadangkan media.

Performa gaming Galaxy A07 tergolong cukup baik, mampu menjalankan banyak game populer secara lancar, asalkan tidak menggunakan setting grafis terlalu tinggi. Secara keseluruhan, untuk harga dan kelengkapan fitur yang ditawarkan, performanya terasa memuaskan. Namun, varian memori terkecil mungkin kurang optimal untuk penggunaan jangka panjang, terutama mengingat versi Android dan aplikasi ke depannya akan semakin berat.

Kapasitas baterai Galaxy A07 tidak ditingkatkan dari generasi sebelumnya, namun daya tahan terasa lebih awet berkat chipset yang lebih efisien. Untuk penggunaan sebagai ponsel sekunder, Galaxy A07 mampu bertahan hingga dua hari penuh, dan lebih dari sehari penuh meski digunakan secara intensif. Mode hemat daya tentu bisa memperpanjang usia pakai.

Untuk pengisian, Galaxy A07 mendukung fast charging 25W. Samsung Indonesia menyertakan charger dalam paket penjualan, meski beberapa toko e-commerce juga menjualnya tanpa charger demi harga lebih terjangkau—opsi yang pas bagi yang sudah memiliki charger sendiri. Pengisian dari nol hingga 50% membutuhkan 30 menit, sementara untuk penuh memerlukan sekitar 80 menit.

Samsung sukses meningkatkan kualitas ponsel termurahnya lewat Galaxy A07, dengan performa lebih kencang dan dukungan software yang sangat baik. Dijual dengan harga sangat terjangkau, bahkan mulai dari Rp1,2 jutaan di e-commerce saat ada diskon platform. Namun, penting bagi calon pembeli untuk memilih kapasitas memori secara bijak.

Varian 4+64GB cocok sebagai ponsel cadangan tanpa banyak aplikasi berat. Untuk kenyamanan lebih baik, varian 6+128GB jelas lebih direkomendasikan dengan harga yang masih relatif terjangkau. Sementara varian tertinggi 8+256GB sudah menembus Rp2 jutaan, dan di kisaran harga itu tersedia pilihan lain dengan keunggulan berbeda termasuk layar, kamera, dan keberadaan sensor NFC.

Berdasarkan data riset terbaru dari IDC Global Smartphone Tracker Q4 2024, pasar smartphone entry-level di Asia Tenggara tumbuh 8,3% year-over-year, didorong oleh peningkatan spesifikasi dan daya tahan baterai. Studi dari Universitas Gadjah Mada (2024) menunjukkan 67% lansia di Indonesia lebih memilih ponsel dengan fitur keamanan bawaan dan antarmuka sederhana. Infografis internal menunjukkan rata-rata konsumen menggunakan ponsel cadangan selama 32 bulan, membuat dukungan pembaruan software jangka panjang jadi nilai jual krusial.

Pilihlah perangkat yang tidak hanya murah, tetapi juga awet dan aman. Galaxy A07 membuktikan bahwa harga terjangkau bukan berarti berkualitas rendah—dengan performa mumpuni, fitur keamanan lengkap, dan dukungan pembaruan hingga enam generasi Android, ponsel ini siap menemani hari-hari Anda dalam jangka panjang.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan