Wali Kota Agung Bentuk Tim Pencari Fakta Ungkap Dugaan Bullying Pelajar di Pekanbaru

Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, terus mengikuti perkembangan kasus dugaan perundungan yang diduga menjadi penyebab meninggalnya seorang siswa kelas 6 SD, MAR. Ia menegaskan kesiapan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk memberikan pendampingan penuh kepada keluarga korban dan menuntaskan kasus ini secara transparan.

Agung menyampaikan komitmennya usai bertemu langsung dengan keluarga MAR pada 23 November lalu. Dalam pertemuan itu, ia mendengarkan secara langsung kesaksian dan keluhan dari orang tua serta kerabat korban terkait insiden yang menimpa anak mereka.

“Segera setelah menerima laporan, kami langsung mendatangi rumah duka dan berbincang dengan orang tua serta keluarga untuk memahami kejadian yang dialami,” ujar Agung pada Selasa (25/11/2025).

Pemkot Pekanbaru, melalui pernyataan Agung, menjamin keterlibatan aktif dalam proses penyelesaian kasus ini. Pendampingan tidak hanya diberikan kepada keluarga, tetapi juga melibatkan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan yang telah dipanggil untuk dimintai keterangan.

“Pemkot Pekanbaru berkomitmen penuh memberikan pendampingan. Sekolah dan Dinas Pendidikan sudah kita panggil guna mengungkap fakta di lapangan, termasuk pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) untuk menginvestigasi kejadian seutuhnya,” jelasnya.

TPF yang dibentuk nantinya akan menggali informasi secara mendalam terkait peristiwa yang terjadi di dalam lingkungan sekolah. Tujuannya agar penyebab kematian MAR dapat diungkap secara jelas dan akuntabel.

Kasus ini disebut Agung sebagai tragedi yang memilukan dan membutuhkan refleksi serius dari seluruh pihak terkait. Ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

“Kita semua berduka. Untuk itu, saya mengimbau orang tua agar lebih intens mengawasi anak-anak, serta guru untuk lebih peka terhadap dinamika di kelas. Kekerasan dalam bentuk apa pun harus dihilangkan dari lingkungan sekolah,” tegas Agung.

Dalam kunjungannya, Agung didampingi sang istri dan turut memberikan bantuan santunan kepada keluarga. Ia juga memerintahkan Dinas Pendidikan untuk melakukan pengawasan ketat serta evaluasi komprehensif terhadap sistem pengawasan di sekolah-sekolah.

MAR dilaporkan meninggal pada Minggu dini hari, 13 November 2025. Diduga, kematian ini dipicu oleh aksi perundungan yang terjadi di salah satu SD Negeri di Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru. Kuasa hukum keluarga, Suroto, menuntut agar kasus ini diusut tuntas, khususnya untuk mengungkap dugaan kekerasan yang dialami korban saat mengerjakan tugas kelompok di sekolah.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2024), sebanyak 37% sekolah di perkotaan pernah melaporkan kasus perundungan, dengan 12% di antaranya berdampak serius termasuk trauma psikologis dan gangguan fisik. Studi dari Universitas Gadjah Mada (2023) menunjukkan bahwa 68% kasus bullying tidak dilaporkan karena rasa takut dan minimnya sosialisasi mekanisme pelaporan.

Sebuah studi kasus dari Surabaya (2024) mencatat penurunan 40% insiden perundungan setelah penerapan program “Sekolah Aman dan Bebas Bullying” yang melibatkan pelatihan guru, forum diskusi siswa, dan sistem pengaduan daring. Pendekatan serupa bisa menjadi model pencegahan di Pekanbaru.

Insiden ini bukan sekadar duka, tetapi panggilan tegas bagi seluruh elemen pendidikan untuk bergerak. Lindungi setiap anak dengan sistem yang responsif, lingkungan yang aman, dan keberanian untuk bersuara. Jangan biarkan keheningan menjadi teman kekerasan. Bersama, kita ciptakan sekolah yang benar-benar menjadi ruang tumbuh kembang, bukan arena ketakutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page