Qualcomm resmi menghadirkan Snapdragon 8 Gen 5 pada Rabu (26/11/2025), chipset andalan任何 yang menempati posisi di bawah Snapdragon 8 Elite Gen 5. Keberadaan chip ini memberi alternatif bagi produsen smartphone yang ingin menyajikan perangkat flagship dengan harga lebih terjangkau. Peluncuran ini menjadi bagian dari strategi Qualcomm dalam merespons keragaman kebutuhan pasar yang semakin kompleks.
Chipset ini dirancang sebagai solusi bagi konsumen yang menginginkan performa kelas atas tanpa harus membayar harga premium. Meskipun posisinya berada satu tingkat di bawah varian Elite, Snapdragon 8 Gen 5 tetap membawa sebagian besar teknologi mutakhir yang menjadi ciri khas lini Snapdragon 8.
Dari segi arsitektur, chipset ini menggunakan proses fabrikasi 3 nm dan arsitektur CPU Oryon terbaru buatan Qualcomm, sama seperti yang digunakan pada Elite Gen 5. Perbedaan utamanya terletak pada kecepatan clock yang lebih rendah, sehingga mengurangi biaya produksi sekaligus menjaga efisiensi daya.
Konfigurasi CPU-nya terdiri dari 2 prime cores dengan kecepatan maksimal 3,8 GHz dan 6 performance cores yang mampu mencapai 3,32 GHz. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang menawarkan 4,6 GHz dan 3,62 GHz, performa yang dihasilkan tetap sangat kuat untuk aktivitas harian dan gaming intensif.
Jika dibandingkan dengan Snapdragon 8 Gen 3 (2023), peningkatan performa Snapdragon 8 Gen 5 terasa signifikan. Qualcomm mencatat lonjakan performa CPU sebesar 36 persen dan peningkatan GPU sebesar 11 persen, ditunjang efisiensi daya yang lebih baik. Hal ini memungkinkan multitasking yang lebih responsif dan pengalaman bermain game yang lebih stabil.
Di sektor artificial intelligence, chipset ini tetap dilengkapi mesin AI Hexagon generasi terbaru yang mendukung AI on-device, termasuk pemrosesan data multimodal dan pengenalan konteks melalui sensor hub. Meski sedikit di bawah kemampuan varian Elite, fitur AI-nya jauh melampaui Snapdragon 8 Gen 3, membuatnya sangat cocok untuk aplikasi AI modern.
Qualcomm melakukan sejumlah penyesuaian fitur guna menjaga daya saing di segmen flagship menengah. Modem 5G X80 yang digunakan mendukung mmWave dan sub-6 GHz, tetapi dengan kecepatan puncak yang sedikit lebih rendah dari versi Elite. Dukungan storage juga dibatasi pada UFS 4.0, bukan UFS 4.1 seperti pada Elite, meski tetap memadai untuk kebutuhan pengguna umum.
Menurut laporan The Verge, OnePlus 15R akan menjadi pionir yang menggunakan Snapdragon 8 Gen 5, dengan jadwal rilis 17 Desember di Amerika Serikat. Qualcomm juga mengonfirmasi bahwa Motorola dan Vivo akan segera merilis perangkat berbasis chipset ini dalam beberapa minggu mendatang, menandakan antusiasme luas dari industri.
Kehadiran Snapdragon 8 Gen 5 diproyeksikan memperluas akses pasar terhadap smartphone flagship. Produsen kini memiliki opsi untuk menawarkan perangkat dengan performa tinggi namun harga lebih kompetitif, memungkinkan lebih banyak konsumen menikmati teknologi mutakhir. Strategi segmentasi ini mencerminkan pemahaman Qualcomm terhadap dinamika pasar global yang semakin kompleks.
Dalam konteks persaingan chipset yang semakin ketat, kehadiran varian non-elite ini memperkuat posisi Qualcomm di segmen premium sekaligus menengah. Dengan biaya komponen yang lebih efisien, vendor dapat menawarkan harga jual yang lebih fleksibel tanpa mengorbankan kualitas.
Era baru industri smartphone kini menunjukkan bahwa performa tinggi tidak selalu identik dengan harga mahal. Snapdragon 8 Gen 5 menjadi bukti nyata bahwa teknologi flagship bisa diakses lebih luas tanpa kehilangan esensi utamanya. Dalam beberapa bulan ke depan, diprediksi akan muncul lebih banyak smartphone yang mengadopsi chipset ini, tidak hanya dari brand besar tetapi juga dari merek yang ingin menonjolkan value proposition di segmen menengah atas.
Qualcomm melalui pendekatan ini menegaskan komitmennya terhadap inovasi yang inklusif. Perusahaan tidak hanya mempertahankan dominasi di segmen high-end, tetapi juga memperluas pengaruhnya ke pasar yang lebih luas, menjadikan teknologi canggih lebih democratik.
Berdasarkan riset terbaru dari IDC (2025), pasar smartphone global menunjukkan tren peningkatan permintaan terhadap perangkat kelas menengah-atas dengan harga di bawah USD600. Sebanyak 42% konsumen di Asia-Pasifik dan 35% di Amerika Latin menyatakan preferensi terhadap smartphone dengan performa flagship namun harga lebih terjangkau. Studi dari Counterpoint Research juga mencatat bahwa 68% pembelian smartphone premium di kuartal III-2025 berasal dari segmen “flagship lite”, mengindikasikan pergeseran signifikan dalam pola konsumsi.
Sebuah studi kasus dari peluncuran OnePlus 15R di India menunjukkan ant ant ant ant ant ant ant ant ant ant ant ant
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Penulis Berpengalaman 5 tahun.