Nenek Tanpa Identitas Meninggal Tertabrak KRL di Klaten

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang perempuan tanpa identitas ditemukan tewas setelah tertabrak kereta rel listrik (KRL) di wilayah Klaten, Jawa Tengah. Peristiwa tersebut terjadi di jalur rel yang melintasi Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan. Informasi ini disampaikan oleh Kapolsek Prambanan, AKP Haryanto, seperti yang dilaporkan oleh detikJateng pada Rabu (26/11/2025).

Kejadian berlangsung sekitar pukul 19.03 WIB. Petugas menerima laporan bahwa Kereta Commuter Line nomor 727 dengan rute Palur-Yogyakarta, datang dari arah Solo, menabrak seorang pejalan kaki di lintasan hilir antara Stasiun Srowot dan Stasiun Brambanan, tepatnya di kilometer 146+8. Lokasi kejadian berada di wilayah Desa Somopuro.

Begitu menerima laporan, Haryanto bersama personel jaga langsung menuju tempat kejadian perkara. Tim kepolisian kemudian berkoordinasi dengan relawan dan instansi terkait dari PT KAI untuk melakukan evakuasi. Proses evakuasi melibatkan lima personel polisi yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) serta polisi khusus kereta api (polsuska).

Korban diketahui merupakan seorang perempuan lanjut usia sekitar 70 tahun dengan rambut yang telah memutih. Ia tidak membawa identitas dan mengenakan pakaian yang tampak lusuh. Warga sekitar tidak mengenal sosok tersebut, meskipun sempat melihatnya berkeliaran di area sekitar rel dalam beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan pengamatan masyarakat setempat, perempuan itu pernah terlihat mondar-mandir di sekitar jalur kereta sebelum akhirnya menjadi korban tabrakan. Namun, tidak ada yang mengetahui asal-usul atau identitas pastinya.

Studi kasus serupa menunjukkan bahwa insiden tabrakan antara pejalan kaki dan kereta api di Indonesia masih terjadi, terutama di area yang minim pengaman seperti palang pintu atau rambu peringatan. Data dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2024 mencatat setidaknya 157 kejadian tabrakan pejalan kaki dengan kereta api di berbagai wilayah, dengan tingkat fatalitas mencapai 78 persen. Faktor utama penyebab kecelakaan meliputi minimnya fasilitas keselamatan di perlintasan, kondisi mental korban, serta kurangnya sosialisasi keselamatan di sekitar area rel.

Kasus ini mengingatkan pentingnya peningkatan pengawasan dan fasilitas keselamatan di sekitar jalur kereta, terutama di daerah yang rawan dilintasi pejalan kaki. Diperlukan kolaborasi antara PT KAI, pemerintah daerah, dan komunitas setempat untuk mencegah kejadian serupa terulang. Kesadaran publik tentang bahaya berada di dekat rel harus terus digalakkan, sebab setiap detik di jalur kereta bisa berarti antara hidup dan mati. Lindungi diri dan orang lain dengan tidak mendekati rel, apalagi menyeberang secara ilegal—keselamatan bukan hanya tanggung jawab petugas, tetapi milik kita semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan