Dugaan Pencemaran dari Tambang Galunggung Kembali Mencuat, Instansi Tegaskan Belum Terima Laporan Resmi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Laporan mengenai dugaan pencemaran lingkungan akibat penambangan pasir di kawasan Gunung Galunggung kembali mencuat ke permukaan. Aktivitas penggalian dan pencucian pasir disinyalir memberi dampak signifikan terhadap kualitas air serta menyebabkan luapan lumpur yang merugikan masyarakat sekitar. Kabar ini menyebar luas, menyebutkan bahwa area pertanian dan kolam budidaya ikan warga mengalami kerusakan akibat aliran air yang terkontaminasi material tambang.

Lokasi paling terdampak disebut berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Padakembang, yang merupakan pusat aktivitas penambangan pasir skala besar. Di wilayah ini, operasi alat berat dan proses pencucian pasir diduga kuat mencemari aliran sungai dan sumber air permukaan. Laporan serupa juga muncul dari Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, khususnya di Kampung Cihaseum dan Kampung Batubuluh, di mana warga mengalami banjir lumpur akibat jebolnya tanggul penampungan. Rumah, lahan sawah, dan kolam ikan dilaporkan terendam material lumpur yang berasal dari limbah penambangan.

Desa Sinagar di kecamatan yang sama juga mengalami perubahan kualitas air yang terasa langsung oleh penduduk. Kondisi serupa terpantau di sepanjang aliran Sungai Cibanjaran dan Sungai Cikunir yang melewati Desa Gunungsari, Rancapaku, serta masuk ke wilayah Kecamatan Sukarame. Aliran sungai tersebut membawa material lumpur dan residu pencucian pasir yang berdampak pada sistem irigasi pertanian dan budidaya perikanan. Dampak yang muncul meliputi air irigasi dan kolam menjadi keruh, penurunan produktivitas ikan, munculnya padi hampa, hingga banjir lumpur saat struktur penahan jebol.

Terkait laporan ini, sejumlah instansi terkait melakukan langkah pengawasan dan klarifikasi. Roni AKS, Kasat Pol PP Kabupaten Tasikmalaya, menyatakan bahwa informasi yang beredar masih membutuhkan verifikasi lebih lanjut. Ia menekankan pentingnya koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, inspektur tambang dari Kementerian ESDM, Dinas Lingkungan Hidup tingkat provinsi dan kabupaten, Dinas Pertanian dan Perikanan, Dinas Sumber Daya Air Provinsi, serta UPT Ciwulan-Cilaki.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya perlu melakukan uji kelola lingkungan dan uji pantauan lingkungan yang dikeluarkan oleh ESDM provinsi sebelum menyimpulkan adanya pelanggaran. Menurut hasil konfirmasi sementara dengan pemerintah desa, kondisi saat ini dinilai relatif aman. Peristiwa yang dilaporkan sebagian besar terjadi di masa lalu, dan kini telah dilakukan upaya perbaikan. Salah satunya adalah normalisasi Sungai Cibanjaran melalui pengerukan di Desa Linggajati dan Sinagar, sebagaimana disampaikan oleh pemerintah desa setempat.

Studi kasus dari wilayah ini menunjukkan pentingnya pengawasan berkelanjutan terhadap aktivitas penambangan yang berpotensi merusak ekosistem. Data riset terbaru dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup ITB (2024) mencatat peningkatan signifikan partikel padat tersuspensi (TSS) di sungai-sungai yang berada di jalur aliran tambang pasir, dengan konsentrasi melebihi baku mutu yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Temuan ini menguatkan dugaan bahwa aktivitas pencucian pasir tanpa pengolahan limbah yang memadai memberi dampak jangka panjang terhadap kualitas air dan kesuburan lahan pertanian.

Infografis sederhana dari data pemantauan kualitas air menunjukkan bahwa kadar pH air di sekitar area tambang cenderung menurun, sementara tingkat kekeruhan meningkat hingga 300% dari nilai normal. Kondisi ini secara langsung memengaruhi kelangsungan hidup ikan dan serangga air yang menjadi indikator kesehatan ekosistem.

Perlindungan lingkungan dan hak masyarakat atas lingkungan hidup yang sehat harus diutamakan. Pengelolaan sumber daya alam tidak boleh mengorbankan kesejahteraan warga dan kelestarian ekosistem. Mari bersama dorong transparansi, pertanggungjawaban, dan tindakan tegas terhadap praktik penambangan yang merugikan. Lindungi alam, lindungi masa depan generasi mendatang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan