Cerita Penjaga Penginapan tentang Penyekapan di Tawang, Kota Tasikmalaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang remaja perempuan berusia 15 tahun dari Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, berhasil diselamatkan dari penyekapan yang dilakukan sekelompok pria. Kasus ini terungkap bukan karena kecurigaan pengelola penginapan atau laporan dari warga sekitar, melainkan setelah sang ayah datang langsung mencari keberadaan anaknya.

Faisal, penjaga penginapan tempat kejadian berlangsung, menceritakan kronologi awal saat para pelaku mulai menyewa kamar. Pada Senin (24/11/2025), seorang pria datang sendirian dan menyewa kamar harian. Ia menyebut dirinya seorang montir, dan penjaga tidak merasa curiga karena penampilan serta alasan yang disampaikan terdengar wajar.

Keesokan harinya, Selasa (25/11), pria tersebut kembali memperpanjang sewa kamar sambil membawa tiga rekannya. Mereka juga mengaku bekerja sebagai montir motor. Keempat pria itu datang dengan membawa perlengkapan motor, termasuk spare part dan knalpot, yang semakin meyakinkan Faisal bahwa mereka benar-benar pekerja bengkel.

“Yang datang bertiga, cowok semua. Katanya mau benerin motor. Sangkaan saya di sini montirnya. Sparepart-nya ada, bilangnya bengkelnya di Gobras,” ucap Faisal.

Ia mengaku sebelumnya pernah melihat para pria tersebut berkeliaran di sekitar Jalan Pemuda, tak jauh dari penginapan. Meski tidak mengenal mereka secara pribadi, kehadiran mereka tidak terasa mencurigakan.

Selama dua hari para pria menginap, Faisal tidak pernah melihat seorang perempuan keluar dari kamar. Ia juga tidak mendengar suara perempuan sama sekali. Yang terdengar hanyalah suara obrolan dan keramaian khas laki-laki yang sedang nongkrong.

“Selama dua hari itu enggak ada suara perempuan. Enggak kelihatan juga ada perempuan. Pintunya kebuka terus, cuma suara cowok-cowok nongkrong aja,” jelasnya.

Faisal menambahkan bahwa jika benar ada penyekapan, seharusnya korban berusaha meminta pertolongan atau menunjukkan tanda perlawanan, mengingat ia selalu berjaga di tempat tersebut setiap hari.

Namun, pada Rabu siang (26/11/2025), situasi berubah drastis. Sang ayah tiba di penginapan mencari anaknya. Ia langsung curiga terhadap kamar yang disewa oleh para pria tersebut. Faisal pun mengizinkan ayah korban memeriksa kamar.

“Pas dibuka iya ada, lagi tiduran. Semuanya tidur,” ujar Faisal.

Ayah korban yang terkejut langsung mengunci pintu kamar dari luar, memastikan para pria tidak bisa kabur. Ia segera melapor ke Polsek Cibeureum, yang kemudian meneruskan penanganan kasus ke Polsek Tawang dengan dukungan dari Polres Tasikmalaya Kota.

Berdasarkan data riset terbaru dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2024), kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di lingkungan sekitar terus mengalami peningkatan, terutama yang melibatkan modus penipuan identitas dan penyekapan. Studi dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mencatat bahwa 60% kasus penyekapan anak melibatkan pelaku yang mengaku memiliki profesi resmi untuk mencairkan kecurigaan masyarakat.

Sebuah studi kasus di Jawa Barat tahun 2023 menunjukkan pola serupa, di mana pelaku menggunakan modus montir atau tukang servis untuk menyewa kamar harian. Mereka memanfaatkan kepercayaan masyarakat terhadap pekerjaan teknis yang dianggap netral dan tidak membahayakan.

Kejadian di Tasikmalaya menjadi cermin betapa pentingnya kewaspadaan di lingkungan sekitar, terutama terhadap penyewaan kamar harian yang minim pengawasan. Meski tidak selalu bisa dicegah secara penuh, kehadiran pengelola yang responsif dan masyarakat yang peka terhadap perubahan perilaku bisa menjadi benteng pertama melindungi korban dari kejahatan serius. Lindungi anak, awasi lingkungan, dan jangan ragu untuk bertindak saat melihat sesuatu yang mencurigakan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan