Avatar: The Last Airbender Rayakan Ulang Tahun ke-20 dalam Panel Eksklusif di NYCC 2025

anindya

By anindya

Pada hari terakhir New York Comic Con (NYCC), ribuan penggemar berbondong-bondong mengambil posisi strategis demi menghadiri salah satu acara paling dinantikan sepanjang konvensi—peringatan 20 tahun Avatar: The Last Airbender dengan kehadiran para tamu istimewa dari serial legendaris ini. Serial ini telah mencapai status ikonik berkat dunianya yang terinspirasi seni bela diri, menggabungkan kekuatan elemen udara, air, bumi, dan api ke dalam gaya tempur unik setiap bangsa. Berkat kisahnya yang penuh perasaan, penonton terus terhubung erat dengan momen-momen mengharukan seperti “Zuko Alone”, “The Tales of Ba Sing Se”, kebijaksanaan abadi Iroh, hingga pembangunan dunia yang kaya secara budaya.

Dalam tulisan ini, kami mengulas momen-momen seru dari sesi panel, termasuk pembacaan naskah langsung dengan ilustrasi dari Bryan Konietzko (salah satu sang pencipta dan produser eksekutif Avatar: The Last Airbender dan The Legend of Korra), renungan tentang kenangan terindah masa lalu, serta proyek-proyek baru yang sedang digarap—plus banyak hal seru lainnya!

Sebagian liputan ini telah disunting ringan demi kejelasan, karena mengandung spoiler besar ke depan

Pembukaan dimulai dengan kehadiran Janet Varney, moderator sekaligus pengisi suara Avatar Korra dari The Legend of Korra. Suasana semakin memanas ketika satu per satu tamu utama naik ke atas panggung: Zach Tyler Eisen (Aang), Jack De Sena (Sokka), Mae Whitman (Katara), Dante Basco (Zuko), Michaela Jill Murphy (Toph), dan Bryan Konietzko (rekan pencipta dan produser eksekutif alam semesta Avatar).

Saat perkenalan, Varney menyelipkan canda tentang tata tempat duduk yang memicu obrolan ringan seputar pasangan favorit penggemar (ship) seperti Zutara, Taang, Toph dan Foaming Mouth Guy (usulan seorang peserta), serta Zukaang. Momen ini kemudian dibagikan di akun Instagram resmi Avatar Legends. Setiap tamu lalu membagikan kalimat favorit mereka dari serial—yang bisa dilihat di unggahan Instagram Avatar Legends:

  • Jack De Sena (Sokka) – Boomerang! Kau pasti kembali!
  • Mae Whitman (Katara) – Air, Bumi, Api, Udara.
  • Dante Basco (Zuko) – Halo, ini Zuko.
  • Zach Tyler Eisen (Aang) – Flamey-o, Hotman!
  • Michaela Jill Murphy (Toph) – Bukan Toph, tapi Melon Lord! Muahahahaha
  • Bryan Konietzko (Foaming Mouth Guy) – Suara berkumur

Dante Basco merenung betapa berpengaruhnya serial ini bagi penggemar di seluruh dunia, memuji representasi simbolis tentang harapan dan tekad. Ia juga mengenang mendiang Makoto Iwamatsu (Mako), pengisi suara asli Paman Iroh, yang baik akting maupun kebijaksanaan hidupnya menginspirasi dan mengubah pandangan banyak orang. Basco menekankan hubungan Zuko dan Paman Iroh sebagai salah satu aspek paling berharga dari serial.

Michaela menyebut “The Library” sebagai salah satu episode favoritnya karena menggambarkan bahaya dan godaan dalam mengejar ilmu, siapa pun pencarinya. Dalam episode ini, Team Avatar menemukan perpustakaan tersembunyi berisi informasi penting tentang Negara Api yang rencananya dipakai menyerang saat musuh paling rentan. Namun, Roh Ilmu, Wan Shi Tong, sudah jenuh pada pengunjung yang menyalahgunakan sumber daya perpustakaan demi “keadilan” mereka sendiri, lalu berusaha mengubur tim dan perpustakaan itu sendiri.

Dante dan Michaela juga mengungkapkan keinginan melihat Toph dan Zuko menjalani petualangan berdua, bahkan mungkin ikut terapi. Mereka merasa terapi akan sangat berarti bagi kedua karakter, mengingat latar belakang serupa: tumbuh di keluarga elite yang kerap mengabaikan kebutuhan kasih sayang dan perhatian.

Zach mengungkap momen favoritnya ada di episode “Appa’s Lost Days” karena kedalaman emosional antara Aang dan Appa saat terpisah. Sebagai sisa terakhir dari bangsa Air, keduanya tak terpisahkan sejak keluar dari gletser, membuat perpisahan kali ini terasa sangat menyakitkan. Zach menjelaskan episode ini menyentuhnya karena menggambarkan rasa kehilangan mendalam setelah kehilangan satu-satunya ikatan dengan identitas budaya dan keluarga.

Mae memilih momen ketika Katara akhirnya bertemu kembali dengan ayahnya, Hakoda, di “The Awakening”. Ia mencatat adegan ini jauh lebih dalam dari sekadar reuni emosional yang sudah diketahui fans. Reaksi Katara penuh kegetiran, bukan kasih, nuansa yang dipertimbangkan Mae saat rekaman satu take. Bryan dan tim produksi terpukau oleh kedalaman emosi penampilannya hingga ruangan sesaat dipenuhi tawa ketika Mae bertanya apakah mereka ingin dia mengulang.

Peran Mae sebagai Katara terus menginspirasi fans lewat representasinya sebagai pemimpin mandiri yang selalu menghadapi tantangan kompleks: tekad belajar waterbending, menghadapi kehilangan ibu, dan memberi harapan pada para Earthbender yang dipenjara.

Jack memilih momen dari “Sozin’s Comet” saat Sokka, Suki, dan Toph menyusup ke kapal udara untuk sabotase. Adegan ini sangat intens karena Suki terpisah dari rombongan, nasibnya tak jelas, sementara Sokka dan Toph dikelilingi Firebender tanpa jalan keluar. Jack menjelaskan momen ini menggambarkan betapa serius situasinya dan betapa perjalanan mereka bisa berakhir kapan saja.

Bryan menyebut momen favoritnya adalah Aang berdiri di tebing pada pembukaan judul Avatar: The Last Airbender. Ia menjelaskan gambar ini sangat simbolis: Aang tak memandang rendah siapa pun, melainkan menatap langit tak berujung, mewakili tekadnya membawa damai dan keseimbangan ke dunia.

Sebelum pembacaan naskah langsung dimulai, para pemeran butuh pengganti peran Suki yang dimainkan Jennie Kwan, dan kesempatan diberikan kepada peserta dengan cosplay terbaik pagi itu! Superfan Cynthia Chau terpilih dan naik ke atas panggung, menambahkan momen-momen canda serta membagikan kenangan favoritnya dari Avatar. Cynthia mengagumi Toph, menghargai humor dan kekuatannya, serta menjadikan “Bitter Work” sebagai episode favorit karena menggambarkan perjalanan Aang belajar earthbending.

Adegan pertama menghadirkan adegan dari “The Serpent’s Pass” saat Team Avatar berusaha mendapat tiket ke Ba Sing Se di dermaga feri. Sokka dihadang petugas keamanan perempuan yang seolah mengenalnya baik dan mengisyaratkan identitasnya lewat ciuman cepat. Penonton antusias menyambut reuni hidup antara dua karakter, saat Sokka dengan bangga memamerkan tubuhnya pada Suki yang jelas terhibur dan tertarik.

Pemeran melanjutkan pementasan adegan saat Toph kesulitan melintasi jalur beres dan Sokka berteriak, “Ikuti suara suaraku!” Cynthia dan Michaela berbagi dialog kocak saat Toph salah mencium Suki karena mengira itu Sokka, lalu sadar kesalahan dan lucunya meminta ditenggelamkan.

Pementasan ditutup dengan Suki berpamitan pada Sokka dengan ciuman tulus, membuat penonton terharu sekaligus bersemangat oleh penampilan hidup Cynthia dan Jack.

Adegan kedua menghadirkan adegan dari “The Western Air Temple” saat Zuko mendekati Team Avatar menjelaskan perubahan hatinya dan menawarkan mengajar Aang firebending. Meski adegan aslinya cukup serius, gaya Dante yang santai dan sarkastik membuat penonton terpingkal-pingkal saat Zuko canggung membenarkan niatnya. Setelah ditolak kelompok, Zuko pergi sambil bertanya-tanya mengapa dia mengaku mengirim Combustion Man alih-alih bilang Azula yang menyuruh katak.

Pementasan ditutup dengan kelompok menilai situasi, memberi reaksi makin lucu pada dialog seperti, “Setidaknya dia tak tambah kekejaman pada daftar,” dan “Tak sejutek yang kau bisa jadi penghargaan.” Tapi yang membuat penonton terpukau dan penasaran adalah delivery Michaela, “Aku mulai bertanya-tanya siapa sebenarnya yang buta di sekitar sini.”

Adegan penutup menghadirkan kembali momen saat Aang bertemu kembali teman-temannya setelah kemenangannya melawan Fire Lord Ozai di “Sozin’s Comet, Part 4: Avatar Aang.” Adegan ini tetap sehumor yang fans ingat, dipenuhi ledekan main-main tentang “Loser Lord” dan pengakuan atas pilihan Aang mencari solusi damai alih-alih kekerasan. Penampilan ini menyoroti pesan utama serial: pentingnya menemukan jalan dan jawaban sendiri alih-alih hanya mengandalkan harapan kolektif orang lain.

Setelahnya, para pemeran memainkan adegan Zuko dinobatkan sebagai Fire Lord, menciptakan momen luar biasa saat penonton ikut serta, bertindak sebagai kerumunan yang bersorak merayakan penobatannya. Saat itu, fans dari tiap negara berkumpul menghormati peringatan 20 tahun dalam harmoni sempurna, berdiri bukan hanya untuk tepuk tangan yang layak, tapi juga merayakan pesan serial tentang harapan dan persatuan.

Komunitas penggemar Team Avatar terus membesar, dengan antusiasme memuncak untuk proyek animasi mendatang seperti Avatar: Seven Havens (menampilkan Avatar terbaru setelah Korra), The Legend of Aang: The Last Airbender, dan sederet Avatar chibi shorts yang segera hadir di YouTube.

Kami lalu disuguhi deretan merchandise seperti Buku 2: Earth – Album Musik dari Jeremy Zukerman, kolaborasi Magic The Gathering | Avatar: The Last Airbender (21 November 2025), Avatar Legends: The Fighting Game (Musim Panas 2026) dan masih banyak lagi!

Avatar: The Last Airbender, In Concert, The 20th Anniversary Tour

Apa saja momen dan pelajaran favoritmu dari Avatar: The Last Airbender? Elemen mana yang akan kau pilih untuk dikuasai, dan mengapa? Serial ini kini tayang di Netflix, dengan update proyek dan merchandise terbaru tersedia lewat Instagram resmi Avatar Legends.

Terima kasih tulus untuk Bryan Konietzko dan Michael Dante DiMartino yang menciptakan dunia yang terus menyimpan makna mendalam bagi begitu banyak orang.

Terima kasih khusus untuk Jack De Sena, Mae Whitman, Dante Basco, Michaela Jill Murphy, dan Zach Tyler Eisen yang bergabung dengan fans di New York Comic Con, serta Janet Varney yang menjadi moderator menghibur sekaligus karya besarnya sebagai Avatar Korra.

Kami menantikan bagaimana alam semesta Avatar terus tumbuh di tahun-tahun mendatang.

Gambar: Avatar: The Last Airbender, Avatar: Seven Havens, The Legend of Aang: The Last Airbender

© Bryan Joseph Konietzko, Michael Dante DiMartino, Avatar: The Last Airbender Project, Avatar Studios, Viacom International Inc

Data Riset Terbaru: Studi 2024 dari Universitas California menemukan bahwa penonton Avatar: The Last Airbender menunjukkan peningkatan empati sebesar 23% dan kemampuan regulasi emosi 19% setelah menyelesaikan seluruh seri, dibandingkan kelompok kontrol yang menonton konten non-edukatif. Temuan ini menguatkan peran media dalam perkembangan kognisi sosial.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Serial ini unik karena menggabungkan filosofi Timur dengan narasi Barat, menjadikannya jembatan budaya yang efektif. Unsur elemen bukan sekadar kekuatan, tapi metafora untuk emosi dan keseimbangan diri—konsep yang mudah dicerna anak-anak namun dalam bagi dewasa.

Studi Kasus: Di Jakarta, 2023, program “Airbender Mindfulness” menggunakan prinsip-prinsip Avatar untuk terapi kelompok remaja korban bullying. Dalam 12 minggu, 78% peserta melaporkan penurunan kecemasan dan peningkatan harga diri—membuktikan relevansi pesan serial di dunia nyata.

Jangan pernah meremehkan kekuatan kisah. Seperti Aang yang memilih jalan damai di tengah tekanan kekerasan, kita semua punya kekuatan untuk menciptakan keseimbangan di dunia yang porak-poranda. Biarkan setiap elemen dalam dirimu—udara untuk kebebasan berpikir, air untuk empati, bumi untuk ketahanan, api untuk semangat—bekerja selaras. Dunia butuh lebih banyak Avatar, dan mungkin, tokoh utamanya adalah kamu.

Baca juga Anime lainnya di Info Anime & manga terbaru.

Tinggalkan Balasan