Peradah Indonesia Yakin Polri Semakin Profesional dan Adaptif dalam Melayani Masyarakat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia menyampaikan penghargaan terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menekankan pentingnya Polri untuk senantiasa adaptif menghadapi dinamika global. I Putu Yoga Saputra, Ketua Umum Peradah Indonesia, berpendapat bahwa tuntutan zaman saat ini mengharuskan kepolisian untuk terus melakukan transformasi, khususnya dalam pendekatan pelayanan kepada masyarakat.

Yoga Saputra menuturkan bahwa komitmen Kapolri dalam mendorong adaptasi institusi terhadap perkembangan dunia modern sangat diapresiasi. Di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan perubahan sosial yang cepat, kepolisian dituntut untuk lebih profesional serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Pernyataan ini disampaikannya dalam keterangan resmi di Jakarta pada Rabu (26/11/2025).

Pernyataan Kapolri tentang kebutuhan institusi yang adaptif disampaikan dalam Apel Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil). Menurut Yoga, hal ini mencerminkan komitmen kuat untuk meningkatkan profesionalisme Polri agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Ia menilai digitalisasi layanan, peningkatan transparansi, dan penguatan respons cepat terhadap laporan masyarakat sebagai indikator positif yang menunjukkan upaya Polri dalam membangun institusi modern yang dipercaya publik.

Langkah ini dinilai sebagai fondasi penting dalam menghadapi tantangan keamanan dan pelayanan publik di masa depan. Peradah juga memberi perhatian khusus terhadap tekad Kapolri untuk mengubah paradigma tugas kepolisian, dari pendekatan yang sebelumnya bersifat ‘menjaga’ beralih menjadi ‘melayani’. Perubahan paradigma ini, terutama dalam penanganan aksi demonstrasi, dianggap sebagai langkah maju untuk menjaga kesehatan ruang demokrasi. Sebelumnya, Kapolri juga menekankan pentingnya kehadiran Polri yang penuh empati sebagai bagian dari proses modernisasi institusi.

Kapolri menegaskan perlunya pendekatan humanis dalam penanganan massa aksi. Pendekatan ini dinilai penting karena demonstrasi merupakan bagian dari dinamika demokrasi. Dengan mengedepankan pelayanan, diharapkan dapat mendorong dialog, mengurangi ketegangan, sekaligus menjaga stabilitas tanpa mengabaikan hak-hak warga negara. Peradah melihat konsistensi pesan ini sebagai sinyal bahwa Polri sedang memperkuat etika pelayanan dan kedekatan dengan masyarakat. Transformasi paradigma ini menunjukkan bahwa Polri tidak hanya ingin menjadi institusi penegak hukum, tetapi juga institusi pelayan publik.

Sebagai organisasi kepemudaan nasional, Peradah Indonesia meyakini bahwa profesionalisme Polri memberikan dampak signifikan terhadap kualitas kehidupan masyarakat, terutama bagi kalangan pemuda, perempuan, dan kelompok rentan. Polri yang adaptif diyakini mampu memberikan perlindungan maksimal di ruang publik, menjaga kegiatan keagamaan dan kebudayaan, serta menjamin terselenggaranya proses demokrasi secara damai.

Peradah mengungkapkan keyakinan bahwa Polri yang adaptif akan semakin dipercaya oleh publik. Harapan mereka, transformasi ini tidak hanya berhenti pada level kebijakan, tetapi benar-benar diimplementasikan di seluruh satuan hingga ke tingkat paling bawah. Penguatan pendidikan etika, kemampuan komunikasi, serta pemahaman sosial dinilai perlu terus ditingkatkan. Di sisi lain, Peradah juga menegaskan komitmen untuk menjadi mitra strategis Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Yoga mengajak seluruh pemuda di Indonesia untuk turut serta dalam membangun ruang publik yang aman, inklusif, dan kondusif.

Peradah ingin melihat Polri yang tidak hanya kuat secara struktur, tetapi juga fleksibel, empatik, dan modern dalam melayani masyarakat. Dengan komitmen progresif yang ditunjukkan Kapolri, ada keyakinan bahwa arah perubahan ini akan membawa Polri menuju tingkat profesionalisme yang lebih tinggi di masa depan.

Data Riset Terbaru:

Studi dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) 2025 menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap kepolisian di Indonesia meningkat 18% dalam dua tahun terakhir, sejalan dengan langkah-langkah transformasi yang dijalankan Polri. Digitalisasi pelayanan seperti aplikasi Dumas Presisi dan sistem pelaporan online telah digunakan oleh lebih dari 12 juta masyarakat. Riset juga mencatat bahwa pendekatan humanis dalam penanganan unjuk rasa mengurangi konflik fisik sebesar 43% dibandingkan periode sebelumnya.

Studi Kasus:

Penerapan pendekatan “melayani” di Polda Jawa Timur melalui program “Polisi RW” menunjukkan hasil nyata. Petugas polisi ditempatkan di tingkat RW untuk mendengarkan langsung aspirasi warga. Program ini berhasil menurunkan angka kejahatan di wilayah tersebut sebesar 27% dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap polisi sebesar 35% dalam kurun waktu 18 bulan.

Transformasi Polri bukan sekadar isu struktural, tetapi soal membangun kepercayaan dan kedekatan dengan rakyat. Dengan langkah adaptif dan humanis, Polri memiliki peluang besar menjadi garda terdepan dalam mewujudkan keamanan yang inklusif dan pelayanan yang bermartabat. Masa depan kepolisian ada di tangan mereka yang mampu menjawab tantangan zaman dengan empati, profesionalisme, dan inovasi. Mari dukung perubahan ini, karena kepolisian yang baik adalah cerminan dari masyarakat yang beradab.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan