2 Tanda di Wajah yang Perlu Diwaspadai sebagai Gejala Kolesterol Tinggi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kadar kolesterol yang melampaui batas normal sering dijuluki sebagai pembunuh diam-diam, sebab gejalanya tidak tampak jelas hingga menyebabkan masalah kardiovaskular yang mengancam nyawa. Zat lemak ini memang diperlukan tubuh, tetapi ketika berlebihan, ia bisa mengendap di pembuluh darah dan mengganggu aliran darah. Penumpukan ini secara perlahan meningkatkan potensi terjadinya serangan jantung maupun stroke. Banyak individu baru menyadari kondisi ini setelah melakukan tes darah rutin atau saat komplikasi sudah muncul.

Dari laporan Mirror UK yang mengutip British Heart Foundation (BHF), kolesterol tinggi umumnya tidak memperlihatkan tanda-tanda spesifik. Namun, jika dibiarkan terus-menerus, risiko gangguan jantung dan stroke meningkat tajam. Kondisi ini sering kali menjadi faktor risiko tersembunyi yang tidak disadari, sehingga pemeriksaan berkala terhadap kadar kolesterol sangat dianjurkan.

Dalam kasus tertentu, terutama yang dipicu oleh faktor genetik seperti hiperkolesterolemia familial, tubuh bisa memberikan sinyal melalui perubahan fisik di wajah. Dua indikator utama yang patut diwaspadai adalah xanthelasma dan arkus kornea.

Xanthelasma muncul sebagai benjolan lembut berwarna kekuningan di kelopak mata, umumnya dekat pangkal hidung. Bentuknya datar atau sedikit menonjol, dan terbentuk karena penumpukan kolesterol di bawah lapisan kulit. Sekitar separuh dari mereka yang mengalami xanthelasma ternyata memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Meski begitu, kondisi ini juga bisa berkaitan dengan kondisi medis lain seperti diabetes atau kelainan tiroid.

Di sisi lain, arkus kornea tampak sebagai cincin berkabut berwarna putih atau abu-abu yang muncul di tepi kornea. Seiring waktu, cincin ini bisa membulat sempurna mengelilingi iris. Menurut dokter spesialis jantung Francisco Lopez-Jimenez, kondisi ini tidak mengganggu penglihatan dan tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, keberadaannya bisa menjadi peringatan dini terhadap kadar kolesterol yang tidak sehat, sehingga perlu evaluasi medis lebih lanjut.

Untuk mencegah peningkatan kolesterol dan munculnya tanda-tanda tersebut, langkah pencegahan bisa dilakukan melalui perubahan gaya hidup. Batasi asupan lemak jenuh, tingkatkan konsumsi makanan bernutrisi seimbang, rutin beraktivitas fisik, hentikan kebiasaan merokok, serta kendalikan asupan alkohol. Deteksi dini dan pengelolaan yang tepat menjadi kunci utama dalam mencegah komplikasi jangka panjang.

Studi terbaru dari American Heart Association (2023) menunjukkan bahwa individu dengan xanthelasma memiliki risiko 50% lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular dalam jangka 10 tahun ke depan dibanding yang tidak memilikinya. Sementara itu, penelitian di Journal of Clinical Lipidology (2022) mencatat bahwa arkus kornea pada usia di bawah 45 tahun berkorelasi kuat dengan dislipidemia dan riwayat keluarga penyakit jantung koroner.

Sebuah studi kasus di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (2023) mencatat pasien perempuan usia 38 tahun datang dengan keluhan benjolan kekuningan di kelopak mata. Setelah diperiksa, ternyata kadar LDL-nya mencapai 190 mg/dL tanpa gejala nyeri dada atau sesak. Setelah dilakukan penanganan diet dan statin, kadar kolesterol turun 30% dalam 6 bulan, dan xanthelasma berkurang ukurannya.

Jangan sepelekan perubahan kecil di wajahmu—itu bisa jadi bahasa tubuh yang mencoba memperingatkanmu. Kenali tanda, cek kesehatan secara rutin, dan ambil tindakan sebelum terlambat. Hidup sehat bukanlah pilihan instan, tapi investasi jangka panjang bagi masa depanmu.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan