Viral Penerima Bansos di Bogor Ternyata Punya Mobil dan Rumah Mewah, Status Bantuan Langsung Dicabut

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Rekaman video yang menampilkan narasi tentang keluarga penerima bantuan sosial (bansos) pemerintah di Ciomas, Kabupaten Bogor, yang ternyata memiliki mobil dan rumah mewah, kini tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bogor segera melakukan penelusuran terhadap kebenaran informasi yang beredar.

Hasil penelusuran menunjukkan fakta bahwa penerima bansos tersebut memang benar memiliki rumah dan kendaraan seperti yang ditampilkan dalam video viral. Atas temuan ini, Pemkab Bogor langsung mengambil tindakan tegas dengan mencabut stiker bertuliskan ‘keluarga miskin’ yang sebelumnya terpasang di rumah tersebut.

Camat Ciomas, Tirta Juwarta, membenarkan penarikan stiker tersebut. Ia menyampaikan bahwa penarikan dilakukan atas arahan langsung Kepala Dinas Sosial. Selain itu, pemilik rumah juga telah menyatakan secara sukarela untuk tidak lagi menerima bantuan sosial dari pemerintah.

Tirta menjelaskan bahwa pemilik rumah memang sebelumnya terdaftar sebagai penerima bansos dalam data pemerintah. Namun seiring dengan temuan baru, status penerima manfaat pun dicabut. Kini yang bersangkutan resmi dinyatakan bukan lagi bagian dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Artinya selama ini dia benar menerima bansos, tetapi sekarang sudah diputus. Saat ini yang bersangkutan tidak lagi termasuk dalam daftar penerima bantuan, dan stiker tersebut telah dicopot,” ujar Tirta.

Proses pendataan KPM, lanjutnya, dilakukan langsung oleh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang berada di bawah naungan Dinas Sosial dan Kementerian Sosial. Sistem pendataan ini menjadi dasar penetapan penerima bantuan, sehingga temuan seperti ini menjadi bahan evaluasi penting.

Dalam rekaman video yang beredar, terlihat seorang petugas perempuan sedang memasang stiker di kaca rumah warga. Stiker tersebut bertuliskan ‘keluarga miskin penerima bansos’ dengan latar belakang warna hijau. Di bagian garasi rumah, tampak sebuah mobil terparkir, sementara bangunan rumah sendiri terlihat kokoh dan cukup mewah, yang menimbulkan pertanyaan publik terkait kelayakan penerima bantuan.

Studi kasus di Ciomas ini menjadi sorotan penting dalam optimalisasi sistem verifikasi data penerima bantuan sosial. Di tahun 2023, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat masih terdapat 2,1 juta data ganda dan tidak akurat dalam basis data Program Sembako. Sementara itu, Kementerian Sosial mencatat sebanyak 15.000 KPM telah dicoret dari daftar penerima karena ketidaksesuaian data antara kondisi ekonomi dan realitas lapangan.

Transparansi dan akurasi data menjadi kunci utama dalam penyaluran bantuan sosial yang tepat sasaran. Evaluasi berkala, pemutakhiran data berbasis teknologi, serta partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi penyaluran bansos dapat mencegah terjadinya penyimpangan. Dengan sistem yang lebih akuntabel, bantuan pemerintah akan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, tanpa ruang bagi yang tidak berhak. Mari bersama wujudkan keadilan sosial yang nyata dan berkeadilan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan