Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau sejumlah daerah di Pulau Sumatera untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal ini menyusul terbentuknya Siklon Tropis Senyar yang sebelumnya merupakan Bibit Siklon Tropis 95B di Selat Malaka. Perkembangan ini terpantau pada Rabu (26/11/2025) pukul 07.00 WIB, dengan sistem siklon yang kini bergerak mendekati daratan Aceh pada kecepatan sekitar 10 km/jam. Siklon ini berpotensi memicu hujan sangat lebat hingga ekstrem, disertai angin kencang.
Teuku Faisal Fathani, Kepala BMKG, menjelaskan bahwa uap air yang melimpah dari perairan hangat Selat Malaka memicu pertumbuhan awan konvektif intens di kawasan utara Sumatera. Pusat Siklon Tropis Senyar saat ini tercatat berada di koordinat 5.0° LU dan 98.0° BT, dengan tekanan minimum 998 hPa dan kecepatan angin maksimum mencapai 43 knot atau sekitar 80 km/jam.
Faisal merinci bahwa dalam 24 jam ke depan, siklon diprediksi bergerak ke arah barat hingga barat daya dan masih bertahan di daratan Aceh dengan kecepatan sekitar 4 knot. Perkiraan 48 jam ke depan menunjukkan penurunan intensitas menjadi depresi tropis. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Command Center MHEWS, Jakarta.
Potensi cuaca ekstrem tetap perlu diwaspadai karena dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir pesisir, longsor, dan pohon tumbang. Wilayah yang perlu siaga meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, serta kawasan sekitar Selat Malaka.
Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, menambahkan bahwa dampak siklon mencakup hujan sangat lebat hingga ekstrem di Aceh dan Sumatera Utara, serta hujan sedang hingga lebat di sebagian wilayah Sumatera Barat dan Riau. Angin kencang juga diperkirakan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Riau.
Bagi sektor maritim, BMKG mencatat potensi gelombang sedang (1,25-2,5 m) di Selat Malaka bagian tengah, Perairan Sumatera Utara, dan Perairan Rokan Hilir. Sementara gelombang tinggi (2,5-4,0 m) berpotensi terjadi di Selat Malaka bagian utara, Perairan Aceh, hingga Samudra Hindia barat Aceh-Nias.
Andri Ramdhani, Direktur Meteorologi Publik BMKG, menekankan bahwa siklon tropis di sekitar Selat Malaka tergolong langka karena Indonesia berada di dekat ekuator, yang umumnya tidak mendukung pembentukan siklon. Namun, dalam lima tahun terakhir, semakin banyak siklon tropis yang mendekati wilayah Indonesia dan memberikan dampak signifikan. Fenomena seperti Siklon Tropis Senyar tidak lazim, apalagi bila melintasi daratan.
BMKG mengimbau pemerintah daerah, masyarakat, serta pelaku sektor kelautan dan transportasi untuk mewaspadai potensi gangguan akibat gelombang tinggi dan angin kencang. Faisal menekankan bahwa informasi ini bukan untuk menimbulkan kepanikan, melainkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
“Dengan prinsip awas, siaga, selamat, diharapkan peringatan dini BMKG dapat dimitigasi dengan baik demi meminimalkan kerusakan dan korban jiwa. Early warning harus diikuti early action menuju zero victim,” tegasnya.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (2024) menunjukkan peningkatan frekuensi siklon tropis di sekitar wilayah ekuatorial dalam dekade terakhir, yang diduga terkait dengan pemanasan laut di Samudra Hindia dan Selat Malaka. Rata-rata suhu muka laut di Selat Malaka mencapai 30,5°C pada November 2025, jauh di atas ambang 28,5°C yang diperlukan untuk pembentukan siklon.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Meskipun Indonesia secara geografis berada di zona ekuator yang tidak lazim bagi pembentukan siklon, kondisi laut yang semakin hangat memicu fenomena langka ini. Pola ini mencerminkan perubahan iklim yang mengubah pola cuaca tradisional. Mekanisme “convective heating” dari laut hangat memperkuat sistem tekanan rendah, memicu pertumbuhan awan hujan masif dan angin kencang.
Studi Kasus:
Kejadian serupa terjadi pada Desember 2022 saat Siklon Tropis Cempaka membawa hujan ekstrem di Yogyakarta dan Jawa Tengah, meskipun tidak mendarat langsung. Dampaknya, lebih dari 15.000 warga mengungsi dan menyebabkan kerugian infrastruktur mencapai Rp 280 miliar. Hal ini membuktikan bahwa bahkan siklon yang tidak mendarat langsung tetap bisa memberikan dampak signifikan melalui sistem awannya.
Infografis sederhana: Dalam kondisi normal, suhu laut < 28,5°C → tidak ada siklon. Saat suhu laut > 30°C + kelembapan tinggi → potensi pembentukan siklon meningkat 300% (data BMKG 2023-2025).
Kesiapsiagaan bukan tentang ketakutan, tapi tentang kewaspadaan. Saat alam menunjukkan perubahan pola, saat itu pula kita harus lebih tangguh dan responsif. Dengan informasi yang tepat dan tindakan cepat, setiap ancaman bisa menjadi pelajaran untuk membangun ketahanan bersama. Jangan tunggu bencana datang — mulai siaga dari sekarang, karena keselamatan adalah tanggung jawab kita semua.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.