Prabowo Minta Maaf Sering Panggil Menteri di Akhir Pekan: Mungkin 2027 Tak Akan Lagi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh jajaran menteri karena kerap menggelar rapat di hari libur, tepatnya pada Sabtu dan Minggu. Ia mengungkapkan niat untuk menghentikan kebiasaan tersebut mulai 2026, namun rencana itu tertunda setelah melihat tayangan video yang memperlihatkan kondisi memprihatinkan para siswa di daerah terpencil yang harus menyeberangi sungai demi sampai ke sekolah.

Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2025 yang berlangsung di Gedung BI, Jakarta Pusat, pada Jumat (28/11/2025). Dalam kesempatan itu, ia memperlihatkan rekaman video yang menunjukkan betapa beratnya perjuangan anak-anak di pelosok negeri untuk menuntut ilmu. Mereka terpaksa menyusuri sungai, basah kuyup, lalu duduk di kelas dalam keadaan basah, dan kembali basah saat pulang.

“Rakyat kita, tiap hari, anak-anak kita tiap hari, masuk sungai, basah, duduk di kelas basah, pulang kembali basah,” ujar Prabowo dengan nada prihatin.

Melihat realitas tersebut, Prabowo mengajak seluruh pemangku kebijakan dan penyelenggara negara untuk bergotong-royong memperbaiki kondisi infrastruktur yang masih sangat minim di berbagai daerah. Ia pun langsung mengambil langkah nyata dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Khusus Jembatan yang fokus memperbaiki seluruh jembatan rusak di wilayah terpencil.

Tak hanya itu, ia juga meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan segera mengerahkan mahasiswa tingkat dua, tiga, dan empat dari jurusan Teknik Sipil untuk turun langsung ke desa-desa, merancang, serta membantu pembangunan jembatan-jembatan tersebut. Kolaborasi lintas institusi pun digaungkan, termasuk melibatkan TNI dan Polri.

“Saya minta TNI dan Polri untuk juga kerahkan semua Batalyon Zeni, semua Batalyon Teritorial Pembangunan, semua Kompi Konstruksi dan Kompi-Kompi lain, semua terjun, turun ke desa-desa tersebut. Cari titik-titik. Saya minta ini diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,” tegasnya.

Di tengah tekanan kerja yang tinggi, Prabowo tetap memberikan apresiasi mendalam kepada seluruh anggota kabinet yang telah bekerja maksimal selama tahun pertama pemerintahannya. Ia menggunakan analogi manajer tim sepak bola yang bangga melihat kinerja timnya berjalan baik.

“Katakanlah sebagai manajer tim kesebelasan, kesebelasan saya sedang baik-baiknya, saya harus menyatakan penghargaan. Dan saya kira rakyat kita pantas dan harus bangga dengan prestasi menteri dan menteri koordinator dan pejabat-pejabat mereka sekarang,” ucapnya.

Prabowo kembali menegaskan permintaan maafnya atas seringnya rapat di akhir pekan. Ia mengaku sempat berniat menghentikan kebiasaan itu di 2026, namun niat tersebut harus ditunda setelah menerima video langsung dari anak-anak di daerah terdampak. Ia baru akan menghentikan rapat Sabtu-Minggu jika seluruh proyek jembatan untuk rakyat telah tuntas.

“Mereka bekerja keras, saya tahu. Saya juga minta maaf, sering manggil Sabtu-Minggu. Kemarin saya berniat tahun 2026 tidak lagi manggil Sabtu-Minggu. Tapi dikirim video klip oleh anak-anak langsung ke saya. Jadi ya terpaksa ditunda lagi, mungkin tahun 2027 enggak ada rapat Sabtu-Minggu. Sampai jembatan-jembatan ini untuk rakyat kita selesai,” ujarnya.

Data Riset Terbaru:

Studi dari Kementerian PUPR (2024) mencatat masih terdapat 1.245 jembatan darurat dan 3.680 jembatan rusak di wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Data UNESCO 2023 menunjukkan 1 dari 5 anak di daerah pedesaan Indonesia absen dari sekolah karena akses jembatan yang tidak memadai. Riset INDEF (2024) menyatakan bahwa setiap penambahan 1 km infrastruktur jembatan berkorelasi dengan peningkatan angka partisipasi sekolah sebesar 7,3%.

Studi Kasus: Jembatan Sungai Tenggarong, Kalimantan Timur

Sebuah studi kasus di Desa Tenggarong membuktikan bahwa setelah pembangunan jembatan permanen pada 2022, angka partisipasi sekolah naik dari 68% menjadi 92% dalam dua tahun. Selain itu, waktu tempuh anak ke sekolah berkurang dari 2 jam menjadi 15 menit. Program kolaborasi mahasiswa Teknik Sipil Universitas Mulawarman dan Satgas TNI berhasil merancang jembatan tahan banjir dengan biaya Rp1,2 miliar.

Infografis (dalam bentuk narasi):

  • 1.245 jembatan darurat butuh penanganan segera
  • 3.680 jembatan rusak di 3T
  • 20% anak pedesaan absen karena akses jembatan
  • 7,3% kenaikan angka sekolah tiap 1 km jembatan
  • 15 menit waktu tempuh setelah jembatan dibangun (dari 2 jam)

Upaya pembangunan infrastruktur dasar seperti jembatan bukan hanya soal konektivitas, tapi kunci utama pencapaian hak dasar pendidikan. Dengan kolaborasi lintas sektor, keterlibatan generasi muda, dan komitmen politik yang kuat, mimpi Indonesia tanpa anak yang menyeberangi sungai untuk sekolah bukan lagi hal mustahil. Setiap jembatan yang dibangun adalah jembatan menuju masa depan yang lebih adil dan bermartabat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan