Gudang Disulap Jadi Pengungsian Darurat Warga Terdampak Banjir Bandang di Tapanuli Selatan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Lebih dari tiga ratus keluarga di wilayah Batang Toru terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat bencana banjir bandang yang tiba-tiba menerjang permukiman. Kini, ratusan warga yang menjadi korban harus bertahan hidup di sebuah gudang milik warga setempat yang beralih fungsi menjadi tempat penampungan sementara. Bencana ini terjadi di Tapanuli Selatan, membuat masyarakat harus menghadapi kondisi darurat tanpa persiapan sebelumnya.

Kondisi pengungsian cukup memprihatinkan, namun para penyintas berusaha tetap bertahan dengan keterbatasan yang ada. Gudang yang biasanya digunakan untuk menyimpan hasil pertanian atau barang-barang kebutuhan sehari-hari kini dialihfungsikan sebagai tempat berlindung sementara. Mereka hidup berdampingan dalam ruang terbatas, berbagi makanan, air bersih, dan perhatian medis yang masih minim.

Banjir bandang yang melanda Batang Toru diduga dipicu oleh curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan sungai meluap dan menghantam pemukiman warga tanpa peringatan. Banyak rumah rusak parah, fasilitas umum terganggu, dan akses jalan terputus, mempersulit upaya evakuasi serta distribusi bantuan.

Data Riset Terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara mencatat bahwa sejak awal November 2025, intensitas banjir di wilayah Tapanuli meningkat 40% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Faktor utama yang memperparah kondisi adalah degradasi hutan di hulu sungai dan alih fungsi lahan pertanian menjadi area komersial tanpa memperhatikan tata ruang yang aman.

Studi kasus dari Universitas Sumatera Utara (2024) menunjukkan bahwa daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru masuk dalam kategori rentan bencana karena kerusakan ekosistem hulu mencapai 65%. Ini membuat aliran air tidak terserap dengan baik saat hujan deras, sehingga memicu banjir bandang secara tiba-tiba. Infografis dari Pusat Studi Bencana Indonesia (PSBI) juga mencatat bahwa wilayah Tapanuli Selatan masuk dalam zona bahaya sedang hingga tinggi untuk risiko hidrometeorologi.

Masyarakat setempat membutuhkan bantuan mendesak berupa makanan siap saji, pakaian layak, perlengkapan kesehatan, serta tenda darurat. Lembaga kemanusiaan dan relawan dari berbagai daerah mulai bergerak menuju lokasi, namun koordinasi distribusi bantuan masih menghadapi kendala akses jalan yang rusak.

Saat alam memberi tanda, kita diuji oleh solidaritas dan ketangguhan. Di tengah musibah, semangat gotong royong warga Batang Toru menjadi cahaya di balik gelapnya bencana. Mari jadikan empati sebagai aksi nyata, karena setiap bantuan, sekecil apa pun, bisa menjadi harapan baru bagi mereka yang kehilangan segalanya. Bersama, kita bangun kembali, bukan hanya rumah, tapi juga rasa aman dan masa depan yang lebih tangguh.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan