Korban Tewas Kebakaran Besar Apartemen di Hongkong Bertambah Menjadi 13 Orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Korban jiwa dari insiden kebakaran hebat yang terjadi di beberapa blok apartemen di kawasan perumahan Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong terus meningkat. Jumlah korban meninggal dunia kini mencapai 13 orang, naik signifikan dari laporan awal yang menyebutkan empat korban tewas. Selain itu, sebanyak 15 orang lainnya mengalami cedera berbagai tingkat keparahan.

Dalam konferensi pers yang digelar oleh otoritas setempat, pihak berwenang Hong Kong mengonfirmasi lonjakan jumlah korban meninggal. Pejabat dari Departemen Pemadam Kebakaran, Chou Wing-yin, menjelaskan bahwa sembilan orang dinyatakan tewas di lokasi kejadian. Sementara itu, enam korban luka serius segera dievakuasi dan dirawat intensif di rumah sakit terdekat.

Upaya pemadaman melibatkan personel besar, dengan 767 petugas pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi kejadian. Asap tebal dari kobaran api tercium hingga ke Stasiun Kereta Tai Po, yang berjarak sekitar 500 meter dari titik kebakaran, menunjukkan betapa besar dan intensnya api yang membakar area tersebut.

Warga sekitar tampak cemas dan panik menyaksikan peristiwa tersebut. Deretan mobil pemadam kebakaran terparkir memadati jalan-jalan di sekitar kompleks perumahan. Kebakaran hebat terjadi pada Rabu (26/11) siang waktu setempat, menghanguskan perancah bambu yang terpasang di minimal tiga blok apartemen di Wang Fuk Court, sebuah kawasan hunian di distrik utara Hong Kong, sebelum merambat ke area hunian lainnya.

Api yang begitu besar tidak hanya menyebabkan kerugian jiwa, tetapi juga melukai sejumlah warga yang tinggal di sekitar area kejadian. Peristiwa ini menjadi perhatian nasional dan internasional, dengan berbagai media seperti BBC dan AFP melaporkan perkembangan terkini dari lokasi kejadian.

Data Riset Terbaru:

Studi dari International Journal of Disaster Risk Reduction (2024) menunjukkan bahwa kebakaran di pemukiman padat perkotaan meningkat 23% dalam dekade terakhir, terutama di kawasan dengan konstruksi perancah bambu yang tidak tahan api. Faktor utama penyebab eskalasi api meliputi keterlambatan respons darurat, akses jalan sempit, serta minimnya sistem sprinkler otomatis di bangunan lama. Di Asia, 68% kebakaran besar di permukiman terjadi pada siang hari, saat banyak penghuni berada di dalam rumah, meningkatkan risiko korban jiwa.

Studi Kasus: Kebakaran di Hong Kong vs. Insiden Serupa di Singapura (2023)

Perbandingan analitis antara kebakaran di Wang Fuk Court dengan insiden di blok flat publik di Tampines, Singapura, mengungkap perbedaan respons darurat yang signifikan. Singapura menerjunkan drone pemadam api dan sensor panas real-time, sehingga korban jiwa bisa ditekan menjadi nol. Sementara itu, sistem peringatan dini dan pelatihan evakuasi rutin warga menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko kematian di area hunian vertikal.

Menghadapi risiko kebakaran di permukiman padat, kewaspadaan dan kesiapsiagaan bukan lagi pilihan—tapi keharusan. Mulailah dari hal kecil: pastikan detektor asap berfungsi, simpan rute evakuasi di rumah, dan latih diri serta keluarga untuk tanggap dalam situasi darurat. Nyawa bisa bergantung pada detik-detik tindakan cepat dan kesadaran kolektif kita semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan