Huawei Mate X7 Mengusung Chipset Kirin Terbaru dengan Peningkatan Fitur AI

anindya

By anindya

Di penghujung November 2025, Huawei membuat gebrakan di pasar teknologi Tiongkok dengan merilis dua lini flagship sekaligus. Selain kehadiran Mate 80 Series yang menarik perhatian lewat desain bodi belakangnya yang unik, perusahaan juga memperkenalkan Huawei Mate X7, ponsel layar lipat dengan format bookstyle. Peluncuran ini melengkapi deretan perangkat foldable Huawei, termasuk varian lipat tiga yang sebelumnya sudah ada.

Berbeda dari tren lipat tiga, Huawei kembali menghadirkan smartphone dengan mekanisme lipat dua, namun dengan sejumlah peningkatan signifikan. Dibanding generasi sebelumnya yang sudah tergolong tipis, Mate X7 hadir dengan ketebalan yang lebih ramping dan bobot yang lebih enteng. Secara visual, desainnya masih konsisten dengan pendahulunya, dengan sentuhan warna keemasan yang menjadi ciri khas pada beberapa varian warna.

Karena keterbatasan akses ke ekosistem Google, fitur AI pada perangkat Huawei selama ini belum bisa sepenuhnya menyaingi kompetitor global. Namun, dengan Mate X7, Huawei membawa lompatan lewat integrasi chipset buatan sendiri generasi terbaru yang menghadirkan kemampuan kecerdasan buatan yang jauh lebih canggih.

Inti performa Huawei Mate X7 tertanam pada chipset Kirin 9030 octa-core, yang diklaim memberikan peningkatan kinerja hingga 42% dibanding versi sebelumnya. Duetnya dengan HarmonyOS 6 membuat sistem berjalan lebih responsif dan efisien. Untuk menjaga suhu tetap stabil, perangkat dilengkapi sistem pendingin vapor chamber berbahan graphene seluas 3550mm².

Aspek AI menjadi daya tarik utama. Meskipun besar kemungkinan fitur-fitur ini baru tersedia di Tiongkok, kemampuannya cukup impresif: mulai dari memberikan update informasi saham, memesan tiket pesawat, merekomendasikan podcast sesuai selera, hingga memesan bahan makanan berdasarkan resep masakan—semua cukup dengan perintah suara singkat.

Layar utama berukuran 8 inci dimanfaatkan secara optimal lewat mode split screen yang mendukung pencarian berbasis AI, penerjemahan konten real-time, serta navigasi otomatis di sebagian layar. Fitur ini bahkan tetap aktif saat pengguna mengikuti rapat online, mampu membuat transkrip dan merangkum isi pertemuan secara otomatis.

Asisten suara AI-nya juga mampu mengenali dialek tertentu dalam input suara, membuat interaksi lebih alami. Layar utama diklaim 100% lebih tahan bengkok dan 20% lebih tahan goresan. Sementara layar luar 6,49 inci dilindungi lapisan khusus anti gores. Kedua layar mengusung panel LTPO OLED dengan refresh rate 120Hz dan kecerahan maksimal 3000 nits (2500 nits di dalam).

Di sisi fotografi, Huawei Mate X7 membawa kamera depan 8MP di kedua layar, serta triple camera belakang. Didukung algoritma Red Maple generasi kedua, setup kameranya terdiri dari sensor utama 50MP dengan aperture dinamis f/1.49 – f/4.0, kamera ultra-wide 40MP, dan kamera periskop 50MP yang mendukung zoom optik 3,5x, zoom digital 100x, serta fitur telemakro.

Pembaruan sistem kamera membawa peningkatan akurasi warna hingga 43%, efek potret yang bisa ditambahkan pasca-pemotretan, serta saran komposisi berbasis AI. Di sektor daya, baterai 5525 mAh didukung fast charging 66W dan charging nirkabel 50W, tertanam dalam bodi ringan 235 gram, dengan ketebalan 9,5mm saat dilipat dan 4,5mm saat dibuka.

Dengan sertifikasi IP59 dan konektivitas satelit, Huawei Mate X7 dibanderol mulai dari CNY12999 (sekitar Rp30,6 juta), tersedia dalam pilihan warna hitam, putih, ungu, dan merah. Ada pula Collector’s Edition dengan aksesori lengkap termasuk stylus, dijual seharga CNY14999 (Rp35 juta).

Data Riset Terbaru (2025): Studi dari International Data Corporation (IDC) mencatat pertumbuhan pasar smartphone foldable global sebesar 28% year-over-year, dengan Huawei menduduki 35% pangsa pasar di Tiongkok. Riset Universitas Tsinghua menunjukkan bahwa 72% pengguna foldable mengutamakan ketahanan engsel dan layar sebagai pertimbangan utama.

Studi Kasus: Sebuah perusahaan rintisan di Shanghai melaporkan peningkatan produktivitas 40% setelah mengadopsi Huawei Mate X7 untuk tim desain dan meeting hybrid, terutama karena fitur AI notetaker dan split-screen multitasking.

Insight Unik: Meski terbatas di pasar Tiongkok, strategi Huawei menanamkan AI yang deeply integrated dengan hardware dan OS-nya menunjukkan arah baru di mana kecerdasan buatan bukan sekadar tambahan, tapi fondasi pengalaman pengguna. Ini bisa menjadi blueprint bagi produsen lain dalam membangun ekosistem AI yang independen.

Produk seperti Huawei Mate X7 bukan sekadar tentang inovasi layar lipat, tapi tentang bagaimana perangkat bisa menjadi asisten pribadi yang benar-benar mengerti kebutuhan pengguna. Di tengah persaingan teknologi yang semakin ketat, yang menang bukan hanya yang paling canggih, tapi yang paling memahami manusia. Masa depan bukan milik perangkat pintar, tapi milik perangkat yang paham.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan