Kakorlantas Terima Penghargaan Thecuy.com Awards 2025 dalam Kategori Transformasi Pelayanan Publik

Irjen Agus Suryonugroho, Kakorlantas Polri, meraih penghargaan dalam Thecuy.com Awards 2025 untuk kategori transformasi pelayanan publik. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas upaya masif Korlantas Polri dalam mentransformasi layanan masyarakat, sejalan dengan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Acara penganugerahan berlangsung di The Westin Jakarta pada Selasa (25/11/2025), di mana Irjen Agus dianugerahi sebagai Tokoh Penggerak Digitalisasi Layanan Publik dan Keselamatan Lalu Lintas.

Penghargaan ini menjadi motivasi besar bagi seluruh jajaran Korlantas Polri untuk terus meningkatkan pelayanan publik secara ikhlas dan profesional. Irjen Agus menyampaikan terima kasih kepada Thecuy.com dan Kapolri atas dukungan penuh dalam upaya digitalisasi layanan lalu lintas. Ia menekankan bahwa transformasi ini tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang pelayanan humanis di lapangan, termasuk melalui program Polantas Menyapa yang terus digencarkan.

Transformasi digital Korlantas Polri dimulai dari fondasi penyatuan data kendaraan melalui sistem Electronic Registration and Identification (ERI), yang menjadi pusat identifikasi kendaraan untuk mendukung layanan administrasi dan penegakan hukum. Dari data terstruktur ini, integrasi antara kepemilikan kendaraan, pembayaran pajak, dan riwayat pelanggaran dapat dilakukan secara lebih akurat dan transparan.

Sejumlah inovasi digital menjadi tulang punggung transformasi ini. Optimalisasi E-TLE (Electronic Traffic Law Enforcement) diperluas ke berbagai daerah untuk menjamin penegakan hukum yang objektif dan berbasis data. Aplikasi SIGNAL (Samsat Digital Nasional) dan SINAR (SIM Nasional Presisi) diluncurkan dan diperkuat, memungkinkan masyarakat memperpanjang SIM dan mengurus pajak kendaraan secara daring. Keamanan data ditingkatkan melalui implementasi e-BPKB dan sistem ERI yang memperkuat integrasi dan keamanan dokumen kendaraan.

Digitalisasi juga menyentuh penanganan kecelakaan lalu lintas melalui sistem SP2HP Online, yang memungkinkan masyarakat mengakses informasi penanganan perkara secara lebih jelas. Pelayanan Samsat diperkuat dengan penyelarasan proses registrasi, identifikasi, dan penegakan hukum, menciptakan pelayanan yang lebih teratur dan efektif.

Penguatan kapasitas personel menjadi kunci keberhasilan transformasi. Korlantas melaksanakan pelatihan berjenjang dan sertifikasi untuk memastikan kompetensi petugas. Interaksi langsung tetap dipertahankan melalui program Polantas Menyapa, sementara partisipasi masyarakat dalam evaluasi layanan dilakukan via aplikasi EPZI (Evaluasi Pelayanan Zona Integritas) yang memudahkan pemberian umpan balik.

Tahap revitalisasi sistem terus dilakukan dengan penyempurnaan platform, penguatan pusat kendali, dan peningkatan keamanan data. Langkah ini mencakup perbaikan sistem administrasi SIM dan STNK, peningkatan interoperabilitas dengan instansi pemerintah daerah, serta penguatan jaringan komunikasi untuk mendukung layanan real time.

Dampak digitalisasi terasa nyata: pelayanan lebih terstruktur dengan standar jelas, verifikasi data lebih akurat dan aman, serta penanganan kecelakaan bisa dipantau secara transparan. Setiap proses terdokumentasi, meningkatkan akuntabilitas dan membangun budaya pelayanan yang transparan.

Transformasi ini mengukuhkan Korlantas Polri sebagai institusi pelayanan publik yang adaptif, modern, dan berbasis teknologi. Irjen Agus menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kolaborasi seluruh jajaran, instansi terkait, dan masyarakat. Dengan kerendahan hati, Korlantas terus belajar dan bekerja penuh tanggung jawab, menjadikan kepercayaan publik sebagai tujuan utama dan teknologi sebagai sarana untuk mewujudkan pelayanan yang akuntabel dan presisi.

Data riset terbaru dari Kementerian Perhubungan (2024) menunjukkan bahwa adopsi layanan digital di bidang transportasi meningkat 68% selama dua tahun terakhir, dengan kepuasan pengguna mencapai 82%. Studi dari Lembaga Survei Independen (2025) juga mencatat bahwa 7 dari 10 masyarakat lebih memilih layanan daring karena faktor waktu dan transparansi. Infografis internal Korlantas mencatat penurunan waktu pelayanan perpanjangan SIM dari rata-rata 3 jam menjadi 15 menit sejak hadirnya aplikasi SINAR. Sementara itu, integrasi 34 Satpas di 28 provinsi ke dalam sistem SIGNAL berhasil memangkas antrean pengurusan pajak kendaraan hingga 70%.

Kepercayaan publik dibangun dari konsistensi pelayanan dan transparansi sistem. Transformasi digital bukan sekadar kemajuan teknologi, tetapi komitmen nyata untuk memuliakan pelayanan kepada rakyat. Setiap inovasi yang dilahirkan harus berpijak pada nilai keikhlasan, akuntabilitas, dan kedekatan dengan masyarakat. Saat pelayanan menjadi lebih cepat dan transparan, itu artinya negara hadir dengan wajah yang lebih manusiawi. Terus dorong batas kemajuan, jadikan teknologi sebagai jembatan antara institusi dan rakyat, karena puncak keberhasilan pelayanan publik diukur dari senyum di wajah masyarakat yang merasakan manfaatnya secara nyata.

Baca juga Berita lainnya di News Page