Raja Smartphone Global: Siapa Pemimpin Pasar Ponsel Cerdas Dunia

Saskia Puti

By Saskia Puti

Apple diperkirakan akan mengambil alih posisi teratas sebagai produsen smartphone terbesar di dunia dari Samsung pada akhir 2025, mengakhiri dominasi Samsung yang telah bertahan selama satu dekade terakhir. Perubahan urutan kekuasaan ini dipicu oleh tren penjualan global yang menunjukkan lonjakan kuat dari lini iPhone 17 series, sementara Samsung kesulitan menghadirkan terobosan inovatif yang cukup signifikan untuk mempertahankan dominasi pasarnya.

Keunggulan Apple diproyeksikan bertahan hingga 2030 berdasarkan analisis pasar terkini. Pendorong utama pergeseran ini adalah keberhasilan Apple meluncurkan desain segar dan berani lewat iPhone 17 Pro dan iPhone 17 Pro Max, ditambah kehadiran model baru iPhone Air yang turut menggairahkan minat konsumen. Respons global terhadap perubahan desain yang kontroversial namun segar ini sangat positif, mengingat selama bertahun-tahun desain iPhone cenderung stagnan.

Perubahan posisi ini sebenarnya sudah lama diprediksi banyak analis. Sebelumnya, Apple telah unggul dari Samsung dari sisi keuntungan meskipun masih kalah dalam volume pengiriman, seperti yang terjadi pada kuartal pertama 2023. Kini, dominasi Apple juga merambah ke aspek volume distribusi. Fenomena ini mengingatkan kembali pada 2012 ketika Samsung pernah menggeser Apple dan Nokia sebagai pemimpin pasar smartphone global.

Strategi jangka menengah Apple selama tiga tahun ke depan terbukti ampuh mengatasi kejenuhan konsumen terhadap desain yang monoton. Rencana tersebut mencakup peluncuran iPhone foldable pada 2025, iPhone 18 dengan Face ID di bawah layar pada 2026, dan iPhone Pro dengan desain all-glass pada 2027. Roadmap inovatif ini memberikan alasan kuat bagi pengguna untuk melakukan upgrade, sekaligus mendorong peningkatan signifikan dalam angka penjualan.

Apple juga semakin agresif mengejar segmen pasar menengah ke bawah melalui peluncuran seri e, dimulai dengan iPhone 16e tahun ini. Berbeda dengan pendekatan sebelumnya yang hanya mengandalkan iPhone SE dengan jadwal rilis tidak pasti, kini konsumen beranggaran terbatas memiliki opsi iPhone modern yang tersedia tiap tahun. Strategi ini diproyeksikan memperluas jangkauan Apple di pasar berkembang dengan daya beli lebih rendah.

Di sisi lain, Samsung menunjukkan tanda-tanda kebangkitan lewat kesuksesan Galaxy Z Fold 7. Perangkat foldable premium ini berhasil menarik perhatian pasar dengan desain modern dan performa tinggi, bahkan mendorong Samsung menaikkan target penjualan untuk lini foldable. Namun, popularitas Fold 7 tidak cukup menutupi penjualan Galaxy S25 yang dianggap hanya sebagai iterasi biasa tanpa inovasi mencolok.

Samsung kini dituntut belajar dari kesuksesan Apple dalam membaca keinginan konsumen akan perangkat yang benar-benar baru dan berbeda. Rencana integrasi chipset Exynos 2600 berbasis teknologi 2 nm pada seri Galaxy S26 dinilai langkah tepat, meski mayoritas konsumen lebih tertarik pada inovasi yang langsung terasa, seperti yang pernah dihadirkan melalui Galaxy S25 Edge sebelum kabarnya dibatalkan.

Persaingan antara kedua raksasa teknologi ini kian menarik dengan kemunculan pesaing baru dari berbagai negara. Contohnya di India, di mana OnePlus pernah mengungguli Apple dan Samsung di segmen smartphone premium. Dinamika ini membuktikan bahwa posisi puncak dalam industri smartphone sangat rentan terhadap perubahan. Perubahan kepemimpinan global ini diprediksi akan memengaruhi strategi pemasaran, pengembangan produk, dan kebijakan harga dari kedua perusahaan. Konsumen pun dapat menantikan lebih banyak inovasi dan persaingan harga yang ketat di masa depan.

Data riset terbaru dari International Data Corporation (IDC) 2025 menunjukkan bahwa Apple mencatat pertumbuhan pengiriman 18,7% secara tahunan, sementara Samsung hanya tumbuh 2,3%. Studi kasus di pasar Asia Tenggara mengungkap bahwa iPhone 17 series berhasil merebut 34% pangsa pasar premium dalam tiga bulan pertama peluncuran, mengungguli Galaxy S25 yang hanya mencapai 22%. Analisis menunjukkan bahwa desain baru dan ekosistem yang terintegrasi menjadi faktor penentu utama preferensi konsumen.

Transformasi industri smartphone kini tidak lagi hanya soal spesifikasi, tetapi tentang pengalaman menyeluruh dan diferensiasi nyata. Masa depan akan dimenangkan oleh perusahaan yang berani mengambil risiko desain, konsisten berinovasi, dan memahami denyut nadi konsumen. Bagi pengguna, ini adalah era terbaik untuk menikmati teknologi mutakhir dengan nilai lebih—saatnya memilih perangkat yang tidak hanya canggih, tapi juga mencerminkan identitas dan gaya hidup Anda.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan