Temuan mengejutkan kembali diungkap oleh peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Dr Lestari Sudaryanti dr MKes. Ia menemukan keberadaan mikroplastik tidak hanya pada pekerja pemilah sampah, tetapi juga dalam air ketuban ibu hamil, darah, dan urine. Penelitian dilakukan di Gresik, Jawa Timur, dengan pengambilan sampel dari tiga lokasi TPA, yaitu Ngitik, Bawean, dan Wringin Anom, serta dari Puskesmas dan rumah sakit setempat. Kolaborasi dengan NGO Wonjin dari Korea turut membantu dalam analisis darah dan urine.
Dari 48 sampel air ketuban yang diperiksa, semuanya positif mengandung mikroplastik. Temuan ini menjadi peringatan serius mengenai penetrasi mikroplastik ke dalam tubuh manusia, bahkan pada tahap prenatal. Pemeriksaan menggunakan mikroskop menunjukkan variasi jumlah partikel mikroplastik per mililiter dalam urine. Hasil analisis awal dari Korea mengidentifikasi keberadaan phthalates sebagai jenis mikroplastik dominan, terutama dari plastik sekali pakai yang bersifat lentur. Selain itu, ditemukan pula senyawa berbahaya seperti naphthalene, fluorine, pyrene, styrene, serta logam berat seperti kadmium (Cd), timbal, krom (Cr), dan nikel yang melekat pada partikel plastik sebagai stabilisator.
Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga jalur utama: inhalasi, konsumsi makanan atau minuman (oral), serta penyerapan melalui kulit. Dalam sistem pernapasan, partikel ini bisa mengendap di alveoli dan memicu gangguan seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis). Sifat plastik yang estrogenik berpotensi mengganggu keseimbangan hormonal dan meningkatkan risiko penyakit terkait estrogen, termasuk PCOS. Studi pada pekerja pemilah sampah perempuan menunjukkan angka obesitas mencapai 48 persen dan gizi lebih sebesar 17 persen, mengindikasikan hubungan antara paparan mikroplastik dengan gangguan metabolisme.
Partikel mikroplastik juga mampu menyebar secara sistemik melalui aliran darah dan menembus organ vital, termasuk otak. Riset membuktikan kemampuan mikroplastik menembus sawar darah-otak. Dalam pemeriksaan mikroskopis, mikroplastik ditemukan dalam bentuk fiber, filament, dan microbeads. Microbeads sering digunakan dalam produk skincare, terutama pembersih wajah anti-jerawat. Proses masuknya mikroplastik ke rantai makanan dimulai dari kondensasi di awan, hujan, penyerapan tanaman, hingga akumulasi dalam plankton dan ikan yang kemudian dikonsumsi manusia.
Yang paling mengkhawatirkan adalah temuan mikroplastik dalam seluruh sampel air ketuban. Bayi dalam kandungan secara alami menelan air ketuban, sehingga paparan terhadap mikroplastik dan zat kimia berbahaya menjadi ancaman langsung terhadap perkembangan janin. Pemeriksaan Malon DLDH menunjukkan peningkatan kadar pada sebagian besar sampel, meski korelasi pasti dengan jumlah partikel mikroplastik masih dalam tahap analisis. Meskipun sebagian besar bayi lahir dengan berat normal, beberapa kasus berat badan lahir rendah tercatat, yang perlu diteliti lebih lanjut.
Upaya pencegahan sangat penting, terutama bagi kelompok rentan seperti pekerja di tempat pembuangan akhir. Penggunaan alat pelindung diri, masker, dan kebiasaan mencuci tangan secara rutin menjadi langkah dasar. Kontrol kesehatan berkala juga diperlukan mengingat potensi risiko obesitas, gangguan metabolisme, dan tekanan darah. Perempuan hamil yang terpapar stres oksidatif akibat mikroplastik berisiko menularkan dampaknya kepada janin, yang dapat mengganggu perkembangan metabolik sejak dini.
Data Riset Terbaru: Studi 2024 dari Environmental Science & Technology Letters menemukan mikroplastik dalam darah plasenta dan mengonfirmasi transmisi ke janin. Riset global oleh WHO (2023) memperkirakan manusia mengonsumsi 5 gram mikroplastik per minggu, setara dengan sehelai kartu kredit. Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tingkat paparan lebih tinggi akibat penggunaan plastik sekali pakai yang masif dan sistem pengelolaan sampah yang belum optimal.
Studi Kasus: Di Gresik, penelitian pada 50 pekerja TPA menunjukkan 100% memiliki mikroplastik dalam urine, dengan konsentrasi rata-rata 12 partikel/ml. Dua pertiga dari mereka mengalami gejala pernapasan kronis, dan 48% didiagnosis obesitas. Sementara itu, dari 48 ibu hamil yang diperiksa, semua sampel air ketuban positif mengandung mikroplastik, terutama berbentuk fiber berukuran 10–100 mikrometer.
Lindungi diri dan keluarga dari paparan mikroplastik dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilih makanan dan produk perawatan diri yang bebas microbeads, serta menerapkan pola hidup sehat. Kesadaran akan bahaya mikroplastik bukan hanya soal lingkungan, tapi juga masa depan kesehatan generasi mendatang. Mulailah dari hal kecil, karena setiap pilihan hari ini membentuk kualitas hidup esok.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.